Thursday 27 August 2020

KUMPUL

KUMPUL

Asas kehidupan kelompok adalah solidaritas dan kepedulian pada sesama. Kelompok melindungi anggota-anggotanya dari gangguan pihak luar. Kelompok juga membangun kepentingan bersama untuk kesejahteraan bersama. Keluarga sebagai ikatan terkuat, akhirnya membangun dinasti. Pada masa modern, orang menyebutnya ‘nepotisme’.

Namun, bukan berarti masyarakat modern tidak berkelompok. Mereka berorganisasi bukan berdasarkan ikatan darah, melainkan berdasarkan kesamaan cita-cita atau profesi. Mereka mendirikan partai politik, yang anggotanya boleh siapa saja, dari keluarga mana saja, asal cocok dengan ideologi partai tersebut. Mereka mendirikan organisasi sosial dan profesi untuk semua orang yang bercita-cita sama.

Fanatisme pada gilirannya melahirkan konflik, terutama disebabkan oleh perebutan kekuasaan dan kepentingan ekonomi. Demi jabatan dan uang, tidak sedikit orang yang mau melakukan apa saja, termasuk mengatasnamakan organisasi dan kelompok. Mereka ini juga tidak segan-segan menebar dan menanamkan kebencian pada kelompok lain yang menjadi pesaing dalam merebut harta dan kuasa itu.

Di era digital dan teknologi ponsel pintar ini, ikatan kelompok itu dapat dibangun secara massif melalui dunia maya. Media sosial merupakan sarana bagi individu untuk masuk dalam jaringan kelompok tertentu. Ketika muncul kepentingan politik dan ekonomi, media sosial itupun berubah menjadi sarana penggalangan kekuatan pihak tertentu, atau medan pertempuran antar pihak-pihak yang bersaing.

Alhasil, kebersamaan manusia itu berwajah ganda. Ketika nafsu kuasa dan harta merajalela, maka kebersamaan itu menyempit dan menghancurkan yang lain. Sebaliknya, ketika kebersamaan itu berlandaskan keadilan dan kebaikan, maka ia menjadi meluas dan merangkul. Nah, bagaimanakah kebersamaan kita ini: Sempit atau luas, tulus atau palsu?

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

AGAMA

AGAMA

Saya ingat, dalam sebuah pelajaran tematik, anak saya UFA yang waktu masih kelas tempat SD itu pernah berpraktik menanam bibit pohon. Ketika belakangan saya tanya apa saja yang ia pelajari dari aktivitas itu, ia cuma menjawab dengan hal-hal yang terkait ilmu alam, juga tentang semangat hidup bersama. Hidup bersama yang ia maksudkan adalah bagaimana kita manusia hidup berdampingan dengan alam sekitar.

Saat saya tanya apakah dalam aktivitas itu juga dipaparkan hal-hal yang terkait pelajaran Agama, dia seketika tampak bingung. "Lho, apa hubungannya menanam pohon dengan agama, yah?"

Ini memang membutuhkan sinergi antara berbagai mata pelajaran,  antara berbagai sudut pandang. Bahkan praktik menanam pohon pun sangat bisa dijalankan dalam spirit pelaksanaan ajaran agama.

Saya ambil contoh. Dalam poin pelajaran membiasakan diri bersyukur, menanam pohon adalah bentuk syukur kepada Allah karena sudah dikaruniai bumi yang subur. Menanam pohon juga bisa menjadi cara umat manusia untuk mencegah kerusakan di darat dan di laut (nah, soal ini ada ayatnya).

Bahkan, dapat pula diajarkan bahwa menanam pohon merupakan bentuk konkret amal sedekah. Pohon memproduksi oksigen, kalau ia tumbuh besar orang-orang yang lewat di bawahnya akan menghirup oksigen darinya, dan karenanya si penanam telah bersedekah oksigen. Menarik, bukan?

Gambaran bersedekah pun tak pernah keluar dari konsep uang, yaitu dengan cara memberikan uang bagi fakir miskin dan anak yatim. Belum pernah saya mendengar sinergi pelajaran ilmu alam dan agama, sehingga nyaris tak ada yang sadar bahwa oksigen yang sangat mahal itu pun sangat bisa disedekahkan

Silakan saja bila Anda lebih suka membahas isu-isu pemikiran radikal. Tapi saya sendiri lebih ingin membayangkan bahwa pendidikan agama dapat dijalankan secara kolaboratif antar-agama.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

BEGITULAH

BEGITULAH

Banyak orang yang hidup dengan gaya hidup barat.. tapi ingin mati seperti matinya para sahabat Nabi _Shalallahu Alaihi Wasallam_ . 

