Wednesday 25 February 2015

TAK SELAMANYA KAYA ITU ENAK DAN BERKAH

TAK SELAMANYA KAYA ITU ENAK DAN BERKAH

     Menjadi orang kaya itu enak dan selalu menarik untuk ditiru. Tetapi hati-hati, tidak selalu, orang kaya itu hidupnya berkah. Ketika kekayaan melimpah, godaannya juga ikut naik. Ketentramannya bisa terusik justeru karena kekayaannya. Terlebih bagi kalau kekayaan itu menyangkut harta warisan. Di dalam lingkungan masyarakat Jawa tertanam pandangan bahwa harta warisan itu halal namun panas. Kalau para ahli warisnya tidak kuat iman dan tidak hati-hati menerima warisan, yang muncul justeru malapetaka. muncul keretakan dan bahkan permusuhan antar keluarga.
     Dalam alur cerita film-film koboi di Barat, sering terjadi perkelahian berebut harta karun. Pada mulanya mereka bersahabat ketika menelusuri jejak harta karun. Tetapi begitu harta karun telah ditemukan biasanya antar mereka saling bunuh. masing-masing puhak ingin mengklaim dan menjadikan sebagi pemilik tunggal karena dorongan nafsu keserakahan. Perebutan harta karun itu sekarang mungkin menjelma jadi perebutan jabatan birokrasi dan parpol. Karena dorongan  sikap serakah, rakus dan mental keropos, banyak pejabat tinggi negara dan parpol lalu terjerat korupsi dan berurusan dengan penjara. Mental ini timbul akibat dimanjakan dengan kemewahan materi oleh orang tua serta proses pendidikan yang salah.
     Kebiasaan menyontek dan curang sewaktu ujian adalah awal dari pengenalan korupsi seorang anak yang bisa terbawa sampai tua. Mental untuk selalu menjari jalan pintas sekalipun melanggar aturan pasti akan memudahkan timbulnya konflik di manapun berada. Fenomena mental lembek dan malas ini sudah lama menjadi perhatian sebagian generasi muda di Amerika Serikat. Tidak seperti generasi pendahulunya yang terbiasa hidup dengan kerja keras dan serba prihatin, generasi muda Amerika sekarang terlahir dan tumbuh dengan fasilitas hidup yang mewah sehingga membuat daya juang mereka lemah.
     Oleh karenanya tidak mengherankan kalau diberbagai  sekolah perguruan tinggi ternama yang menjadi bintang kelas adalah warga pendatang, baik kulit hitam ataupun orang Asia khususnya Vietnam, Jepang atau China. Mengapa begitu ? Satu sebabnya berkaitan dengan psikologi orang miskin yang memiliki motivasi untuk berprestasi jauh lebih besar ketimbang mereka yang hidup serba berkecukupan dan selalu memeroleh proteksi dari orang tua mereka.
     Berdasarkan pengamatan sementara. Mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri atas dana beasiswa,  prestasi akademik serta moralnya lebih baik ketimbang mereka yang dibiayai orang tuanya sendiri. Mereka lebih tahan banting dalam menghadapi kesulitan hidup dibanding dengan mahasiswa yang datang dari keluarga kaya. Tentu ini bukan merupakan formula umum meskipun sulit dibantah kebenarannya. Problem rendahnya mitivasi untuk berprestasi ini juga melanda para pelajar mahasiswa di Tanah Air yang datang  dari keluarga pejabat tinggi dan tergolong kaya raya. Tidak segan-segan orangtua membeli nilai kenaikan kelas atau kelulusan dalam ujian dari guru atau panitia ujian.
     Sudah tentu jika krisis moral ini sudah diperkenalkan oleh orang tua sejak dari proses hulu kehidupan, maka sangat wajar jika krisis hilir yang muncul sulit dielakkan. Orang tua yang cinta pada keluarganya tentu tidak mau membawa harta dan uang haram ke rumah. Setiap orang mesti menginginkan anaknya berkembang lebih baik dan maju daripada dirinya. Tetapi harus diingat bahwa kebaikan dan kemajuan tidak selalu berupa melimpahnya materi dan kenyamanan hidup, tetapi hidup yang berkah yang membuahkan bayak amal saleh bagi diri dan orang banyak. Makanan dan harta haram yang dikonsumsianak-anak kita akan mengundang syaitan masuk ke aliran darah, sehingga mendorong mereka bertindak melawan kebenaran dan kebaikan.
     Oleh karena itu, untuk membangun masyarakat sejahtera yang terbebas dari korupsi, mulailah dengan mengkonsumsi rezeki yang baik dan halal sehingga kita akan mewariskan generasi penerus yang unggul dan saleh. Ingat pesan Nabi Muhammad SAW ; "Janganlah kamu buat orang tuamu menderita akibat perbuatanmu yang tidak terpuji semasa kamu tinggal didunia". Konsep hidup berkah ini sangat fundamental  bagi orang yang beriman. Bekerja yang berkah adalah mereka yang produktif dan bermanfaat dalam kerjanya, halal penghasilannya, dan ketika berakhir tidak mewariskan persoalan bagi diri, keluarga dan institusi tempat kerjanya. Kita pantas merenung. mengapa banyak pejabat pemerintah yang ketika berkuasa hidup mewah, namun berakhir penjara.
     Ada lagi yang hidupnya mewah namun dari hasil korupsi. Sungguh menyedihkan jika ada orang yang bangga dengnan kekayaannya, tak lagi punya rasa malu diberitakan sebagai koruptor. Hidup macam apa yang akan dibanggakan di hadapan keluarga, masyarakat dan Tuhan jika seseorang tak lagi malu mengambil hak yang bukan miliknya.
Bersama keluarga h amam masdi kids fun jgjBersama keluarga h amam masdi kids fun jgj

Monday 23 February 2015

PESILAT POLITIK

PESILAT POLITIK

       PENDEKAR tua dan berwibawa itu mengatakan, hidup di dunia persilatan laksana berjalan di dalam lorong gua yang panjang dan gelap. Kita harus selalu waspada karena serangan musuh bisa datang tiba-tiba dari depan ataupun belakang. Sepanjang apapun lorong gelap itu, di ujungnya kita akan bertemu cahaya. Namun kita tidak tahu, apakah cahaya itu berarti harapan atau ancaman. Begitulah kurang lebih prolog dalam sebuah film yang dirilis tahun lalu. Meski ide ceritanya tidak unik, pesan moral film ini cukup kuat.
      “Menguasai ilmu silat bagiku bukan untuk mencari kesempurnaan, tetapi untuk menolong orang-orang yang lemah. Apa gunanya kesempurnaan jika tidak bisa menolong sesama manusia?” kata dalam film tersebut. Dunia persilatan tampaknya mirip dunia politik, seperti ditunjukkan oleh kisruh KPK-Polri selama sebulan ini, dan gairah politik yang mulai menggeliat di kota ini menjelang pemilukada yang tak lama lagi. Bukankah dunia politik juga laksana lorong gua yang gelap, karena orang tidak tahu pasti, mana kawan, mana lawan? Bukankah seperti pendekar, politisi berpikir menang atau kalah, jatuh atau dijatuhkan? Silat dan politik memang sama-sama bertumpu pada kekuatan. Siapa yang paling kuat, maka dialah yang akan menang, sedangkan yang lemah akan kalah. Di ranah politik, pemenang juga berarti penguasa. Di masa klasik, ketika kekuatan fisik hampir identik dengan kekuasaan politik, seorang penguasa adalah juga petarung yang sakti mandraguna. Seorang raja bukan saja pintar, tetapi juga pendekar.
      Karena itu, baik pendekar maupun politisi, sama-sama berusaha mengumpulkan kekuatan sebanyak mungkin. Pendekar yang hebat bukan saja memiliki tubuh kuat, tetapi juga jurus-jurus sakti yang didapat dari guru yang mumpuni. Para pendekar rela mempertaruhkan nyawa untuk memperebutkan satu kitab yang mengajarkan jurus maut, atau senjata bertuah berupa pedang dan tongkat. Demikian pula dengan politisi. Ia berusaha sekuat tenaga untuk mengumpulkan kekuatan. Kekuatan itu bisa berupa uang atau dukungan suara. Ia melamar ke partai-partai, medekati pengusaha, ulama dan elite masyarakat lainnya. Ia juga bekerja sama dengan media guna mempengaruhi massa. Tidak hanya itu. Ada pula politisi yang datang ke dukun atau ulama, mencari kekuatan gaib untuk menghadapi lawan. Ketika pertarungan berlangsung, seluruh kekuatan dikerahkan, dari jurus biasa hingga jurus pamungkas. Ada yang bertarung dengan jujur sesuai aturan, ada pula yang culas dan licik. Ada yang hanya ingin melumpuhkan lawan, tetapi ada juga yang ingin menghabisi.
      Baik politisi maupun pendekar, ada yang masih menjaga nilai kemanusiaan dan keadilan, ada pula yang tega dan kejam tanpa ampun. Ketika pertarungan sudah berakhir, sikap pemenang dan pecundang juga beragam. Ada pemenang yang congkak dan sombong, dan ada pula yang rendah hati. Ada pecundang yang menerima kekalahan dengan lapang dada, ada pula yang penuh dendam kesumat, lalu membuat intrik di belakang. Ada pemenang yang dapat merangkul pecundang dan ada pula yang selamanya bermusuhan. Perbedaan mereka itu, terutama karena perbedaan pandangan hidup, yakni cita-cita yang ingin diraih melalui kekuatan yang dikumpulkan dan kekuasaan yang didapatkan.
     Sebagai pendekar, menginginkan kepandaiannya dalam ilmu silat berguna untuk menolong mereka yang lemah. Bukankah ini pula yang seharusnya menjadi cita-cita politisi, yakni menegakkan keadilan, membela yang lemah? Sayang, ketika kita menyaksikan perilaku kaum elite yang main akrobat di panggung politik, kita mungkin hanya dapat menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya.
      Kita terlalu sering membuktikan, bahwa cita-cita politik yang mulia itu justru jauh panggang dari api. Kepentingan pribadi dan golongan, seringkali dibungkus rapi dengan janji-janji manis dan pasal-pasal hukum yang membingungkan. Namun, bagaimanapun hebatnya film silat, tanpa penonton, film itu tidak ada artinya. Begitu pula, tanpa rakyat, kaum elite tidak bisa berbuat banyak. Karena itu, seperti kata dalam film, di ujung lorong panjang yang gelap itu akan ada cahaya. Artinya, kita tidak boleh kehilangan harapan!

