Wednesday 1 April 2015

SEMUA ORANG BISA MENGAKSES

SEMUA ORANG BISA MENGAKSES

     MEDIA sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial network atau jejaringan sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blok, jejaringan sosial dan wiki mungkin merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
     Sementara jejaringan sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan komunikasi. Jejaringansosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media trasisional menggunakan media cetak dan media broadcast maka media sosial menggunakan internet.
     Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Tetapi dalam waktu yang sangat cepat ini bayak yang disalah gunakan dengan kepentingan pribadi dengan berbagai cara apappun ada juga dengan cara menjatuhkan orang lain walau harus mengorbankan persahabatan asal tercapai tujuannya.
     Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunkan sebuah handphone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjasinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga Indonesia.
     Karena kecepatannya media sosial juga mualai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita. Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untukmemiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media.'
     Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna social media dengan bebas bisa mengedit, menambah, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainya.
bersama duta wisata Kotabarubersama duta wisata Kotabaru

DOA

DOA

kutadahkan kedua tanganku
mengharapkan satu cita pada-Nya
semoga asa dapat tercipta

Kuteteskan airmata
mengharap iba menjadi cinta

Dalam sujud,
hatiku meminta kepada Sang Raja Penguasa Dunia
terkabulnya doa dengan cinta-Nya

Ya Allah ......
Engkaulah segalanya
dalam perjalanan hidup dan matiku
wujudkan harapanku
jangan biarkan hatiku jauh dari rida-Mu
cuma mejeng pakai kaca matacuma mejeng pakai kaca mata

HUKUMAN BAGI YANG BURUK

HUKUMAN BAGI YANG BURUK

     PERNAHKAH  anda bertanya, sudahkah para wakil rakyat, wakil anda juga, mengerjakan amanah sebaik-baiknya? Wakil rakyat yang duduk di kursi empuk didalam gedung megah ber-AC tentu sudah banyak bekerja. Hanya, apakah pekerjaan mereka benar-benar untuk anda, rakyat negeri ini ?
     Anda sebagai majikan mereka tentu punya tanggung jawabnya. Kemungkinan jawabanya, iya dan tidak. Kalau anda akan mengatakan bahwa wakil Anda sama sekali belum mengerjakan tugasnya mereka pun sulit untuk mendengarnya. Gedung dewan, yang seharusnya menjadi tempat untuk berkonsolidasi dengan rakyat, nyatanya tidak selalu demikian. Para wakil rakyat lebih senang berdiskusi dengan kalangannya.
     Ketua DPR RI Marzuki Alie sempat mengesampingkan pendapat rakyat dengan kata-katanya. Dia nilai rakyat, sebagai atasannya, sulit menangkap bahasan yang saat ini sedang dibahas para wakil rakyat. Sekarang adalah tahun ketiga para wakil rakyat memegang amanah rakyat. Waktu yang sangat cukup untuk membuktikan janjinya. Misalnya, kalau mereka benar-benar menginginkan perbaikan ekonomi rakyat atau setidaknya melindungi usaha rakyat yang saat ini mengalami kesulitan untuk tumbuh, maka mereka bisa menggunakan kewenangannya untuk menekan pemerintah agar perizinan minimarket lebih selektif, tidak masuk ke perkampungan.
     Atau, menggunakan hak bujeting untuk mengalokasikan anggaran pada perbaikan infrastruktur jalan yang kini banyak dikeluhkan rakyat jika mereka ingin anak-anak bisa bersekolah dengan nyaman, maka mereka seharusnya melakukan pengawasan dengan baik terhadap pengucuran dana BAntuan Operasional Sekolah (BOS), sehingga tidak tertunda. Jika para wakil rakyat hendak menegakkan hukum, maka dengan kekuasaannya mereka akan mengawal pengadilan kasus-kasus besar yang amat merugikan rakyat. Kasus skandal Bank Century misalnya. Meskipun komisi III DPR RI yang membidangi hukum berulang-ulang melakukan rapat dan disiarkan langsung oleh Televisi, nyatanya hingga saat ini kasus tersebut belum kelar.
     Malah sudah tak terdengar lagi kabarnya. kasus cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur Senior BI MIranda Gultom yang melibatkan mantan anggota DPR dan anggota aktif pun berjalan lambat. Bahkanada anggota dewan yang sulit diperiksa dengan alasan sakuit pula. Ini sangat menyakiti hati rakyat sebagai majikan mereka. Keinginan para anggota DPR membangun gedung baru dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp.1,13 triliun juga sangat menyakitkan. Padahal rakyat tidak mengendakinya. Rakyat lebih menginginkan keberpihakan mereka pada rakyat dalam membuat dan membahas undang-undang, bukan gedung baru.
     Mereka sudah terlanjur terpilih dan duduk digedung rakyat. Rakyat sebagai majikan, nyatanya tak mampu"menjewer" dan melengserkan wakil-wakilnya yang  bekerja buruk. Berteriak dengan suara lantang pun tak akan didengar. Tindakan yang paling mungkin Anda lukukan adalah mendoakan mereka supaya hati nuraninya terbuka, lalu ingat dengan janjinya ketika hendak mencalonkan menjadi wakil rakyat. Jika doa Anda tertunda dikabulakan Allah SWT, dan mereka tetap saja bekerja buruk, maka tunggulah samapai masa kerja mereka berakhir.
     Nah, saat itulah waktu yang tepat bagi Anda untuk memberikan hukuman bagi wakil rakyat yang saat ini bekerja buruk. jangan pilih mereka yang selama lima tahun berbohong dan lebih mementingkan kelompoknya, ketimbang kepentingan rakyat. Padahal, rakyat sudah memberikan gaji dan fasilitas yang lengkap untuk menunjang pekerjaan mereka. pilihlah mereka yang benar-benar amanah dan membela Anda.
ada di wates yogyakartaada di wates yogyakarta