Banyak orang yang hidupnya tidak ingin dengan Islam, meski hanya penampilan lahirnya.. tapi kalau mati, ingin dengan Islam lahir batin. 

Banyak orang melihat bahwa mati di jalan Allah adalah sesuatu yang hebat dan mulia.. Tapi mengapa jika ada orang yang hidup di jalan Allah, dilihat ekstrim, sok suci, sok kearab-araban, ini bukan negara arab dan sok-sok yang lainnya. 

Mari berbenah diri.. semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semuanya, Aamiin.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

SI MAYA

SI MAYA

Mungkin saya ini orang kolot. Dalam budaya tradisional kita, salah satu bentuk penghormatan pada orang lain adalah memperhatikan dan mendengarkan lawan bicara kita dengan baik. Kawan kita yang modern ini mungkin mengatakan, dia pun memperhatikan lawan bicaranya juga sambil memperhatikan lawan bicara lain di dunia maya. Keduanya dilayani setara. Dia sibuk melayani sini dan sana-mana.

Namun, alasan di atas masih sulit saya terima. Bagi saya, dunia nyata dan dunia maya itu tetap berbeda. Yang satu dekat dan konkret, yang satu lagi jauh dan citra. Karena itu, kita harus mengutamakan yang hadir di depan mata. Jika pun terpaksa, akan lebih sopan jika kita meminta izin kepada lawan bicara di dunia nyata. “Maaf, saya harus balas pesan penting ini dulu,” atau “Maaf, saya angkat telepon ini dulu.”

Mungkin, bagi sebagian kita, adab dan sopan santun menggunakan ponsel di atas kita laksanakan ketika berhadapan dengan orang penting, tetapi tidak kepada teman atau keluarga dekat. Ini masih lumayan. Tetapi dalam jangka panjang mungkin tetap berbahaya. Saya khawatir, rasa empati dalam diri kita mulai terkikis. Kita perlahan tidak bisa lagi memahami perasaan dan pikiran orang lain. Kita menjadi robot!

Lebih dari masalah empati, karena terbiasa dengan multitasking, orang sekarang makin sulit konsentrasi, apalagi dalam waktu yang lama. Kita tidak bisa fokus karena semua ingin kita raih. Kita menjadi serakah dan tidak sabaran, ingin serba cepat dan instan. Akibatnya, hasil yang diperoleh tidak maksimal. Kita lupa bahwa diri kita ini terbatas, dan keterbatasan itu hanya akan maksimal jika dipusatkan/difokuskan.
Di era ponsel pintar ini, multitasking makin membudaya. Empati dan konsentrasi makin tergerus. Yang maya dan citra perlahan mengalahkan yang nyata. Saya khawatir, kita pun makin jauh dari bahagia jika kita tidak waspada!

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

SIAP BOS

SIAP BOS

Sebenarnya, berambisi untuk menduduki suatu jabatan itu boleh-boleh saja. Mendapatkan kehormatan, fasilitas dan uang karena jabatan, selama sesuai antara hak dan kewajiban, juga tidak masalah.

Semua ini lumrah dan wajar. Yang dikhawatirkan adalah, orang hanya melihat enaknya, tetapi lupa beban dan tanggungjawabnya. Padahal, seringkali beban jabatan jauh lebih berat dibanding fasilitas yang diterima.

Karena itu, seseorang baru layak diangkat menjadi pejabat jika dia memiliki kemampuan melaksanakan tugas yang akan diembannya. Kemampuan itu dinilai oleh orang yang memilih/mengangkatnya.

Namun, kita juga bisa menilai diri sendiri. Apakah aku layak dan mampu untuk jabatan itu? Jangan- jangan, nafsu besar, tenaga kurang. Penilaian terhadap diri sendiri ini dapat meredakan ambisi yang menggebu-gebu.

Selain mampu, idealnya seorang pejabat harus jujur. Orang yang mampu, pintar dan cakap, tentu bisa diandalkan untuk melaksanakan tugas. Tetapi jika dia tidak memiliki kejujuran, dia akan menggunakan kepintaran dan kecakapannya itu untuk kejahatan.