GAPAILAH CITA-CITAMU SETINGGI LANGIT

GAPAILAH CITA-CITAMU SETINGGI LANGIT

     KETIKA  masih kecil kita sering ditanya guru, kelak nanti kalau sudah besar kamu mau jadi apa ? Kita pun menjawab spontan, ada yang ingin menjadi guru, tentara, dokter, insinyur, pilot dan lain sebagainya. Pendeknya  kita mempunyai imajinasi untuk menjadi orang sukses, memiliki pekerjaan dengan gaji besar, berpakaian mentereng dan rumah mewah. Imajinasi dan cita-cita tentang masa depan itu memang selalu tumbuh bersama kita bahkan sampai hari ini. Dengan bertambahnya usia dan pengalaman hidup, imajinasi sewaktu kecil tentu saja banyak berubah.
     Setelah memasuki dunia kerja, ternyata bekerja tidak cukup hanya mengandalkan skill  tanpa disertai hati dan semangat pengabdian. Bekerja tanpa hati akan terasa hambar dan membosankan. Idealnya dalam bekerja, seseorang melakukan aktualisasi diri sehingga ketika melihat hasil kerjanya seakan melihat potret dan karakter dirinya. Hidup, berkarya dan bermain lalu menyatu, menjadi satu paket, three in one. Bukankah hidup itu sendiri sebuah anugerah Tuhan yang harus dirayakan dengan kerja kreatif, produktif dan konstruktif ? Dengan semakin majunya teknologi modern, sangat memungkinkan menciptakan suasana kerja yang lebih nyaman, menyenangkan dan produktif.
     Lebih sekedar tempat bekerja, suasana kantor mestinya juga diubah agar merupakan suatu komunikasi yang mendatangkan rasa hangat, penuh aura kekerabatan dan pertemanan yang mendukung kompetisi untuk berprestasi dengan tetap memegang komitmen etika profesionalisme. Orang yang bekerja namun tidak memiliki kebanggaan dan kepuasan atas hasilnya disebut alienated person, yaitu pribadi yang tercerabut dan tersingkir dari yang ia lakukan. Lebih parah lagi kalau seseorang benci pada pekerjaannya, lalu berkembang pada lingkungan sosialnya, maka akan mengalami kepribadian yang pecah. Dan lebih jauh bisa disebut sakit mental. Bayangkan, betapa tersiksanya seseorang yang hidup menganggur, sementara ketika bekerja membenci pekerjaannya. Inilah yang dimaksud teralienasi dimana seseorang tidak lagi menjadi tuan bagi dirinya sendiri. Tidak nyaman dengan keadaannya.
     Dengan bekerja maka manusia menjadi dirinya dan menjaga martabatnya. Tuhan memberikan semua fasilitas yang terhampar dan tersimpan di bumi, dan manusia dianugerahi organ tubuh yang sangat canggih serta pikiran yang sangat hebat. Untuk apa semua itu jika tidak untuk berkarya, memakmurkan bumi dan berbagi kasih sayang serta kebajikan dengan sesamanya ?
     Demikianlah, Alquran selalu mengaitkan anjuran beriman dengan perintah amal saleh. Ciri orang yang beriman adalah mereka yang selalu berkarya di jalan yang benar dan baik, untuk tujuan kebenaran dan kebaikan. Tetapi bekerja sekedar benar dan baik belumlah cukup. Meski ditambah nilai keindahan. Banyak pekerjaan yang benar dan baik, tetapi belum tentu indah. Tanpa keindahan kehidupan akan terasa kering.
     Tanpa kerja produktif seseorang akan kehilangan harga dirinya. Jangan bayangkan seseorang akan merasa bahagia dengan mengandalkan warisan orang tua tanpa yang bersangkutan memilki keterampilan kerja. Jadi, berbahagialah mereka yang berasil mempertemukan ; bekerja, bermain, beramal saleh, bermasyarakat dan mensyukuri hidup. Aki mengada karena aku berkarya. Dan aku bangga menjadi karyawan Allah SWT.
Toempoe doeloe, tk pertiwi bersama alm kakakToempoe doeloe, tk pertiwi bersama alm kakak
Toempoe doeloe, tk pertiwi bersama alm kakak

WANITAKU

WANITAKU

Ketika kutengadahkan wajah ke langit yang membiru
saat itu pula alu sapa dirimu
dalam remang awan

aku lirik hembusan angin
yang sekilas menyampaikan pesan rindumu
kuhela nafas panjang

kututup mata bulatku
kurasakan belalian semu
yang dianggap di rambut panjangmu

sungguh ingin kubertatap muka denganmu wahai wanitaku
ingin sekali rasanya melempar

semua hasrat rinduku kewajah cantikmu
ingin rasanya berlari kecil
menghampiri ragamu yang hampir sempurna

ingin sekali aku mengadu semua gelisahku
inginku tumpahkan semua gelora yang menumpuk di hatiku
kumerindumu wahai wanitaku
Selamat menunaikan ibadah puasaSelamat menunaikan ibadah puasa

BERAGAM SECARA SANTUN

BERAGAM SECARA SANTUN

     ISLAM bermakna berserah diri kepada Allah dengan suka rela, dengan damai. Sikap berserah diri pada Tuhan dan kebenaran ajaran yang diyakininya mengamsumsikan adanya kebebasan atau kemerdekaan, bebas dari paksaan. Tak ada paksaan dalam memeluk agama. Dengan demikian, seseorang dikatakan muslim jika dalam memilih dan melaksanakan ajaran yang diyakininya dengan suka rela, bebas dari tekanan, ancaman dan paksaan. Bahwa pilihan beragama itu sangat dipengaruhi lingkungan, itu sudah pasti. Tetapi pada akhirnya keberagamaan seseorang mestilah hasil pilihan sadar dan meredeka.
     Karena keberislaman merupakan hak dan ilihan individu, maka Alquran mengingatkan pada Nabi Muhammad hanya sebagai Rasul yang bertugas menyampaikan ajaran Tuhan, tetapi tidak memiliki hak memaksa seseorang untuk beriman. Bagimu agamamu, bagiku agamaku, bunyi teks  Alquran. Tugas Rasul adalah menyampaikan amanat Tuhan dan memberikan ketauladan pribadi mulia, namun iman dan amal seseorang semuanya menjadi urusan Tuhan yang akan menilainya.
     Sedemikian tingginya Tuhan menghargai kemerdekaan manusia yang merupakan puncak kreasi_Nya, sehingga Tuhan membiarkan manusia tumbuh dan menentukan jalan hidupnya tanpa banyak intervensi sepanajng jatah umurnya. Manusia diberi umur dan kesempatan untuk memilih jalan hidupnya, namun diakhirat nanti Tuhan akan membuat perhitungan atas anugerah kemerdekaan yang telah diberikan.
     Bahkan untuk memilih jalan kematian pun Tuhan masih memberikan pilihan, jalan apakah yang akan diambilnya. Ini semua menunjukkan betapa manusia diberi anugerah kemerdekaan untuk mengisi dan memaknai jalan hidupnya berdasarkan pilihan bebasnya, yang kebebasan itu disertai anugerah nurani, nalar sehat dan bimbingan para Rasul_Nya. Mengingat kemerdekaan itu merupakan kekayaan tertinggi manusia, maka semua bentuk paksaan, penindasan, dan imperialisme mesti memperoleh perlawanan sengit sepanjang sejarah manusia. Segala bentuk paksaan berlawanan dengan disain Tuhan dan martabat manusia.
     Banyak orang rela mati demi membela kemerdekaan hidupnya, termasuk kemerdekaan menentukan keyakinan agamanya seperti yang dicontohkan Bilal, sahabat Nabi. Jika dicermati, ajaran Islam sangat tegas membela pelaksanan hukum untuk menegakkan tertib sosial dan menjaga keamanan serta hak individu, namun dalam hal keimanan dan hubungan langsung dengan Tuhan kewenangan dan campur tangan manusia sangat dibatasi. Contoh paling nyata adalah perintah puasa, asalat, dan haji, hampir-hampir semuanya bersifat individu. Pelaksanannya bisa saja tanpa sepengetahuan dan campur tangan manusia. Bahkan ketika seseorang secara formal menyatkan memeluk Islam dengan ikrar dua kalimat syadat, kita tidak tahu persis kualitas ikrarnya kecuali dirinya dan Tuhan.
     Sering tanya kepada kyai atau ustad yang mana sudah belasan kali membimbing seseorang mengikrarkan syahadat tanda memeluk Islam, baik orang asing maupun orang Indonesia. Tetapi kalau ditanya kesungguhan, kualitas, dan ketulusan niatnya untuk memeluk Islam, dijawab, "Tidak tahu".

B'OL (BER ONLINE)

B'OL (BER ONLINE)

     DI dunia modern seperti sekarang tentunya internet sudah menjadi hal biasa dan merupakan kebutuhan masyarakat berbagai golongan. Ya, berinternet kini telah menjadi gaya hidup baru di kalangan masyarakat. Kini, tak hanya mereka yang dari kelas atas saja yang mampu menikmati kemudahan berkomonikasi dan berinteraksi di dunia maya. Dengan tersedianya layanan warung internet atau yang lebih akrab disingkat warnet, berakses internet menjadi semakin mudah.
     Internet masuk Indonesia tahun 90-an, hingga dua dasawarsa perkembangan internet begitu pesat dengan pemakaian jutaan orang setiap hari. Mulai anak kecil hingga manula, mulai hiburan sampai bisnis semuanya sekarang dilakukan secara online. Banyak layanan yang tersedia dari sambungan ini, email, brosing, chatting, games online, belanja online, membaca situs berita online, menggarap blog pribadi, serta mengunduh atau mengunggah musik dan video. Selain itu layanan jejaringan social seperti friendster, facebook, twitter, plurk dan masih banyak lagi.
     Kemudahan yang ditawarkan internet memang sanggup menciptakan gaya hidup baru pada masyarakat. Manusia selalu suka dengan jawaban instan dan cepat. Google, adalah salah satu guru besar Internet yang mampu menjawab semua pertanyaan manusia dengan sekali klik button. Apalagi dengan kehadiran facebook di tengah-tengah perkembangan media online. Peningkatan pengguna internet di Indonesia semakin menjadi-jadi. Fungsi handphone yang sebelumnya unruk sms dan telepon kini ber-evalusi menjadi gadget facebook. Dimana kebutuhan update status facebook menjadi sebuah rutinitas harian..
      Kalau dulu istilah buku adalah jendela dunia, sekarang Internet adalah jendela dunia yang lebih cepat, karena sehala hal bisa dilakukan hanya dengan mengklik mouse. Internet merupakan salah satu bagian dari kemajuan teknologi dunia dan merupakan bukti nyata peradaban manusia yang semakin modern. Kemajuan teknologi tidak terlepas dari peranan internet sebagai media informasi bagi manusia di seluruh dunia.
     "Awalnya saya mengenal internet saat kuliah. Ketika itu lebih banyak diperlukan untuk mencari bahan kuliah dan tugas-tugas, itu pun terbatas karena waktu itu warnet belum ada jadi numpang punya teman. Sekarang diperlukan untuk mencari informasi seputar dunia bisnis, berkirim proposal melalui email dan lainnya. Dengan pentingnya internet untuk kebutuhan hidup milyaran manusia di dunia. Jadi tidaklah salah jika dikatakan internet merupakan sebuah gaya hidup yang mustahil untuk dihilangkan. Karena manusia telah 'bernafas' dengan intewrnet.
     "Dalam sehari, satu atau du jam saya gunakan untuk browsing internet. Biasanya itu dilakukan sore atau malam hari. Selain mengakses PC, juga menggunakan modem portable di laptop. Dalam kehidupan sehari-hari, internet memang telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dunia. Fungsi dan manfaat Internet ini pun dapat kita rasakan dalam berbagai bidang kehidupan. Hampir semua bidang kehidupan telah dimasuki teknologi Internet yang sangat memudahkan bagi para penggunanya dalam mencari berbagai informasi yang dibutuhkan.
     "Informasi yang didapatpun sangatlah banyak dan sangat mudah dicari. Hanya dengan sebuah komputer yang terkoneksi Internet, kita dapat menjelejah dunia hanya dengan melihat pada sebuah layar monitor. Ribuan bahkan jutaan informasi digital berharga dapat kita dapatkan dengan mudah melalui Internet.