LISAN

LISAN

Dengan lisan semuanya bermakna
ucapan.........
kata........
terasa indah

Dengan lisan Allah limpahkan
wjiblah kita bersyukur kepada-Nya

Dengan lisan kita uraikan
sebuah makna kehidupan

Dengan lisan kita lantunkan
sebuah makna kehidupan

Dengan lisan kita lantunkan
Ayat-ayat Suci Alquran

Dengan lisan....
janganlah kita lupa
untuk selalu mengagungkan nama-Nya

Tapi,
jangan gunakan lisan
untuk sebuah kehancuran

LANGKANYA BAIK DAN JUJUR

       DUNIA ikut berduka dengan meninggalnya mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew (91). Ia telah membuktikan sebagai pemimpin yang berhasil mengangkat negaranya, dari miskin menjadi negara kaya, bahkan berperan dalam percaturan ekonomi dunia.
      Lee telah menjadikan negerinya yang mungil (hanya seluas DKI Jakarta) menjadi negara ‘besar’ di dunia perdagangan. Hampir tidak ada kelompok dagang raksasa di dunia yang tidak punya perwakilan di Negeri Singa ini. Bahkan perusahaan minyak Indonesia, Petral, juga bermarkas di Singapura.
       Singapura yang hanya terdiri atas pulau kecil di semenanjung Malaya adalah bekas jajahan Inggris. Pada September 1963 bersama Serawak dan Sabah oleh Inggris digabung ke Tanah Melayu yang kemudian bernama Malaysia.
      Tapi pada 9 Agustus 1965 dikeluarkan dari persekutuan Malaysia. Malaysia yang dipimpin Perdana Menteri Tengku Abdul Rahman yakin Singapura tak akan bisa hidup tanpa Malaysia. Singapura tidak punya sumber daya alam.
        Tapi Lee Kuan Yew yang menjadi perdana menteri pertama sangat cerdas. Pelabuhan peninggalan Inggris menjadi sumber penghidupan utama karena letaknya sangat strategis. Tidak ada kapal yang tidak bersandar di Singapura. Ketiadaan sumber daya alam menjadikan Singapura harus bekerja keras dengan menjadikan dirinya sebagai pusat perdagangan dan industri. Kebutuhan minyak di Indonesia pun diimpor dari Singapura yang tidak punya sumber minyak.
       Lee Kuan Yew adalah contoh pemimpin yang datang dari bawah. Dia seperti Soekarno atau tokoh dunia lain yang menjadi pemimpin dulu sebelum menjadi penguasa. Karena mereka tahu anatomi bangsanya, isi perut negerinya sampai hal paling kecil, sehingga tak takut mengambil keputusan.
      Dengan bekal itu Lee memimpin Singapura dengan ‘tangan besi’ selama 32 tahun. Dia tidak sekadar tegas dan cerdas tapi juga berani dan punya visi jauh untuk negaranya. Ini sesuai pula dengan lagu kebangsaannya, Majulah Singapura.
      Kultur kerja keras makin mempercepat kemajuan Singapura. Ini semua bukan datang dengan sendirinya, tapi benar-benar ditanamkan. Kini Negeri Singa ini bukan hanya maju di dunia perdagangan dan industri tapi juga menjadi tujuan wisata.