Sebaliknya, orang yang jujur tetapi tidak cakap, tidak akan bisa bekerja dengan baik dan efektif. Dia shâlih (baik) tetapi tidak mushlih (memperbaiki).

Tuntutan lain terhadap pejabat adalah kesediaan bekerjasama dengan atasan, sesama dan bawahan.

Bagaimanapun, seorang pemimpin akan mengutamakan orang yang mau bekerjasama dengannya. Jangan sampai ibarat ungkapan : diajak naik sampan sama-sama malah menggoyang, tetapi ketika ditinggal melempari. Orang begini berbahaya.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

POL ITIK

POL ITIK

Politik itu sederhana. Ketika kau mengulek cabai menjadi sambel kesukaanmu, ingatlah bahwa itu semua urusan politik. Apa kau lupa, pernah marah karena harga cabai melambung tinggi? Kemarin, belum lama, harga daging ayam di pasaran anjlok, masyarakat konsumen girang, tetapi peternak dan penjual ayam naik pitam hingga protes dengan cara membagi-bagikan ayam mereka secara gratis. Kejadian serupa pernah menimpa petani tomat, ketika mereka membuang hasil panennya ke jalanan sebagai protes karena harga tomat rendah sekali. 

Begitulah, bahkan untuk urusan jumlah uang yang harus kita keluarkan dari kantong untuk membeli barang-barang pun, ada keputusan politik di belakangnya, yang kadang rumit, sampai bisa membuat seorang menteri jadi kurang tidur. Kalau kau buruh, atau guru honorer, atau karyawan kontrak, dan merasa upahmu rendah, tenang, politik bisa memperjuangkan tuntutanmu. 

Politik adalah jawaban bagi setiap persoalan kita. 

Seorang pakar akan berkata begini: politik adalah upaya untuk membuka celah kemungkinan bahwa sesuatu yang tidak dihitung menjadi dihitung dalam tatanan sosial serta memiliki kesinambungan yang kontingen pada beberapa subjek-subjek lainnya. Terdengar agak memusingkan? 

Lupakan, dan bayangkan saja ini: dengan politik, kita memilih pemimpin-pemimpin yang kita dukung, kita percaya, kita cintai, lewat sebuah hajatan besar pesta demokrasi yang gegap gempita --bahkan pada hari itu kita diberi libur (terima kasih, politik!) khusus untuk mencoblos, memberikan suara kita dengan bebas. Alangkah indahnya demokrasi. Lalu, setelah suara kita dihitung, dan pemimpin yang kita pilih kalah, kita masih bisa menggugatnya dan membawanya ke sidang perselisihan hasil pemilu ke sebuah mahkamah yang nantinya akan memberikan keputusannya. 

inilah politik. Apalagi yang kamu harapkan? Apakah terlalu sulit untuk memahaminya? Jadi, apakah politik itu? Apakah masih perlu penjelasan?

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

FACEAPP

FaceApp

Kemarin pas kumpul temen-temen bercerita tentang aplikasi baru. Males buka medsos, sekarang medsos sudah kayak panti jompo.

Sebagian dari Anda mungkin telah bermain atau masih menikmati hasil permainan dari sebuah aplikasi artificial intelligent  (AI/kecerdasan buatan) yang --disadari atau tidak-- mengambil foto dari data ponsel untuk diubah menjadi lebih tua. Aplikasi besutan Rusia yang diluncurkan dua tahun lalu itu menjadi trending hari-hari ini. Mulai dari orang biasa kebanyakan hingga artis dan tokoh publik terkenal ramai menyebarkan hasil olahan FaceApp.

Setahun lalu, FaceApp telah berada pada kontroversi ketika teknologi AI miliknya mampu memecahkan algoritma wajah laki-laki dan perempuan serta wajah antar-etnis. Selain dianggap memberikan jalan bagi transgender, FaceApp juga dianggap telah melanggar bata etis tentang ras. Sampai akhirnya pada Agustus 2017 filter etnis dihapus dari fitur FaceApp. 