KENAPA LAHIR DI INDONESIA

KENAPA LAHIR DI INDONESIA

     Menyikapi kehidupan sekarang, kita tidak habis pikir, mengapa negeri dan negara kita yang subur makmur ini terpuruk ? Seharusnya rakyatnya makmur, kedalam kanca yang mengerikan. Negera kita ternyata terlilit utang mengerikan. Menurut keterangan, utang pemerintah mencapai US$. 183,3 miliar, bila dirupiahkan dengan kurs RP 9000/US dollar muncul angka Rp 1.667,70 triliun, jika dibagi jumlah penduduk Indonesia 237,556 juta jiwa (sensus 2010) maka setiap penduduk Indonesia memikul  utang negara sebesar Rp 7 juta.
     Akar rumput bertanya, apakah pemerintah yang dibentukdengan biaya mahal, pandainya hanya berutang. Kita tidak kekurangan manusia pintar, profesor, doktor dan insinyur dimana-mana. Kita tidak kekurangan sumber daya alam. Apa yang kurang ? Jawabanya, yang kurang adalah berkah Illahi. Manusia Indonesia banyak yang menjadi beringas, dimana-mana resah, rusuh, onar, bantai, paksakan kehendak pribadi tanpa menenggang kepentingan orang lain, baik halus maupun kasar, rebutan kekuasaan, jatuh-menjatuhkan. Banyak orang merebut kedudukan hanya sebagai jalan untuk meraup hasil negeri ini.
     Ibu Rachmi Hatta pernah berkata :"Dulu orang banyak berpikir apa yang bisa diberikan kepada republik, barangkali kini banyak orang berpikir, apa yang bisa dikutil dari republik ini". berkahpun menjadi hilang. Bila manusia menjauhi aturan Illahi, berkahpun sulit dicari. Hidup seharusnya bersatu sebangsa setanah air, bertolong-tolongan, saling menghargai; bersama-sama pula memelihara kemerdekaan yang telah berdiri dan didirikan dengan berkah rahmat Allah Yang Maha Kuasa.
     Kata kunci peraih berkah adalah "iman dan takwa". Allah SWT berfirman ; "jika kalau sekitarnya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatanya (QS Al-Araf 96)
ada di wates yogyakartaada di wates yogyakarta

MANIPULASI KEMISKINAN

MANIPULASI KEMISKINAN

     "BERSEDEKAH dibulan ramadan akan mendapatkan ganjaran ganda dari Tuhan. Nabi juga bersabda, tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah. Orang yang memberi, lebih mulia daripada orang yang menerima." Namun ajran ini rupanya dimanfaatkan orang-orang tertentu untuk meraup keuntungan pribadi. Entah dari mana datangnya, setiap bulan Ramadan jumlah pengemis biasanya meningkat, terutama kala mendekati lebaran. Mereka terdiri ibu-ibu dan anak-anak, atau pria tua yang tampak lemah. Adapula pria yang masih muda, tapi (seolah) cacat.
     Pemerintah sudah berusaha menertibkan para pengemis itu, terutama mereka yang beroperasi di lampu merah. Tetapi setelah ditangkap Satpol PP dan ditahan sebentar, mereka dipulangkan. Beberapa hari kemudian, mereka beroperasi lagi. Di bulan puasa, mereka beroperasi dari rumah ke rumah, sehingga jarang terawasi Satpol PP. Selain di kota, ada pula pengemis di sekitar makam keramat. Minggu lalu, mahasiswi Fakultas Ushuluddin, Nurwan hidayat, berhasil mempertahankan skripsinya tentang para pengemis di lokasi makam Syekh Arsyad al-Banjari, Kelampayan, Ia menggali latar belakang sosial dan kegiatan para pengemis di sepanjang jalan menuju makam.
    Nurwan mencatat, para pengemis yang beroperasi di lokasi itu sekitar 50 orang, terdiri atas anak-anak dan orang dewasa. Anak-anak itukebanyakan orang kampung setempat. Mereka mengemis atas perintah orang tua. Ada pun pengemis dewasa, Kebanyakan berasal dari luar. Ada yang benar-benar melarat, tapi ada juga yang memiliki tanah pertanian.Aktivitas para pengemis itu laksana teater jalanan. Mereka pandai berakting, memakai pakaian lusuh, menggendong anak dan menadah tangan memancing iba. Ada pula yang pura-pura cacat. Penghasilan per orang per hari rata-rata Rp 20-30 ribu. Kalau lagi ramai, bisa juga mencapai lebih dari Rp 100 ribu. Jumlah yang tidak fantastis, tetapi lumayan.
     Diantar sesama pengemis, ada persaingan sekaligus kerja sama. Mereka bersaing mendapat sedekah dari tamu-tamu yang datang. Namun mereka juga membangun kerja sama, yakni membentuk arisan. Ada arisan yang dicabut tiap hari, ada pula yang per minggu. Jumlah yang didapat berkisar dari ratusan ribu hingga 3 juta rupiah. Di kalapayan tidak ada bos yang memimpin semua pengemis. Mereka bekerja sendiri-sendiri. Ini berbeda dengan para pengemis di perkotaan yang konon dipimpin oleh seorang atau beberapa preman. Selain itu, di kota ada juga pengemis yang berkelompok. Setelah beroperasi, mereka makan bersama dan membagi rata hasil yang didapat.
     Gejala pengemis pada dasarnya adalah gejala kemiskinan. Ketika kebutuhan pokok tak terpenuhi, dan lapangan kerja tak ada, orang akan terdorong mencari jalan pintas, salah satunya mengemis. ketika kerja mengemis itu ternyata mendatangkan hasil yang cukup besar dari bekerja, orang akhirnya menekuni profesi itu. Ironisnya, di bulan Ramadan ini, sebagian orang kaya dan miskin, sama-sama memanipulasi kemiskinan untuk kepentingan jangka pendek. Sebagian orang miskin terjun mengemis, sedang sebagian orang kaya pamer membagi zakat / sedekah. Tapi hasil akhirnya tetap sama ; yang miskin tetap miskin, dan yang kaya tetap kaya ! Padahal, selama kemiskinan dan kesenjangan sosial itu nyata adanya, selama itu pula pengemis akan tetap ada.
alatnya dlm masa perbaikan kok dipaksa di pakai, katanya porprop tgl 28 kok sdh mulai, jadwal kacau, asal fulus sesuai aja .alatnya dlm masa perbaikan kok dipaksa di pakai, katanya porprop tgl 28 kok sdh mulai, jadwal kacau, asal fulus sesuai aja .

ORKESTRA PADANG GALAK 2

ORKESTRA PADANG GALAK 2

Siapa yang mengundang bayangan awan itu
jatuh kepelukan karang-karang dibibir pantai ini ?
kalian dengar suara parau nahkoda kapal
di tengah laut sana ?
nada getarnya merontokkan sayap-sayap camar
yang tersesat pulang mencari sarangnya

Beginilah hidup dengan alur yang bercabang
akarnya akan membelit dan mencekik jantungmu
bahkan akan meremas tulang-tulang iga mu
 sampai rontok menjadi debu halus
akan ditiup angin pupus dalam kabut janji hati entah keman ?

Kini biarkan jejak kita menari-nari
atau mencakari kenangan sepanjang pantai ini
telah bias rindu itu langit yang kalas
oleh dosa-dosa hitam berbingkai wajah iblis
o, ternyata roh kita melesat naik ke surga
betapa fana cinta yang kini tersisa di antara kita

HAI CANTIK

HAI CANTIK

Begitu cantiknya dirimu
begitu menawannya dirimu
begitu menggoda dirimu
begitu terbayang selalu dirimu

Kau menggoda di ujung mataku
kau tak menghapus kejenuhan di diriku
kau tak kan lepas dari sorotanku
kau telah menenggelamkan diriku

Bagaikan bidadari dari kayangan
apabila begitu apa adanya
saya akan mendapat keuntungan lebih
tentunya selain dirimu juga tuntutan ku

Walaupun kau bukan bidadari pun
saya tetap pada tertuju dirimu
hanya dirimu
dan dirimu

Tidak akan pernah saya lepas
walaupun peluru diarahkan diriku
dan tentunya akan saya libas penghalangku
apapun terjadi saya langkahi

Terhentak tidurku
ingatan ini tetap melekat sampai beberapa hari ini
akan saya cari dan cari
sekali lagi cari dan cari

Hai cantikkkkkk.................


OH INDONESIAKU

OH INDONESIAKU

     DALAM Bukunya The Elephant and The Dragon edisi 2008 Robyn Meredith mengupas keberhasilan dua raksasa Asia, Cina dan India yang kini menjadi negara superhebat. Tiba-tiba saja banyak orang Barat kehilangan pekerjaan. Perkembangan India dan Cina begitu pesatnya hingga membuat ekonomi Amerika Serikat, Eropa dan Jepang seakan diam saja. Itu sekilas keadaan Cina dan India yang kini mengambil peran besar dalam perekaonomian dunia. Yang dekat dari kita Malaysia, tak terlalu cepat tapi melaju pasti. Dalam satu dekade ekonomi negara jiran itu meroket.
     Banyak orang Indonesia bekerja di sana, mulai para ahli yang tidak dipakai di dalam negeri sampai TKW (tenaga kerja wanita) yang rata-rata jadi pembantu rumah tangga dan buruh kasar yang di dalam negeri tidak kebagian kue. Yang menyedihkan ada sekitar 3.000 doktor (lulusan S3) dari INdonesia yang kini bekerja di malaysia. Itu belum termasuk tenaga ahli berbagai bidang yang di dalam negeri tak punya tempat, seperti ahli-ahli eks PY Dirgantara Indonesia.
     Cina, India dan Malaysia dulu negara miskin, begitu pula Thailand yang kini bangkit dari tidur. Singapura tak memiliki sumber daya alam, tapi dia bisa mengekspor minyak ke Indonesia. Sementara itu Indonesia memiliki segalanya, wilayah yang luas, sumber daya manusia cukup besar dengan kualitas yang bisa dibanggakan, sumber daya alam melimpah, perkebunan, pertanian, lautan, objek wisata dll tak terbilang jumlahnya. Tapi kita tetap di belakang. Selama 13 tahun reformasi tak menghasilkan kemajuan yang signifikan bahkan tercecer dari negara tetangga.
     Setidaknya ada tiga pilar menonjol yang menjadi kunci keberhasilan mereka, yakni penegakan hukum yang tegas, moral yang teruji dan kepemimpinan yang kuat. Di negara mana pun ketiga faktor itu sangat dominan untuk kemajuan sebuah bangsa. Negara yang tidak memiliki ketiganya bisa dibayangkan mau sampai dimana eksistensi mereka sebagai bangsa. Mungkin bisa menjadi bangsa bar-bar seperti di Somalia yang tidak memilki pemerintahan, yang berkuasa hanya orang-orang kuat. Rakyatnya banyak jadi perompak.
      Apakah Indonesia memiliki ketiganya ? Bukan hanya tiga faktor tapi lebih dari itu Indonesia punya. Indonesia katanya bangsa yang memiliki Pancasila, punya filsafat 'berat sama dipikul ringan sama dijinjing',pekerja keras, taat beragama dan banyak lagi. Tapi kepentingan telah menjadikan kita khususnya para pemimpin lupa bahwa mereka punya tanggung jawab yang besar terhadap kemajuan bangsa.
Bila rukun kaya ini mungkin negara ini sudah makmur dari dulu-dulu kaliBila rukun kaya ini mungkin negara ini sudah makmur dari dulu-dulu kali

DUIT

DUIT

Duit-duit kesini dong aku mau duit
kekasih bagi diut dong
emak dan bapak perlu duit
tetangga perlu duit
keadaan emang sedang sulit

bagi duit-bagi duit
duit yang namanya diut
semua suka duit
dicari-cari setiap hari
di tunggu setiap minggu
dinantikan setiap bulan

duit saya perlu duit
semua butuh duit
duit adanya duit
urusan lancar tidak lagi pernah sulit
duit dompet berduit

so pasti cantik melirik
dimana-mana orang mencari duit
bersyukur yang lagi banyak duit
jangan lupa sumbangkan dong...

duit-duit-duit....................
do pelit-do pelit..............