      Wisata tamasya, wisata belanja dan wisata berobat sampai wisata judi kasino kelas dunia ada di Singapura. Tahun 2013 wisatawan yang datang ke negeri itu sebanyak 15 juta orang. Sementara yang ke Indonesia yang memiliki lebih banyak objek wisata hanya 9,5 juta orang.
      Untuk menangkal korupsi, Lee membentuk badan antikorupsi semacam KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) di Indonesia dan membersihkan polisi yang korup. Kini Singapura menjadi salah satu negara terbersih di dunia. Penduduknya taat pada aturan, disiplin tinggi dan rendah kriminalitas.
      Kemakmuran Singapura tak diragukan lagi. Pendapatan per kapita 2012 saja 57.238 dolar AS, Indonesia hanya 4.380 dolar AS. Sebagai perbandingan, Malaysia 14.603 dolar AS.
      Kita bisa belajar dari kepemimpinan Lee Kuan Yew . Pemerintahan tangan besi saja tidak cukup. Kita pernah dipimpin secara otoriter oleh Soeharto selama 32 tahun tapi berakhir dengan kehancuran ekonomi akibat korupsi merajalela.
       Kita juga memimpikan negara yang bersih bebas dari korupsi, untuk itulah dibentuk KPK. Tapi KPK yang mulai menemukan bentuknya kini justru terpuruk kalah oleh koruptor. Menteri Hukum dan HAM bahkan akan memperlonggar syarat remisi khusus untuk koruptor. Persepsi tentang korupsi ternyata berbeda di kalangan pemimpin. Ironis, pemberantasan korupsi loyo di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan antikorupsi.
       Pemimpin kita juga tidak tegas dalam satu kata dan perbuatan. Misalnya Menteri Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sepertinya belum kering ludahnya untuk melarang rapat dinas di hotel untuk mencegah pemborosan. Ternyata kini diizinkan lagi. Padahal rapat di hotel berpotensi menimbulkan korupsi.
Sebelumnya memang banyak keluhan dari hotel-hotel karena larangan itu mengurangi pendapatan. Tampak sekali bahwa pengusaha di Indonesia hanya bisa mengandalkan kucuran APBN, bukan dari keringat.
       Presiden Jokowi juga menolak semua permohonan grasi para terhukum mati kasus narkoba. Tiga orang sudah dieksekusi di depan regu tembak, tiga lagi akan menyusul dan sudah dibawa ke Nusakambangan. Tapi setelah ditekan Australia yang warganya akan dieksekusi, ‘mengambang’ lagi.
         Kita butuh pemimpin yang berani, mandiri dan tegas seperti Lee Kuan Yew. Semua kita punya, sumber daya alam, manusia, tambang, sinar matahari, angin sampai petir yang bisa menghasilkan energi. Semuanya berlimpah. Yang kurang hanya orang baik dan jujur.