Seperti aplikasi prediktif atau avatar sebelumnya, menggunakan FaceApp mungkin tampak seperti hiburan yang menyenangkan. Melihat wajah menua, semakin muda, atau bahkan membayangkan kita dalam peran gender lain mungkin juga salah satu hiburan bagi sebagian besar pengguna medsos hari ini. Namun pertanyaannya, benarkah kita sedang membayangkan dan bermain peran dalam usia tua, muda, atau jenis gender lain?

Manusia menyukai prediksi, terlebih terkait hal-hal yang berhubungan dengan dirinya. Apa yang terjadi jika saya berusia senja? Bagaimana pula rupa saya jika saya laki-laki/perempuan? Apa kemungkinan-kemungkinan yang belum saya miliki untuk menjadi tua, muda, atau jenis kelamin lain? Apa yang akan saya dapatkan lima tahun lagi? Profesi apa yang sebetulnya cocok untuk saya? Kesemuanya adalah pertanyaan prediktif yang berhubungan dengan diri.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

HARI ANAK

HARI ANAK

Mewujudkan Indonesia Layak Anak (Idola) yang ditarget pada 2030 mendatang, rasanya masih jauh dari realisasi. Namun jika tidak dikejar, negeri ini makin jauh dari impian anak-anak yang mendamba jadi surganya.

Kabupaten/kota harus lebih dulu menjadi kabupaten/kota layak anak (KLA). Kabupaten berlomba mengejar status layak anak. Kabupaten Banjarnegara apakah sudah layak anak, kelihatnya tidak ada tempat khusus anak, semoga bisa dipikirkan, untuk adanya fasilitas khusus anak.

Semoga saja, daerah tidak hanya mengejar status KLA dan atau semata prestise, pencitraan kepala daerah atau apapun semacamnya tapi pada benar-benar berorientasi pada kenyataan melayani dan menyayangi anak.

Sebab, untuk benar-benar menjadi KLA yang benar-benar ideal tidaklah gampang, Harus terpenuhi setidaknya 24 indikator utama pemenuhan hak dan perlindungan anak yang terhimpun dalam enam cluster KLA mencakup; Kelembagaan; Kesehatan dasar dan kesejahteraan; Pendidikan, pemanfaaatan waktu luang dan kegiatan budaya; Perlindungan khusus; Hak sipil kebebasan; Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif.

Dari sisi kelembagaan, indikator yang diukur diantaranya adanya perda KLA, keterlibatan masyarakat, dunia usaha dan media. Indikator kesehatan dasar dan kesejahteraan mencakup persalinan di faskes, prevalensi gizi, faskes dengan pelayanan ramah anak, air minum dan sanitasi hingga kawasan tanpa rokok. Terpenting dari sisi lingkungan keluarga yang memegang pengaruh besar bagi tumbuh kembang anak. Keluarga menjadi lingkungan terdekat yang pertama kali dikenal oleh anak.

Anak memang sangat layak mendapatkan surganya curahan perhatian dan kasih sayang. Sebab itu tak berlebihan jika John F. Kennedy, Politikus dan Presiden ke-35 Amerika Serikat mengatakan,”Anak adalah sumber daya paling bernilai di dunia dan dia adalah harapan terbaik untuk masa depan.” Selamat Hari Anak Nasional!

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

PROSES

PROSES

Sudah saatnya menjalani proses, bukan masalah umur baik muda apa lagi sudah tua, bukan masalah banyaknya perbuatan yang bermasalah, tapi titik kejenuhan ketidak kenyamanan, resah gelisah.

Proses harus dinikmati saja. Mencuri, menipu, memakan bukan haknya, menghujat, lagu-lagu melalaikan, perkataan tak manfaat, hubungan tak halal, dan lain-lan. aku ingin hijrah, jangan dekati aku lagi ya.

Aku berhijrah tak lagi mengidolakan seseorang yang aku idolakan dulu. karena apa? karena Rasululloh shallallahu alaihi wa sallam adalah idola dunia dan akhiratku.

Berhijrah memang tak mudah tapi, ketika selangkah saja kau berani melakukannya, sungguh Alloh Ta’ala akan memelukku dalam agamaNya, seyakin yakinnya.

Ya Alloh, jagalah dalam proses berhijrah ini, mudahkan hijrah, luruskan niat, kuatkan tekad, lapangkan dada dari hinaan, pro-kontra itu biasa. Mereka yang kontra mungkin belum tau manisnya hijrah, tenang saja, Alloh Ta’ala dan salafush shalih ada dipihak.