Friday 20 February 2015

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1432 H

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1432 H

Selamat hari raya Idul Fitri 1432 H.
Mohon maaf lahir bathin
semoga semua amalan kita diterma oleh Allah SWT yang maha kuasa
dan kita senantiasa diberi karuniaNya yang terbaik.....Amin

HARI KEMENANGAN

HARI KEMENANGAN

     HARI Raya Idul fitri besok tiba. Dulu para Sahabat Nabi menangis setiap kali Ramadan memasuki detik-detik terakhir. Mereka merasakan seakan-akan tamu agung yang telah memberikan banyak kebaikan dan keberkahan akan segera pergi. Mereka khawatir tidak bisa bertemu lagi dengan Ramadaan berikutnya. Sikap yang ditunjukkan para sahabat Nabi SAW dan kita sekarang ini jauh beda. Kita justru berbahagia karena Ramadaan segera berakhir dan kita merasa sesuatu yang mengekang kebebasan kita segera pergi.
     Kita menyambut Idul Fitri seperti kita baru mengusir musuh yang telah membelenggu. Pesta pora biasanya kita lakukan, menyiapkan makanan paling enak, rumah dihias sedemikian rupa, pakaian baru, bila perlu kendaraan juga baru. Bahkan, demi menyambut kebahagian Idulfitri, biasanya kita sudah menyiapkannya pada saat Ramadaan memasuki masa-masa keemasannya, yaitu sepuluh hari terakhir. Padahal pada saat itu Rasulullah SAW memerintahkan kita semakin meningkatkan amal ibadah.
     Kita malah menibukkan diri dengan urusan dunia dan melupakan fadhilah akhir Ramadan. Biasanya mulai pertengahan Ramadan masjid dan surau yang pada awal Ramadan jamaahnya penuh sesak baik pada salat isya, tarawih maupun salat subuh, memasuki hari-hari terakhir Ramadan, keramaian berpindah ke mal-mal dan tempat perbelanjaan lain. Fenomena ini menandakan masih banyak di antara kita yang belum memaknai Ramadan dengan keyakinan sepenuh hati.
     Fadhilah Ramadan yang sudah didengung-dengungkan para dai sepertinya dianggap sebagai kebiasaan rutin belaka. Masih banyak di antara kita yang tak acuh pada fadhilah (keutamaan) Ramadan, seperti sabda Rasul bahwa Ibadah sunnah di Ramadan dinilai seperti ibadah wajib dan ibadah wajib pahalanya dilipatgandakan sampai 70 kali, apalagi di akhir-akhir Ramadan Allah menjadikan satu malamnya sebagai malam lailatul qadar.
     Siapa yang mendapatkannya dan beribadah pada malam itu maka nilainya lebih baik daripada ibadah selama seribu bulan. Tampaknya masih banyak di antara kita yang masih kurang termotivasi sabda Rasul tersebut, sehingga masih lebih senang mengejar kesenangan dunia. Sebenarnya bukan hal salah jika kita merayakan Idul Fitri sebagai hari kemenangan tetapi dalam artian kemenangan kita setelah selama sebulan melakukan puasa.
     Kita patut berbahagia pada Idulfitri karena jika puasa kita diterima oleh Allah SWT, maka kita ibarat bayi yang baru lahir dari rahim ibu, tidak memiliki dosa sedikit pun (kayau min waladathu ummuhu). Kebahagian kita tentu saja harus dimanefestasikan dalam bentuk-bentuk yang  sudah diajarkan oleh syariat, yaitu bersilaturahmi dan bersedekah untuk membahagiakan orang lain. Di hari yang fitri kita boleh-boleh saja mengekspresikan kebahagian kita bersama keluarga, tetangga dan relasi asal dilakukan dalam batas-batas kewajaran.

Bersama alm ibu siti kholifahBersama alm ibu siti kholifah

TUHAN TAK PERNAH JAUH SEBAGAI KEKASIH

TUHAN TAK PERNAH JAUH SEBAGAI KEKASIH

Waktu terus bergulir henti
Dan terus berusaha menepis ruang dan kesunyian
Membiasakan rona-rona hati
Bahagia dalam separuh hati yang telah hilang

Di penghujung Ramadan ini
Aku masih terkulai lemah tak berdaya
Akulah wajah berdosa mengharap iba dari-Nya

Akulah nyala beribua kenangan kelam
Mengharap setetes air pelepas dahaga hati ini
Membasahi telaga-telaga,
relung-relung jiwa yang telah mati

Hari ini, kutasbihkan nama-Mu
senada mohon ampun dalam badai air mata
mengganggang rasa cinta di rentang sajadah
hingga batas sepi kudaki dengan doa
karena kuyakin Tuhan tak pernah jauh sebagai kekasih,
walau kadang teman kita jauh
ada di wates yogyakartaada di wates yogyakarta

AKU .....? ...BUKAN AKU

AKU .....? ...BUKAN AKU

Ini sajakku
siul sajakku, sajakku, sajakku
sejak sajak terinjak,
bodoh, bodoh kau mengumpat
sajak dungu
satu sajak berbagai kebodohan
susun kata sulit
sulit susun kata
kata sajak ; bodohilah kebodohan
siapa yang benar, hah ?
ternyata benar, aku bukan mortir kata yang baik
sudahlah.

RAYUAN GOMBAL KU

RAYUAN GOMBAL KU

Dingin yang terhampar di waktu subuh
menjelma di bulu dedaun bambu
beningnya menitis di mata kamu
karenannya,
     saya menganggumi
     mata embun itu

embun yang menitik di matamu
terasa asin dan asing
ia umpama laut
dan saya tenggelam
     sebab lidah ombaknya
          melempar ludah ke muka
     bila mau bertaut, menyurut

dengan cara yang sama saya memahami;
di lengkung petang, burung-burung parkit
menghambur ke lenggang padang
melincur licin di pinggang bebukit

begitu juga senyumu; lapang
namun terang, mengigit pahit

sebab itulah
saya menjatuhkan diri

dan berusaha sungguh
bangkit sendiri
Ngopi dulu kang.... Dilanjut....Ngopi dulu kang.... Dilanjut....

1 SYAWAL KEMBAR

1 SYAWAL KEMBAR

      UNTUK kesekian kalinya, penetapan 1 Syawal di Indonesia berbeda lagi. Konsukwemsinya, masyarakat menyelengarakan salat Idulfitri juga berbeda. Walau pemerintah menetapkan 1 Syawal pada Rabu 31 Agustus namun tidak sedikit yang sudah menyelenggarakan salat Ied pada Selasa 30 Agustus. Bagi muslimin Indonesia, perbedaan penetapan Idulfitri berbeda  hari atau'Idulfitri Kembar' ini adalah hal biasa. Sebab terjadi berulang kali sehingga tidak menjadi permasalahan.
     Keputusan pemerintah Indonesia menetapkan Idulfitri 1 Syawal 1432 Hijriah tahun ini memang berbeda dengan sejumlah negara muslim lain. Namun Indonesia bukan satu-satunya negara yang secara  resmi menetapkan 1 Syawal 31 Agustus 2011. Data dari Proyek Observasi Hilal Islam (Islamic Crescen's Observation Project/COP) yang berpusat di yordania menyebutkan, negara yang menetapkan 1 Syawal 1432 Hijriah pada 31 Agustus 2011 adalah Indonesia, Oman, Libya, dan Afrika Selatan. Sedangkan yang menetapkan 1 Syawal pada selasa 30 Agustus 2011, diantaranya adalah Aljazair, Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Palestina, Qatar, Arab Saudi, Sudan, Suriah, Tunisia, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Yaman, Nigeria, dan Malaysia.
     Pemerintah Indonesia menetapkan 1 Syawal selalu setelah menyelenggarakan sidang isbat yang diikuti bukan hanya Menteri Agama tetapi juga utusan Majelis Ulama Indonesia serta organisasi keagamaan. Dalam sidang yang selalu berjalan penuh dengan argumentasi itu memang tidak selalu menghasilkan penetapan 1 Syawal yang diamini oleh seluruh peserta sidang. Ada kalanya suara itu bulat tetapi kerab pula tidak sehingga menghasilkan 'iIdulfitri Kembar'. Perbedaan 1 Syawal ini yang kerab berbeda ini dilandasi perbedaan perhitungan derajat hilal (bulan yang berusia satu hari). Organisasi Muhammadiyah, misalnya, berpegang pada wujud hilal. Artinya tidak mempersoalkan berapa derajad hilal berlihat yang penting adalah hilal .muncul pada petang penghujung Ramadan itu. Sedang organisasi NU menganggap hilal baru sah bila terlihat minimal dua derajad di atas ufuk.
     Kini'Idulfitri kembar' tahun ini sudah kita lalui dengan penuh saling menghormati. Kita patut mengucapkan Alhamdulillah karena berkat ditempa pengalaman berbeda dalam penetapan 1 Syawal, sehingga muslimin Indonesia bijaksana dalam bersikap. Dalam sebuah riwayat, perbedaan penentuan awal bulan hijriah, termasuk 1 Syawal, sudah berlangsung sejak zaman Mu'awiyah sekitar abad ke-7. Saat itu Syam (Suriah) lebih dulu satu hari memasuki Ramadan dibandingkan Madinah. Kembali membutirisikap toleransi muslimin Indonesia dalam menghadapi 'Idulfitri kembar' ini, menunjukkan kesadaran mereka akan makna ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.
     Islam, bukan hanya memberikan rahmat bagi sesama muslimin tetapi juga untuk alam semesta. Islam tidak mengajarkan permusuhan ketika berada dalam titik sudut pandang yang berbeda. Tentu pula, ini berkat peranan para tokoh ulama yang mampu memberikan pemahaman rahmatan lil alamin kepada kaum muslimin. Sehingga sejak dulu hingga tahun ini, tidak pernah mempermasalhkan 'Idulfitri Kembar' tersebut, dan selalu melanjutkannya silaturahmi. Semoga, ketika tiba penetapan 1 Syawal kembar berikutnya, muslimin Indonesia semakin sadar bahwa Islam itu menebarkan rahmat Allah SWT, Amin.