DEMAM AKIK

        RUANG tunggu bandara, Syamsudin noor Banjarbaru Kalimantan Selatan, bulan kemarin Tiga orang pria setengah baya, menempati kursi yang kosong di depan saya. Setelah duduk, mereka mulai berbincang santai perihal cincin batu akik sebesar jempol, yang melilit di jari mereka. “Batu ini berasal dari Papua,” katanya.
“Kalau yang ini dari Kalimantan,” kata yang lain. “Beginilah kalau sudah demam batu akik,” kata yang lain sambil menatap saya. “Kalau batu yang berwarna hijau dan besar itu, apa khasiatnya?” tanya saya pada salah seorang. “Oh, kalau batu ini khasiatnya untuk menambah nafsu makan anak.” katanya “Kok bisa?” tanya saya. Lalu dia menggenggam tangannya seperti mau meninju dan cincin batu akik itu tampak menonjol. “Kan tinggal bilang ke anak, Habiskan!” katanya sambil menonjok dengan tinjunya. Kami pun tertawa semua.
       Memang, kini demam batu akik tampak meningkat. Belum lama ini, media memberitakan penemuan batu giok di Kabupaten Nagan Raya, Aceh, seberat 20 ton. Di Banua, batu yang dinamai Red Borneo, ditemukan di Desa Tiwingan Lama, Aranio, sebesar rumah. Ada juga yang ditemukan di Desa Kiram, Karang Intan. Sementara yang ditemukan di Desa Martadah, Tanah Laut, terbukti bukan batu giok.
Mungkin ada banyak sebab di balik demam ini. Salah satunya adalah karena kekayaan alam Indonesia berupa hutan, batubara, emas, perak, minyak dan gas, selain dikuasai oleh para pengusaha besar, juga sudah hampir habis.
       Akibatnya, masyarakat bawah berusaha mencari kekayaan alam lain yang belum terjamah. Batu akik yang harganya tidak terlalu mahal, akhirnya menjadi sasaran yang menggiurkan. Bagi orang Banjar, kegemaran mencari, mengolah dan memperdagangkan permata bukan hal baru. Menurut Alfani Daud (1997:136), paling tidak, pendulangan intan sudah dilakukan di zaman kerajaan Banjar.
        Ketika itu, para pendulang diwajibkan menjual intan temuannya kepada bangsawan, dan jika intannya besar, wajib dijual kepada sultan. Sultan bahkan memiliki wilayah tambang intan sendiri. Sejak lama, Martapura dikenal sebagai wilayah penghasil intan. Kawasan tambang intan terus meluas dari Cempaka ke Karang Intan, Simpang Empat, Pengaron hingga Bati Bati. Di Cempaka, pada 1965, ditemukan intan ‘Trisakti’ sebesar 166,72 karat, dan pada 1966 ditemukan lagi intan ‘Galuh Cempaka’ sebesar 29,75 karat. Pada 1967, intan sebesar 26,5 karat juga ditemukan di Bati Bati (Daud 1997:121).
        Kini intan semakin sulit ditemukan, dan harganya sangat mahal, apalagi yang sudah ‘dimasak’ menjadi berlian. Selain itu, pendulangan intan berisiko tinggi, karena dilakukan secara tradisional. Lubang yang digali bisa mencapai 15 hingga 20 meter.
       Menurut penelitian Alfani Daud, dulu pernah ada usaha menggunakan peralatan modern, tetapi tidak banyak mendatangkan hasil, sehingga dihentikan. Karena itu, mungkin kini batu akik dan sejenisnya, adalah pilihan yang lebih praktis untuk ‘ditambang’ dengan resiko kerja yang tidak terlalu berbahaya. Jumlahnya pun relatif banyak sehingga dapat diolah menjadi aneka macam perhiasan dan dijual dengan harga terjangkau.
     Bagi kalangan menengah ke bawah, hobi mengoleksi batu akik bisa dilakoni, karena tidak menuntut ongkos yang terlalu tinggi. Namun, apa yang akan kita lakukan kelak ketika batu akik pun telah habis? Apakah kita akan memburu batu-batu lain?
       Apakah kita akan terus-menerus menggali kekayaan alam, meskipun lingkungan kita rusak dan tercemar? Bukankah kerusakan hutan oleh perusahaan kayu, dan penggalian bumi serta pemangkasan gunung oleh tambang batubara, sudah mengancam hidup kita kini dan nanti?
       Batu permata adalah wujud konkret dari nilai yang diberikan manusia. Berlian, mutiara, zamrud, akik dan lain-lain tidaklah berbeda dengan batu-batu cadas, andai berada di padang pasir yang sepi tanpa manusia. Batu menjadi bernilai karena manusia memberinya nilai. Manusia memberi nilai karena ia adalah makhluk yang hidup dengan nilai-nilai keindahan (estetis), kebaikan (etis) dan kebenaran (logis).
Intan dan mutiara, karena bernilai tinggi, akan dicari orang sekuat tenaga, meskipun nyawa taruhannya. Begitu pula manusia yang bernilai tinggi, akan terus dicari, di mana pun dia berada.
       Karena itu, sudah saatnya kita berusaha agar pribadi-pribadi dalam masyarakat kita bernilai tinggi laksana permata. Kita perlu meningkatkan kualitas manusianya, agar tidak tergantung pada kekayaan alam belaka!