Akupun pernah tak baik, sampai Alloh Ta’ala mengirim hambaNya untuk menegur imanku dan menampar ketakwaanku. aku paham, Ia terlalu sayang padaku. Husnudzan, ia yang menasehati bukan merasa sok benar, sok suci, ia hanya ingin aku menjadi lebih baik.
Petunjuk dari Alloh Ta’ala jangan diabaikan. Anggap saja hijrah ini jihad fisabilillah. memerangi hawa nafsu dan nikmat dunia, aku bisa, aku punya Alloh, percayalah!

Semoga kita semua diberikan keselamatan, kesehatan, kekuataan, kesabaran dan rezeki yang melimpah

Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat di sisa hidup ini.
Robbana Taqobbal Minna
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin......

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

SARJANA

SARJANA

Ketika seorang sarjana memutuskan untuk jualan, dimata orang yang awam ini akan keliatan sangat amat bodoh, mereka akan berkoar dengan bangga "Uda Sarjana Koq Malah Jualan, Bego". Lain halnya ketika seorang yang cuma pedagang kecil bisa mengenyam bangku kuliah, justru dia akan mendapat pujian dari orang awam yang melihatnya, "Wih Hebat Pedagang Bisa Kuliah".

Saya ga tau apa yang ada difikiran mereka, apa iya kalo kita uda sarjana harus jadi pekerja? dan yang ga sarjana aja yang pantas jadi pedagang?. 

Apa tujuan setelah sarjana nanti, dan dengan tegas saya jawab akan tatap jadi pedagang, tapi pedagang yang banyak macam dagangan ato istilah lebih bekennya Pengusaha,, toh apapun jenis usahanya ga bisa jauh dari kalimat dagang, Rasul juga dulu seorang pedagang koq. hehehe

Tapi entah setan merek apa yang rasuki gigi mereka semua, mereka malah dengan bangga meremehkan keputusan yang saya ambil, rata-rata dengan ganteng dan bangga mereka berkata "Ngapain kuliah tinggi" kalo ujung-ujungnya jadi pedagang juga".. ganteng banget yag mereka itu,, ai lop yu lah pakde,, hehee

Selama ini yang ngetrend adalah, kuliah tinggi" sampe sarjana, habis itu cari kerjaan diinstansi pemerintahan dengan uang pelicin agar jalan mulus ntar dapat gaji tinggi dan hidup enak dan itu yang menyebabkan sarjana banyak yang nganggur kalo sarjananya ga banyak duit.

Karena menurut mereka seorang sarjana itu harus berseragam, dan pakaiannya waktu kerja harus rapih dan bekerja diruangan yang pake ac dan ngumpulnya sama komunitas borjuis. Banyak yang rela jual segalanya dan melakukan bahkan menghalalkan segala cara demi jalan hidup yang bermotto "Saya kerja ngga kerja akan tetap dibiayai dan digaji oleh negara".

Sekian dan terima kasih,, wassalam,,

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

KHILAFAH

KHILAFAH

Berjenggot, celana tidak isbal, berjidat hitam, bercadar, rajin shalat lima waktu di masjid, hingga menuliskan bisarah atau janji Rasul jika pada waktunya, dunia akan dipimpin seorang khalifah, akan dituding dan dicap sebagai seorang teroris. Bahkan lebih sadis lagi sebagai orang atau kelompok anti-Pancasila dan ingin merusak NKRI.

Pancasila sebagai ideologi NKRI menurut saya memang sudah final. Tidak boleh ada satu pun orang atau kelompok yang selama masih bernaung di bawah bendera merah putih, menentang Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Namun jangan juga kita sampai alergi dengan khilafah. Sebab, kehadiran setiap manusia di muka bumi karena mengemban misi sebagai khalifah (baca QS. Al-Baqarah:30). Hemat saya, jika Pancasila adalah ideologi, Khilafah adalah gagasan paling dasar dari qadla dan qadar-Nya.

Kritik saya juga sampai kepada kelompok-kelompok yang menyatakan memerangi pemerintah, pejabat, hingga aparat karena dinilai berlaku zalim dan tidak berpihak kepada umat Islam. Bukankah Islam tidak mengajarkan memupuk kebencian, apalagi dendam.