SUNGKEM SAYA

SUNGKEM SAYA

      LEBARAN telah tiba.Dulu, menjelang Idulfitri remaja rame-rame berburu kartu Lebaran lucu, unik dan kata-katanya menarik. Sekarang nggak lagi deh, tknologi dengan segala kepraktisannya menggantikan segalanya. Malahan kini, tak lagi berbentuk SMS konvewnsional, Banyak yang punya BlackBerry (BB). Pakai BlackBerry Mesenger (BBM), remaja beradu kreatif membuat ucapan Lebaran menggunakan teks dan grafis sederhana. Ada juga saluran untuk bermaaf-maafan di hari nanfitri ini lewat facebook atau twitter. Pokoknya, teknologi sudah menjadi bagian bahkan dunianya remaja.
     'Kalau nggak bisa berjabat tangan langsung, tinggal ketik kata-katanya lalu kirim saja SMS ke teman-teman. Lebih praktiskan. Dengan mengirim ucapan selamat Lebaran melalui teknologi komunitas tersebut tali silaturahmi dengan keluarga maupun teman-teman tetap terjaga. nggak cuma lewat SMS, juga menggunakan media lain BBM, dan juga Twitter. Kalau lewat BBM bisa lebih leluasa berkreasi. selain teks ditambahin grafis yang unik. Jadi lebih asyik menyampaikan ucapan Lebaran. Selain itu mengirim ucapan selamat Lebaran melalui SMS, BBM, facebook, Twitter jauh lebih cepat dan simle dibandingkan kartu Lebaran. Hanya hitungan detik ucapan yang kita kirim sudah nyampae dimanapun kawan atau saudara kita berada. tak lama sudah dibalasi.
     Ucapan selamat Lebaran melalui SMS, BBM, facebook, Twitter dan sebagainya tak jarang kita jumpai dengan beragam gaya. Jarang kita menggunakan bahasa formal. Yang ada plesetan, pantun dan lain-lain. 'Kalau untuk keluarga atau orang yang lebih tua, biasanya saya kirimi pakai bahasa formal. Tapi kalau teman, pakai kalimat yang unik-unik deh. Bisa pantun, plesetan, bahasa Inggris juga, atau bahasa gaul. dengan mengirimi ucapan plesetan pantun dan lain sebagainya kepada teman-temannya sekalian hiburan tanpa menghilangkan makna bermaaf-maafan. Tak heran jauh-jauh hari merangkai kata-kata  yang unik dan menarik. Memang tidak sedikit yang malas hingga memilih copy paste (copas) alias menjiplak
      Memilih mengucapkan selamat lebaran dengan cara BBM, SMS dan lain sebagainya, karena tidak mungkindirinya bersilaturahmi kepada semua teman maupun keluarganya. Denganadanya beragam fasilitas yang ada tersebut menjadi terbantu untuk menjalin silaturahmi dengan sahabat, teman, maupun keluarganya. Memang yang afdol itu bertemu langsung. SMS, BBM, facebook, atau twitter hanya fasilitasi kalau memang tidak memungkinkan untuk  berjabat tangan secara langsung.

Bersama keluarga h amam masdi kids fun jgjBersama keluarga h amam masdi kids fun jgj

BEGINIKAH DESA SA

BEGINIKAH DESA SAYA

     DESA kita sudah lama tidak seperti desa yang kita bayangkan dalam lagu desaku yang penuh ilusi mengenai ketenangan, kesentosaan, keluguan, kejujuran, pendeknya segala hal serba indah. Kalau peneliti seperti Geertz datang lagi ke desa di Jawa, mungkin dia tercengang, bingung, atau jangan-jangan malah biasa saja. Tidak kaget. Sudah bisa diduga, beginilah desa sebagai produk mutakhir kebudayaan zaman ini.
     Setiap hari kita dibanjiri berita mengenai korupsi. Pada tayangan televisi koruptor kakap bukan terpidana yang hina. Mereka tampil penuh percaya diri, terlihat makmur, tertawa-tawa, dirayakan seperti televisi merayakan apa yang kereka istilahkan sebagai "selebritis". Kasus korupsi umunya menguap, tak terungkap apalagi tuntas karena kaitan dengan sistem yang memungkinkan atau bahkan memastikan itu semua terjadi, yakni politik uang.
     Seorang kandidat doktor di Jawa Tengah yang melakukan penelitian di sejumlah desa mengatakan, dari segi politik kini sulit diduga aliran apa yang paling kuat. Apa pun alirannya-dia bicara dalam konteks politik aliran-siapa pun yang menyuruh tak akan jalan kalau tak ada uang. Semakin hari uang yang dibutuhkan semakin banyak. Rakyat makin pintar ; tidak cukup disogok dengan truk dan nasi bungkus.
     Bisa pula di balik. Uang juga belum tentu benar-benar menggerakkan calon pemilih di tengah pragmatisme politik berupa antara lain proses tawar-menawar, terjadi proses saling memanipulasi. Terbiasa dengan proses seperti itu, pada rakyat di mana saja termasuk di desa-desa diam-diam terbentuk lapisan-lapisan yang sulit ditembus. Silahkan Anda buktikan kalau Anda tertarik menjadi peneliti aspirasi pedesaan.
     Rakyat Indonesia mengalami loncatan luar biasa dalam teknologi. Tanpa mengalami jatuh-bangun riwayat produksi, tiba-tiba mereka masuk ke era konsumsi. Sebelum edukasi menyelesaikan problem literasi atau melek huruf di desa-desa, tiba-tiba masuk serbuan media elektronik.
     Kalau dari segi politik rakyat dijadikan obyek politik pencitraan, dari segi hiburan rakyat miskin dijadikan obyek untuk mengharu-biru perasaan orang. Mereka ditampilkan dalam segenap kemeranaan nasibnya, kemudian ada pihak yang mengespresikan keharuan (umunya orang kota, cantik, ganteng), mengulurkan tangan. Pertolongan diberikan. Ini bagus sebagai komoditas hiburan. Tak diperlukan "pembebasan" dan "pencerahan". Istilah itu terlalu kekiri-kirian. Kami masih trauma.
     Desa kita terbelah, Keluguan, kenaifan sebagai akibat rendahnya pendidikan, membuat sebagai dari mereka juga menjadi korban manipulasi ideologi-ideologi radikal. Lalu kita tercengang-cengang dan kalang kabut karena di sejumlah daerah tak ada lagi hormat bendera. Orang termangu-mangu, aparat bersenjata lengkap mengobrak-abrik rumah sederhana karena curiga menjadi persembunyian teroris.
     Kita kebakaran jenggot, pengadu praktik kecurangan pada ujian di sekolah dengan istilah "nyontek massal", diusir dari kampungnya. Di mana penghormatan atas kejujuran, kita bertanya.
     Kalau Anda seperti saya percaya bahwa segala hal terdiri atas segala wadag dan roh-tak terkecuali sebuah bangsa-maka memang banyak yang perlu dibereskan. Sejarah adalah aliran memori untuk menuju samudra, sesuatu yang besar, yang hakiki. Belajar dari situ. Tak cukup semua hal dinalar dan diselesaikan secara pragmatik.
Sebelum minum dawet ayu foto dulu ama patungnyaSebelum minum dawet ayu foto dulu ama patungnya
Sebelum minum dawet ayu foto dulu ama patungnya

INDONESIA LAGI PUSING

INDONESIA LAGI PUSING

     BAYANGKAN, hukum yang menjadi sentral dari ketertiban sudah amburadul tak karuan, Korupsi triliunan dibiarkan, pengurus parpol melakukan korupsi, penegakan hukum malah memegang rekor, kasus mafia pajak mandek pengusutannya dll. Presiden selalu bilang kita hormati hukum, tapi banyak mafia hukum bergentayangan. Kalau bicara soal hukum kaitanya juga dengan moral. Elit-elit kita lupa bahwa mereka hidupdalam sebuah keluarga besar yang tidak boleh mementingkan diri sendiri. Tapi itulah yang terjadi di negeri ini, bahkan yang namanya wakil rakyat pun banyak yang mementingkan diri sendiri.
     Seperti  kata mantan anggota DPR Permadi, setiap undang undang yang disahkan DPR ada tarifnya, titipan pasal ada harganya dan tidak sedikit anggota DPR yang menjadi calo proyek. Tak terhitung uang haram sudah mengalir ke kantong anggota DPR dan tidak sedikit keuntungan dari pembuatan UU yang mementingkan pihak tertentu.
     Dalam hal kepemimpinan nasional, kita sudah merasakan tujuh tahun lebih. Sama sekali tidak istimewa, banyak berkelit dan menghidari persoalaan dengan alasan tidak berhak mencampuri. Semua ucapanya hanya sekedar untuk pencitraan karena tak dijalankan oleh bawahan pun tidak ada pengaruhnya. Bandingkan dengan zaman Presiden Soekarno atau Soeharto. Keduanya penuh wibawa, segala ucapanya menjadi perintah. Cina, India, Jepang, juga mempunyai kualitas pemimpin seperti kedua pemimpin kita tempo dulu.
     Kita juga tidak berdaya menghadapi serbuan asing yang ingin mengeruk kekayaan kita, meskikita berhak mengatur. Tambang batu bara, emas, minyak, perkebunan, pertanian dari hulu sampai hilir, perikanan, energi bahkan telekomunikasi semua dikuasai asing. Perbangkan sudah lama kita dijajah negara lain, resor-resor pariwisata sampai pemandunya juga dikuasai asing. Belum lagi perdagangan, kita sekarang hanya menjadi konsumen produk China.
     Nah kalau dalam bidang penegakan hukum, moral dan kepemimpinan lemah, sumber daya alam dan manusia lari keluar negeri, negeri ini seperti tinggal namanya. Apa yang bisa kita perbuat kecuali hanya membangun puing.