Bukankah kita akrab dengan untaian doa, "... Ya Allah, ampunilah dosa kami, dosa para pemimpin kami..." Lalu mengapa kita kini sangat mudah mendoakan yang jelek kepada para pemimpin bangsa ini. Mudah diadu domba, atau karena kita tidak sadar sedang dibenturkan satu sama lain.

Firman Allah dalam Surah Annisa ayat 59 yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu.”

Kesimpulanya, tidak dibenarkan mendoakan yang jelek kepada para pemimpin. Apalagi melakukan tindakan kriminal. Kita sebagai warga negara bisa mengingatkan pemerintah jika memang keluar dari jalur dengan cara yang dibenarkan hukum. Seperti menggelar unjuk rasa.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

ILMU

ILMU

"Ilmu itu ada tiga tahapan. Jika seseorang memasuki tahapan pertama, ia akan sombong. Jika ia memasuki tahapan kedua ia akan tawadhu’. Dan jika ia memasuki tahapan ketiga, ia akan merasa dirinya tidak ada apa-apanya”.

Banyak orang mencari ilmu di berbagai tempat tapi hanya untuk kesombongan dan bisa cerita kepada orang lain bahwa sudah ngambil ilmu dari berbagai tempat padahal belum punya ilmu sama sekali. Maka terjadi Godaan untuk menganggap semua ketinggalan ilmunya, kuno dan tak tahu perkembangan terkini.

Sombong yang mewujud ini barangkali pada awalnya tak terasa benihnya. Ia tumbuh perlahan dan membakar kesadaran bahwa semua orang pada dasarnya tak boleh direndahkan, apalagi diremehkan.

“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. terkena kembali kepada kita sendiri. Apa pun yang dilakukan untuk menutupi diri agar tampak tinggi dan mulia dari orang lain akhirnya justru bisa berakhir dengan sesuatu perbuatan yang memalukan nama baik sendiri. 

Ketawadhu'an ini tumbuh berkebalikan dengan sifat sombong. Bila sombong menjadi dominan dalam hati seseorang, maka rasa tawadhu' mengecil proporsinya. Sebaliknya, bila rasa tawadhu ini semakin besar, maka sikap sombong perlahan menyusut.

Menuntut ilmu ternyata semakin merasa tidak ada apa-apanya. Ia semakin merasa kecil. Hal ini terjadi karena di tahap ini dia merasa ilmu itu seperti lautan yang begitu luas. Ketika dia mendapat satu ilmu, maka di dalam dirinya akan merasa kurang, dia haus akan ilmu, dan bahkan mengabdikan seluruh hidupnya untuk terus belajar dan belajar meraih ilmu sebanyak-banyaknya.

Ilmu yang terus dibagi tak akan pernah habis. Ibarat mata air, justru bila terus menerus digunakan akan memperlancar alirannya dan membuang sisa-sisa genangan yang mungkin justru bisa membusuk.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

POL ITIK 2

POL ITIK 2

Kata-kata elite politik itu semanis madu, belum tentu keinginan mereka sama dengan keinginan rakyat. Kita tidak pernah tahu apa sebenarnya yang mereka bicarakan dan rundingkan di balik layar. Kita paling hanya bisa menebak-nebak kepentingan masing-masing pihak dan tawar-menawar yang diajukan.

Banyak yang menduga, pertemuan elite politik itu adalah langkah awal untuk bagi-bagi kursi. Memang, mendapatkan kekuasaan melalui jabatan adalah salah satu misi politisi. Kita hanya bisa berharap agar jabatan-jabatan itu diisi oleh orang-orang yang kompeten dan berintegritas, mampu dan jujur. Dengan begitu, janji-janji pemilu akan lebih mudah diwujudkan.

Ada pula yang mengatakan, usai Pemilu ini, para elite politik itu sudah mulai berpikir tentang calon presiden 2024 kelak. Jika benar, berarti mereka itu politisi tulen dan bukan negawaran. Politisi berpikir tentang pemilu yang akan datang, sedangkan negarawan berpikir tentang generasi yang akan datang.

Orang yang fanatik pada kelompok tertentu hanya akan bisa menjadi pemimpin di kelompok itu. Pemimpin untuk semua adalah yang mampu merangkul semua. Yang eksklusif paling-paling hanya diperalat saat pertarungan terjadi dan setelah itu gampang ditinggalkan.