DUKUN CABUL

DUKUN CABUL

Terlelap dengan janji sendiri
katamu bisa begitu begini
membuat kaya : melipat gandakan uang
buktinya ?
padahal semedimu di gubuk berlubang
tapi aneh ya ?
tak tahunya,
para orang berpendidikan setia datang menghampirimu
dengan bertumpuk harapan terbelit
apalagi ada lawan jenis
nuntutnya macam-macam
sudahlah, hentikan !
kau tlah membuat Tuhan cemburu karena ulahmu

boneka maskot PORPROV VIII KALSEL DI KOTABARUboneka maskot PORPROV VIII KALSEL DI KOTABARU

BANGSAT BARU

BANGSAT BARU

     SEPULUH tahun silam, 11 September 2001, tak akan pernah dilupakan banyak orang. Orang-orang baru saja memulai aktivitasnya di jantung bisnis dunia di Manhattan, New York, Amerika Serikat ketika tragedi itu. Dua pesawat sarat penumpang dan sarat bahan bakar karena baru saja tinggal landas, menabarak menara kembar World Trade Center (WTC). Dan, mimpi buruk itu pun dimulai. Dinding-dinding runtuh. Gedung kukuh angkuh setinggi 460 meter lebih yang menusuk langit dengan lamatai110 lantai dan deretan antena di puncaknya ini luluh tanpa daya. Seperti menara pasir disiram air. Menewaskan hampir 3.000 orang, mencedarai ratusan lainya.
     Kengeriaan itu seakan bangkit lagi pada hari-hari menjelang peringatan tragedi tersebut. Sejak awal September polisi New York dan Washington, meningkatkan keamanan dan kewaspadaan karena peringatan 10 tahun tragedi ini masih dibawah ancaman teror. Negara adidaya, penguasa dan pengatur dunia seperti Amerika pun tak berdaya mencium gerakan teror. Padahal di negeri itu pula pasukan-pasukan elit dunia dilatih  untuk menghadapi, melawan, dan melumpuhkan terorisme.
     Jika negara macam Amerika saja--yang memiliki sumberdaya tak terbatas--masih bisa dijebol teroris, maka negara kecil dan baru berkembang seperti Indonesia tentu lebih rentan. Terlebih, teror itu bukan barang baru di negeri kita. Hanya saja skalanya memang tidak sespektakuler insiden WTC-Penthagon-Pennsylvania. Amerika berduka kehilangan ribuan warganya dalam sekali sentak. Sama halnya dengan perasaan yang dialami Jepang ketika Nagasaki-Hiroshima dibom Amerika. Tak jauh bedanya dengan perasaan bangsa Yahudi yang dipunahkan Jerman. Demikian pula kepedihan bangsa Palestina yang ditindas kaum Yahudi.
     Selama 30 tahun lebih, bangsa Indonesia pun di teror penguasa sendiri, yang kadang meminjam tangan sesama kita. Kini pelajaran teror yang diserap dari rezim lalim itu, masih dipraktekkan siapapun yang berkepentingan menekan pihak lain. Karena itu kita masih terus dicabik-cabik kepedihan ketika ribuan putra-putri Aceh dan Papua dibunuhi, ketika aktivis diculik dan dihabisi, ketika bom-bom berledakan diberbagai kota. Hingga kini para pelaku teror masih bergentayangan meski sebagian sudah ditangkapi dan dihukum.
     Kelompok tertentu dengan jaringan besar melakukan teroro dengan cara meledakkan peluru kendali pesawat besar penuh penumpang dan sarat bahan bakar ke gedung jangkung, seperti yang terjadi 10 tahun silam di Amerika Serikat. Kelompok yang lebih kecil menetaskan teror itu lewat pembantaian massal suku yang dianggap lawan. Lainya, mungkin perorangan, cukup dengan memamerkan rajah disekujur tubuh, sambil jalan sempoyongan dan mata ngantuk, menedahkan tangan di simpang-smpang jalan. Ya, teror sudah jadi bagian dari hidup kita sehingga dengan rakus kita lumati berita televisi, surat kabar, radio, yang mewartakan aksi teror dalam aneka bentuknya itu.
     Belum lagi teroris lain yang kini meraja lela. Kelompok teroris ini bekerja dengankekejaman terselubung, yang diam-diam memiskinkan kehidupan rakyat, bahkan membunuh dengan sangat perlahan, melalui aksinya menggarong uang rakyat. Teroris jenis ini lebih canggih karena berada di antara kita. Ia tampak sebagai politisi yang seolah mewakili rakyat, bisa pula seakan abdi negara yang menjalankan tugas melayani masyarakat.
     Mereka juga bisa menghilangkan diri dengan cara bersembunyi di negara yang tak terikat perjanjian ekstradisi. Teroris macam ini mampu membayar dokter ahli untuk memberinya keterangan sakit lupa ingatan atau kehilangan memori. Jika pun tertangkap segera menyiapkan pengacara-pengacara handal bertarif ratusan dolar perjam, untuk --kalau perlu memutarbalikkan fakta-- mengubah citra sang teroris jadi pahlawan. Teroris macam inilah yang sedang kita perangi yang ternyata melakukan perlawanan sengit dengan  cara-caranya yang tak kalah keji. Tanpa disadari, berita-berita mengenai hal itu pun telah meneror pikiran dan perasaan publik tanpa ampun.
Bila rukun kaya ini mungkin negara ini sudah makmur dari dulu-dulu kaliBila rukun kaya ini mungkin negara ini sudah makmur dari dulu-dulu kali

SEGO KUCING KOTABARU KALSEL

SEGO KUCING KOTABARU KALSEL

17 September 2011 pukul 11:08
     SELAMA ini angkringan, hanya ada di pulau jawa, Khususnya Kota Solo dan Yogyakarta sebagai kota asal angkringan, Kotabaru kalimantan selatan tidak kalah dengan angkringan dari kota asalnya. Menu murah meriah itu, dulu merupakan makanan bagi kalangan 'bawah' atau mereka yang isi kantongnya pas-pasan. Namun dalam perkembangannya, salah satu makanan utama yang ditawarkan warung angkringan itu menjadi faforit bagi mereka yang suka gaul di malam hari.
     Dari beberapa warung tenda yang sedang menjamur di Kotabaru Kalimantan Selatan saat ini, salah satunya adalah angkringan berada  kawasan Siring Laut Kotabaru Kalimantan Selatan. Warung lesehan di pinggir Laut yang menjual menu sederhana bagi mereka yang berkantong pas-pasan itu, kini menjadi alternatif tempat gaul para muda-mudi kotabaru. Salah satu angkringan yang selalu ramai dikunjungi adalah angkringan di siring laut walau ditempat lain ada. Dengan rombong sederhana, menggelar lapaknya setiap malam, mulai pukul 19.00 Wita sampai tengah malam. Sejumlah tikar dan terpal ukuran 2 X1 meter yang menjadi alas duduk pembeli, ditata dengan rombong hingga pinggir laut sambil menikmati pemandangan laut, pelabuhan panjang kotabaru dan kesibukan hilir mudik kapal nelayan maupun tongkang pengangkut batubara.
     Sementara diatas meja rombaong, tampak tertata puluhan bungkus sego kucing (nasi porsi mini yang sudah lengkap sambal, irisan telur dadar dan tahu kecap), serta aneka lauk untuk pelengkap seperti sate telur burung puyuh, sate usus, hati ayam, ceker bumbu kecap dan tahu tempe bacem. Harga yang dibanderol untuk setiap lauk pelengkap bervariasi, total kurang lebih dari Rp. 5.000. Sementara untuk sego kucingnya dipatok Rp. 2.500 per bungkus.Santapan tersebut bisa ditemani aneka minuman hangat, seperti kopi susu, teh, jeruk atau wedang jahe. Bagi yang tak ingin makan berat, bisa ngemil gorengan tempe mendoan (khas dari Banjarnegara), pisang atau bakwan.
     Warung tenda angkringan ini selalu ramai. Bahkan saat tengah malam sekalipun, pengunjungnya tak pernah sepi. Tak hanya anak muda tetapi ada juga orang tua. Tak ada batasan waktu untuk duduk sambil menikmati santapan di warung pinggir laut ini. Walaupun hanya memesan secangkir kopi, tetap dilayani. biasanya bidikan anak-anak muda bekerja. karena disini banyak anak-anak muda, mereka uangnyakan tidak banyak, tetapi masih bisa makan, jajan Rp. 5.000 sudah dapat nasi dan minum.
    

EMANG GUE PIKIRIN

EMANG GUE PIKIRIN

      BERSAMA  seorang teman, saya makan siang di angkringan. Bercakap-cakap soal betapa banyak dari teman-teman kami berubah. Perubahan yang menarik untuk dibicarakan tentu yang aneh-aneh. Kalau menjadi lebih benar biasanya tidak menarik. Yang menarik dibicarakan itu yang macam begini. Dulu baik, sekarang bicaranya tinggi sekali. Dulu nggak punya apa-apa, sekarang makin nggak punya apa-apa, tetapi tabiatnya tetap seperti punya segalanya. Ada yang dikirimi BBM penting tak pernah membalas, ditelepon tak menjawab.
     Menjadi musuh tidak, disebut teman pun jadi meragukan. Dulu hidup dengan kesederhanaanm sekarang jadi tukang pamer dimana-mana karena dinikahi manusia kaya raya. Pamerannya dilakukan di Twitter, di Facebook, dan dimana saja. Dulu begitu tidak percaya diri, sekarang menjadi-jadi percaya dirinya, sampai tak tahu batasan benar dan baik. Dulu tukang janji, sekarang tetap tukang janji. kalau sekarang sejuta janji, dulu hanya seratus  janji. Tetapi tetap sama dulu dan sekarang tak pernah ditepati, ada yang lebih parah lagi yang dulu sebagai tukang kebun, beruntun naik dari staf kantor karena bekerja di media diterima sebagai panwas dengan gaji yang di naik-naikkan karena meloloskan partai, setelah selesai kontrak ngga ada penghasilan turun ke nol lagi, ngga siap miskin menipu berbagai kesempatan.
     Mengapa teman-teman saya berubah ? Mengapa kasus-kasus di atas terjadi ? Di saat makan sing itu, saya melihat perjalanan hidup saya sendiri. saya datang dari keluarga yang biasa banget. Tetapi, saat saya memiliki kesempatan sekolah di perguruan tinggi elit, kemudian bekerja di sebuah media terkemuka, teman-teman melihat saya berubah. makin arogan. Saya ngotot kalau mereka salah besar. Nurani saya berbisik. "Kalau emang elo nggak berubah,  kenapa dulu elo gak repot pakai kompor biasa, sekarang berbicara punya kompor bermerek itu penting ?" Saya membela diri. Memang salah kalau saya bisa naik kelas ? Kalau secara finansial saya bisa membuat quality of life saya meningkat ? Si nurani berbisik lagi. Tumben tak berteriak. "Perubahan pada kualitas hidup itu oke, tetapi perubahan perilaku menjadi jumawa itu jauh dari oke"
     Setelah obrolan itu, tidur malam saya terganggu. Bukan mengingat teman-teman saya yang berubah, tetapi seperti ada yang sedang menguliahi tentang makna perubahan itu. Begini kuliah tengah malam itu, Perlukah perubahan dalam hidup manusia itu ? Perlu. Kalau teman saya dulu miskin, sekarang menjadi kaya, dan kemudian ia mengubah gaya hidupnya, itu bukan masalah. Itu yang namanya naik kelas. Naik kelas harus dilakukan oleh setiap orang, karena itu sebuah bukti pertanggungjawaban kepada Sang Pemberi Hidup. Malas berubah itu tak bertanggung jawab.
     Perubahan menjadi lebih saleh, menjadi lebih cantik dan tampan, menjadi terkenal dan berprestasi. Kalau dulu dirumah kos-kosan, sekarang tinggal di apartemen kelas atas, punya bisnis di mana-mana, memiliki kekayaan yang sampai masuk ke dalam daftar orang terkaya, semuanya sebuah prestasi. Masalahnya adalah ketika perubahan materi membuat manusianya berubah ke arah yang keliru. Keliru itu bisa sperti cara berpikir saya. Salah satu contohnya. Saya merasa bahwa saya ini mapan, itu tak hanya sebuah potret saya naik kelas, saya bertanggung jawab, tetapi juga mencerminkan kemurahan Tuhan, pada waktu yang bersamaan.
     Kemudian saya berpikir, kalau yang mapan itu berasal dari Sang Pemberi Kehidupan, bukankah saya seharusnya tetap bersikap biasa-biasa saja, rendah hati. Karena cermin Sang Khalik itu tak pernah jumawa, mulut yang tinggi, yang membedakan latar belakang, perilaku petantang-petenteng dan show off, bukan? Quality of life harus dipertontonkan melalui jiwa yang sehat, bukan keadaan fisik yang memikat. Kualitas hidup itu seyogianya berprinsip less is more. Sederhana itu tak berarti selalu tak punya apa-apa. Perubahan menjadi naik kelas itu more. Less itu kemampuan mempertahankan perilaku yang biasa-biasa saja setelah perubahan terjadi. Jadi, kesimpulannya, keliahatan biasa, tetapi kekayaannya di mana-mana, itu benar-benar juara.
     Naik kelas itu juga seperti prinsip pohon yang tumbuh sehat dan rindang, yang mampu memberi tempat berteduh orang lain, sementara ia sendiri sebagai pohon dengan rela tersengat matahari. Less itu kekayaan yang tak perlu diperlihatkan, more itu membantu orang yang belum naik kelas menjadi naik kelas. Bukan malah sengaja membonsai dan mengejek karena memiliki kemampuan dan kesempatan yang lebih.
     Malam ini saya berpikir, jangan-jangan saya ini jadi jumawa gara-gara cara saya naik kelas itu dnegan melakukan tindakan yang tidak menyenangkan Sang Pencipta. Naik kelasnya dengan bantuan joki. Maka, perilaku saya kemudian jadi kayak orang edan. Dan. Sebaliknya, kalau perubahan atau cara naik kelas saya itu semua terjadi karena berkenan bagi Sang Pemberi, giat bekerja dan tidak instan, perubahan sedasyat apa pun akan memampukan saya menjadi manusia yang tidak gegar otak. Bisa naik kelas dan tetap biasa-biasa saja itu sebuah potret manusia dengan jiwa yang super sehat dan penguasaan diri yang luar biasa. Kerendahan hati itu tak terkalahkan oleh apapun. Ia seperti mahkota, atau seperti rambut yang berkilau karena sehat, bukan sengaja dikilaukan.

HAMBA MENCARI TUHAN

HAMBA MENCARI TUHAN

Hamba kosong.
Tak beriman
Hamba kaku
Tak bertakwa

Hamba seorang hamba
Hamba dijajah hamba
Hamba mencari jalan
Hamba tergeletak di sarang hamba

Hamba mencari Engkau
Di hati tak hamba temukan
Di kalbu pun tak pernah Engkau hadir
Akhirnya hamba tahu
Engkau sangat dekat dengan hamba
Bahkan lebih dekat dari urat nadi
pelangi di kotamu, diatas kota barupelangi di kotamu, diatas kota baru

Tuesday 17 February 2015

TEORI TUHAN

TEORI TUHAN

Apa kau tahu ?
Kenapa matahari bisa bercahaya
Apa kau tahu ?
Kenapa matahari tak pernah bertabarakan

Itu lah teori tuhan
Dia maha tahu
Bahkan hal yang tak pernah kita tahu

Tuan Einsten
Tuan Newton
Bisa mengurai teori temuannya
TApi tak bisa memecahkan teori tuhan
bayang - bayang................bayang - bayang................

KESAKSIAN

KESAKSIAN

Aku diam
Bukan berarti aku bisu
Aku tak bergerak
Tak berarti aku patung

Aku menyaksikan semuanya
Tangis....
Tawa......
Merintih..
Pedih.....
Kemana-mana hamba mencari tuhan
Semua berhambur mencari keadilan

Dunia yang mengawalku kini tak bercahaya lagi
Semua keadilan hanya milik hak-hak berpangkat
Sedang yang tak mampu
Hanya bisa meneladah
Meminta....
Bersujud...
Berdoa...
Tuhan, hamba yakin engkau tak pernah tidur
awan yang membentu tangan.............awan yang membentu tangan.............

CINTA SANG MATAHARI

CINTA SANG MATAHARI

Kau tahu sayang?
Cinta telah tajam menusuk jantungku
Aku pecinta ulung didaratan hatimu
Takkan pernah kau tahu dalamnya cintaku
Akan ku ungkapkan sedikit tabir cinta untukmu
Kau tahu matahari ?
Selalu menerangi siang hidupmu
Meski kau tak peduli padanya
Dia akan terus menerangimu
Tidakkah kau sadari itu ?

Aku layaknya matahari
Cintaku seperti cinta Sang matahari
Aku terus mencintaimu tanpa lelah
Mencintaimu tanpa bisa kau sadari
Cinta Sang Matahari,
Benar, setiap malam aku tak datang
Tak tampak dihadapanmu
Tapi tentu kau tahu aku tetap menyinarimu
Sinar cinta yang kusampaikan lewat bulan

Cinta Sang Matahari
Saat mendung itu datang
Aku tak mampu tembus sang awan
Agar mampu kau melihatku,
Tapi, dimendung itupun aku tetap menyinarimu
Karena Cintaku
Cintyaku, kau bagaimana ku cemburu ?
Sengat cahayaku mampu membakar kulit
tapi ingat cahayaku masih untukmu
Sekalipun ku cemburu, cinta itu tetap ada

Jenuh, tentu
Karena aku manusia
Itulah kenapa ku biarkan malam
Menyembunyikan adanya aku
dan hanya lewat bulan kusampaikan cinta
Itulah kenapa ku biarkan awan menutupi
Agar teduh dirimu dengan sejuknya angin
Atau guyuran hujan nan penuh rahmat
Karena aku manusia,
Cemburu itu ku biarkan
ku berikan lebih banyak cahaya
Dan itu mampu mengingatmu
Akan hati yang tersakiti

Karena matahari-pun tak sempurna
juga tak abadi
maka cinta sang matahari
ku berikan kepadamu
yang juga tak sempurna dan tak abadi
karena, cinta yang sempurna
hanya untuk Illah-ku dan Illah-mu
Karena, cinta yang abadi adalah milik-Nya
keabadian cinta juga untuk Rabb semesta alam
Aku meminta, agar cinta kita
menjadi cinta yang abadi
dengan mencinta sang pemilik cinta dan keabadian

BAPAK

BAPAK

Kuyakin air wajah bapak kan lebih purnama
dibandingkan semburat cahaya manapun !
andai petaka batin tak menimpa
tak terpikirkan sebelumnya
setahuku, Kebahagiaan takkan terbeli sepeser,
setumpuk intan permata yang kau miliki
dan ketika ia singgah dalam jangka waktu relatif singkat,
sangat sebentar
dirinya pun terengguti ketidakadilan
yang entah dengan siapa kuharus menuduhnya
lalu biarkan bapak tersenyum.....
meski keingin diri menolak keras dengan putusan cara
membahagiakan bapak
Satu kompi........Satu kompi........

REMBULAN LIMABELAS II

REMBULAN LIMABELAS II

Menjamah sesayup petang udara
yang sampaikan senandung salam
Di hariban lapis satu dua tiga
hingga tujuh wajah langit-langit
Pun pada kerjapan pundi rindu-rindu
Lalu seperti kemarin
Persis tentulah
Bayang gelak tawanya
memunculkan tipikal kesenduan tak lukis
Kemilau semburatnya berlarian sanasini
Sanasini kanankiri sanasini kanankiri
Kusimpan satu percikannya. senyum
Tahu-tahu terlewat seahun
yang jalani berjudul tentangmu
Rembulan ?

Lihatlah,
sejenak tatap diri
yang bernaung dibalik selimut pekatmu
Bukankah telah kuungkap
bentuk kesetiaan bak Taj Mahal
yang dihadiahkan Syeikh Jehan pada sang permaisuri ?
Dan ini.
Larik Puisiku bersambung meng-orkes kata-kata
Rembulan ?

Maka terhitung waktu tak masalah
Berjanji menemui
pada tengadah jembatan usia di tahun depan
memesonakanmu dalam lipat simetri keindahan
Merindumu merindumu merindumu
Rembulan limbelas
trio macan ama anaknya macantrio macan ama anaknya macan

GEMA SUARAMU

GEMA SUARAMU

Seuntai senyum penuh makna
Dari bibirmu yang tak terterka
Tertuju untukku
Sehangat genggam saat bertatap
Dari lembutmu yang tak tersentuh
Membekas di jiwaku

Sapa lembut penyejuk jiwa
Dari hatimu yang penuh cinta
Penebar semangatku
Lalu
Entah ini dusta, entah ini cinta

Mengalun
Mendayu dalam satu jasadku
Kiranya abadi dalam hembus nafasku
Tak raib bersama umurku
Hanya gema suaramu
Dalam cintaku


BALADA PEJABAT MALAS MIKIR

BALADA PEJABAT MALAS MIKIR

     TAK ada rotan, akar pun jadi. Tak ada sirkuit, jalan raya pun jadi. Itulah yang terjadi di daerah dan sekitarnya. Para pecinta otomotif, terpaksa harus berkoordinasi sana sini, lapor sana sini, untuk bisa meminjam salah satu ruas jalan raya demi menyalurkan kreativitasnya. Akhirnya, kegiatan slalom test, drifting, gokart dan jenis lainya, digelar di jalanan. Beruntung didaerah lain, bisa pinjam lapangan multuiguna. Lha kalau di daerah yang sudah padat bangunan ? Ya terpaksa di jalan raya.
     Jangankan otomotif, anak-anak main bola, ya di jalan raya. Itu masihdi daerah lho ya. Tanah lapang saja susah dicari, apa lagi lapangan. Yang ada, lapangan bola resmi, terkelola, macam stadion. Namun alangkah kasihan kalau bocah-bocah di seputaran lainnya, harus pergi ke stadion untuk sekedar main bola. Lalu, kreativitas warga yang mana lagi yang juga dilakukan di jalan raya ? lainya, freesryle` untuk jenis kendaraan roda dua dan sepeda angin. Bahkan, acara tujuhbelasan pun di jalan raya.
     Itu semua baru tahun 2011, entah 2020 sebenarnya, Pemerintah daerah perlu memikirkan juga tentang hal ini. Kalau di daerah yang ada fasilitasnya, di daerah yang ga ada diharapkan bisa pula ada lapangan multi guna seperti itu. Bagus lagi kalau tiap kecamatan di daerah, ada satu lapangan multigunanya.
      Kalau pejabatnya sampai malas memikirkan, apalagi kalau sampai mengatakan urusan itu 'biar' menjadi pekerjaan rumah pejabat yang akan datang, alangkah tidak eloknya. "Ah, itu urusan pejabat di masa yang akan datang." Hal yang dikawatirkan. pola pikir 'pembiaran' seperti itu bakal terpelihara terus. Akibatnya, memikirkan tentang lapangan multiguna pun tidak ada, memikirkan sistem transportasi umum pun tidak ada, memikirkan tempat-tempat membuang sampah pun tidak ada, dan mungkin banyak lagi.
     Namun, kita semua tentu berharap, pemerintah daerah tetap bersedia memikirkan hal-hal yang perlu di masa datang untuk rakyatnya. Sehingga, kekahawatiran tentang 'pola pikit pembiaran' tidak sampai terjadi. Mudah-mudahan.

Baksos di kaliurangBaksos di kaliurang

NEGERI MATI

NEGERI MATI

Di mana arah nurani
Yang bertanya
Dalam jelaga kaca

Keruh meniti wajah
Yang usang tanpa langkah
Perih menjawab tanya
Disana ada gumpalan asa
Tanah yang kerontang
Dalam kemakmuran yang suram
Denyut jerih meniti
Tertatih
Gumammu diam
gertakku bisu

Wajah perkasa
Berhati kerdil
Dan selintas sinisku
Masih bertahta bak raja
Di mana arah nurani
Dalam sekeping kuasa
trio macan........... hooytrio macan........... hooy

RANTING HARAPANKU

RANTING HARAPANKU

Di ruangan yang sepi ini
Ku terhanyut sendiri dalam hatiku
Engkau begitu nyata dimataku

Lelah sudah aku begini
Ku ingin segera hinggap diranting ketulusan
Yang bersedia menopang penarku
Tuk pulihkan sayapku yang telah patah
Dan terluka.....
hampa.........

Tak ada yang lain hatiku
Hanya kamu......
Bayangan sosok tetindah dalam kumemaknai cinta
Tapi.......
Engkau siapa ??? Aku tak tahu
Mungkin cintamu telah bertuan
Ya, aku cuma bisa melihatmu dari kejauhan

Dari atas sini aku melihatmu penuh harap
Dengan tetesan air mata yang mengalir lembut.....
Kupejamkan mata di udara kehidupan ini
Kucoba tuk terus melayang
Mengepakkan sayap lemahku dengan sisa mampuku
Sampai nanti kutemui sebuah persinggahan suci
Tempat kulepaskan segenap lelahku

Tak tahu di mana
entahlah !!
Mungkin di sana, di situ, atau di sini
Mungkin juga ditempatmu
Mimpiku...........

MAMPUKAH UNJUK GIGI

MAMPUKAH UNJUK GIGI

      INI pertanyaan seluruh rakyat Indonesia di sela-sela harapan dan gebyar meriahnya pembukaan South East Asian (SEA) Games yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pekan lalu di Kota Palembang. Apalagi sebagai tuan rumah, menjelang penyelenggaraanya, sudah diwarnai dengan semangat kontroversi yaitu terungkapnya kasus korupsi kelas kakap di balik proyek wisma atletnya yang menyeret sejumlah nama di Partai Demokrat.
     Selain persiapan pemyelenggaraan ini dililit oleh kasus korupsi, pelaksanaan SEA Games ke -26 ini bagi Indonesia boleh dikata saat momen rakyat tidak 'pe-de' dengan prestasi para atlitnya. Ini tidak lain, karena sejak 1997 di ajang olahraga dua tahunan ini, kontingen Indonesia, tidak pernah lagi menjadi juara umum. Bahkan dalam kurun enam kali even yang sama, posisinya antara keempat bahkan kelima. Padahal, diantara tahun 1977 hingga 1997 selalu menjadi raksasa dalam perolehan medali dan prestasi juara umum tak pernah lepas.
     Walaupun bukan termasuk negara yang mengikuti SEA Games sejak awal, toh prestasi Indonesia di kancah olah raga ini senantiasa ditakuti. SEA Games pertama diadakan di Kota Bangkok 12-17 Desember 1959,namun Indonesia baru berprestasi pada 1977. Inilah bukti keperkasaan Indonesia dalam SEA Games sebelum 1997. Selalu unggul di antara 11 negara yang berprestasi diasana. Posisi Indonesia yang meraih gelar juara umum terjadi pada 1977, 1979, 1981, 1983, 1987,1989, 1991, 1993, dan 1997. Prestasi itu diraih baik sebagai tuan rumah maupun tidak.
     Sebenarnya, sejak SEA Games 1995 di Kota Bangkok, Thailand, prestasi Indonesia sudah menunjukkan tanda-tanda penurunan. Dan, terus memburuk pada SEA Games Malaysia 2001, SEA Games Filipina 2003, SEA Games Vietnam 2005, dan terakhir SEA Games Nakhon Ratchasirna Thailand 2007. Pada SEA Games di Philipina 2005, Indonesia menduduki peringkat ke-5, sedangkan di Thailand pada 2007, peringkat ke-4. Pafa 2009 di Laos kontingen Indonesia sempat meningkat prestasinya berada di peringkat tiga.
     Penurunan ini beragam dengan pascareformasi di mana negeri ini dilanda kritisis moneter hebat hingga disebut-sebut sebagai pemicu keruntuhan prestasi. Sementara negara lain tetap eksis menyiapkan atlet-atletnya walaupun sama-sama dilanda krisis moneter. Dalam satu dasa warsa lebih pascareformasi. Indonesia memang lebih bersemangatbermain di panggung politik domestik. Pergantian Presiden serta partai yang berkuasa, tidak mampu memperbaiki kontribusi yang baik bagi prestasi olah raga di semua cabang.
     Kalau toh ada prestasi yang menonjol di negeri ini, itu adalah konflik antar elit politik atau catatan panjang tentang korupsi yang dilakukan petinggi negara atau kroni-kroninya. Nasib bidang lainya semakin terpuruk, termasuk olah raga. Itulah sebabnya, dalam penyelenggaraan SEA Games ini, antara optimistis dengan pesimistis berbagi rata.
     Walau di hari-hari pertama ini Indonesia mampu berada di posisi teratas dalam memperoleh medali, tetapi itu bukan jaminan kita mampu unjuk gigi hingga di hari terakhir. Moto 'Indonesia Bisa' masih diuji dalam beberapa hari lagi karena perjalanan SEA Games ke-26 di Kota Palembang baru berlangsung empat hari. Mampukah Indonesia mengembalikan kejayaan di masa lalu. Itu masih menjadi sebuah pertanyaan.

HEDONISME WAKIL RAKYAT

HEDONISME WAKIL RAKYAT

     "BERGEMBIRALAH engkau hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok engkau akan mari". Itulah ajaran paling menarik dari Epikuros, filsuf Yunani yang hisup di abad 300-an sebelum Masehi. Gaya hidup yang dikenal dengan hedonisme ini tak lain adalah bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama. Nah, gaya pemuasan nafsu duniawi ini sedang ramai menjadi pembicaraan banyak orang terkait prilaku wakil rakyat kita. Suka tidak suka, kaum legislator di Senayan ataupun di daerah sudah lama terjangkit gaya hidup hedonisme. Ini bukan isapan jempol tetapi fakta.
     Ironis memang kalau pola hidup anggota dewan yang mengaku terhormat itu berbanding terbalik dengan kehidupan rakyat yang notabene telah mengantarkannya dibilik-bilik parlemen. Menjadi wajar kalau Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas menyentil gaya hidup para legislator di Senayan yang sudah terjangkit gejala hedonisme. Apa yang disampaikan Busyro adalah fakta yang bisa kita lihat dari gaya hidup para wakil rakyat. Tengok saja, area parkit di Senayan berjejer mobil-mobil mewah yang tentunya milik para anggota DPR kita. Mobil-mobil seperti Lexus, Alphard, Hammer hingga kelas sport seperti Ferrarri atau Lamborghini yang semuanya keluaran terakhir yang kita tahu harganya rata-rata diatas Rp 1 miliar. Bahkan ada anggota legislatif memiliki mobil mewah seharga belasan miliar rupiah.
     Itu baru sarana transportasi. Para wakil rakyat kita ini juga gemar dengan tempat-tempat kongkow berkelas di hotel-hotel berbintang. Adalah pemandangan yang biasa menyaksikan para legislator duduk-duduk di coffee shop hotel berbintang dengan tarif yang selangit. Bukan pula hal yang aneh kalau mereka kedapatan mojok di pub-pub atau tempat hiburan kelas premium. Dari mana uang para anggota dewan itu untuk memenuhi gaya hidup hedonis mereka ? Kita tentu tidak ingin menuduh bersuudzon. Tapi, setidaknya kita bisa mengukur seberapa besar penghasilan para anggota dewan di senayan. Kita ambil kasar saja, gaji pokok anggota dewan tidak lebih dari Rp 4,2 juta per bulan. Jumlah itu ditambah dengan tunjangan yang nilanya tidak sampai Rp 20 juta yang kalau dikomulatifkan sekitar Rp 25 juta.
     Kita pun bertanya-tanya dengan besaran gaji seperti itu, kenapa mereka bisa memiliki mobil-mobil mewah dengan hidup yang glamor ? Bukan rahasia umum kalau kehidupan mewah para wakil rakyat itu tidak lepas dari kewenangan itulah mereka 'bermain' untuk mendulang dana. Tentunya, dalam hal ini bukan rahasia umum kalau pemerintah atau pihak yang berkepentingan dengan DPR menjadi 'lahan' paling mudah untuk dijadikan sumur-sumur dana. Fakta bahwa pembahasan sebuah undang-undang selalu menjadi alat bagi DPR untuk bernegosiasi. Jangan heran pembahasan harus berpindah tempat dari bilik-bilik parlemen di Senayan ke ruang kedap suara di hotel berbintang. Dari sini kita melihat bahwa sebuah pasal menjadi sangat berharga bagi para wakil rakyat. Alhasil, dari negosiasi di bilik ruang-ruang kedap suara itu, kita menemukan undang-undang yang tidak pro terhadap rakyat.
     Tak bisa di pungkiri dan harus kita akui sebagain besar anggota dewan di Senayan berlatar belakang pengusaha. Tentunya ini menjadi  alasan pembenar bagi mereka yang memang berasal dari pengusaha dengan gaya hidup hedonis. Center for Electoral Reform mencatat. para wakil rakyat yang terpilih pada pemilu tahun 2009, sebanyak 60 orang (10,7 persen) adalah pengusaha dari 560 total anggota DPR.
     Ada cerita menarik ketika seorang anggota dewan terhormat sebelum masuk bilik parlemen,  hanya figur bersahaja yang memiliki sebuah skuter butut. Namun ketika menjadi wakil rakyat, kehidupannya berubah 180 derajad. Rumah mewah dengan kendaaan bermotor seharga miliaran rupiah ! Terlepas latar belakang mereka, namun gaya hidup hedonis yang dipertontonkan anggota dewan baik di pusat maupun daerah sangat kontradiktif dengan kehisupan puluhan juta rakyat yang hisup masih dibawah kemiskinan. kehidupan hedonis para anggota dewan di pusat mencerminkan prilaku yang salah arah dalam memaknai sebuah kesempatan.
     Apa yang diajarkan sang filsuf Epikuros sejatinya belumlah selesai hanya  sampai tujuan pemuasan badani semata. Namun hedonism harus diimbangi dengan kesenangan rohani, sperti terbebasnya jiwa rasa resah. Artinya, para wakil rakyat kita sejatinya harus memahami keresahan rakyat yang telah pengatarnya ke kursi parlemen. Camkan itu !
MencobaMencoba