Di sisi lain, sikap lentur dan merangkul bukan berarti semua menjadi serba-boleh dan dikompromikan. Kelenturan dalam bersikap harus diimbangi keteguhan dalam prinsip.

Seorang politisi yang ulung harus mampu mengarahkan semua aspirasi dan kebutuhan orang lain di sekitarnya, termasuk lawan-lawannya, untuk kepentingan yang digariskannya sendiri,

Menjadi politisi itu berat, apa lagi jadi negarawan.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

DIENG CULTURE FESTIVAL

DIENG CULTURE FESTIVAL

Agenda pariwisata di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), bertajuk Dieng Culture Festival (DCF) telah dimulai Jumat (2/8/2019). Agenda tahunan yang menampilkan berbagai atraksi kesenian dan pariwisata itu digelar selama tiga hari hingga Minggu (4/8/2019).

Acara digelar untuk kali ke-10 itu akan menampilkan sederet acara, acara budaya, pertunjukan seni berbalut konser musik jaz di dataran tinggi Dieng juga ditampilkan dengan tajuk Jazz Atas Awan. Beberapa acara yang baru seperti Java Coffee Festival dan pergelaran kesenian tradisional. Ada 23 kesenian tradisional tampil.

Acara dimulai dengan aksi bersih-bersih di kawasan kompleks Candi Arjuna, yang menjadi lokasi utama digelarnya DCF 2019. Setelah bersih-bersih, acara DCF kemudian dilanjutkan dengan Kongkow Budaya yang dihadiri Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono.

Puncak acara DCF, berupa ritual pemotongan rambut gembel digelar Minggu. Pencukuran anak berambut gembel merupakan roh dari event DCF. Rambut gembel akan bisa dicukur dan tumbuh normal sebagaimana pada umumnya, jika permintaan si anak telah dikabulkan. Anak berambut gembel dipercaya sebagai titisan Ki Kolodete dan Nyai Ronce Kala Prenye, yang merupakan tokoh penjaga Dieng.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

MENGERIKAN

MENGERIKAN

Ada semacam rasa malas keluar rumah, jenis rasa yang dulu-dulu jarang ada pada diri saya. Penyebabnya akhirnya ketemu pula: saya belum punya paket data internet di ponsel saya. Bukankah itu sangat mengerikan? Bayangkan, manusia keluar rumah tanpa paket internet! Manusia macam apa itu?

Tanpa paket internet, saya tidak akan bisa googling untuk mencari toilet umum terdekat, saya tidak akan bisa mencari warung makan yang enak. Dan yang lebih menyeramkan, tanpa paket internet, saya akan rentan kesasar, tidak dapat dengan mudah pulang ke rumah saya saat malam tiba, lebay amat sih.....wkkkkkk.

Dengan paket internet, saya tinggal buka Google Maps, pencet alamat, klik direction, klik start, lalu suara lembut mbak-mbak penunggu Google Maps dengan penuh ketelatenan akan mengarahkan langkah kaki saya belok kiri belok kanan, hingga akhirnya dia berkata dengan riang: "You have arrived!"

19 tahun hampir rongjinah (20) silam, saya datang ke Banjarmasin prop kalsel pertama kali. Itu masa ketika saya belum berkenalan dengan mbak-mbak Google Maps, bahkan sama sekali tidak ada jaman membeli paket internet. Namun, jelas saya ingat, di hotel Banjarmasin waktu itu terbaik, termahal dan menguras dompetku....wkkkk. Petugas hotel memberikan denah manual yang digambar dengan bolpoin ala kadarnya, lalu saya membacanya, mengingat-ingatnya, tujuan utama denah menuju Kabupaten Kotabaru dengan jarak 350 km ditempuh hampir seharian busyet.

Sekarang, situasinya beda. Saya tak lagi punya kemampuan mengingat. Bukan karena terlalu banyak kenangan pedih di masa lalu yang tak layak diingat, bukan itu. Melainkan karena sepertinya saya telanjur terbiasa meletakkan segala isi otak di luar tempurung kepala.

Ini sesungguhnya pola kemajuan zaman yang terus berjalan. Setiap progres "kemampuan" manusia ditandai dengan pengurangan demi pengurangan isi kepala, dititipkan kepada perangkat-perangkat di luar kepala.

DIET

DIET

Tradisi kita, nasi dimakan banyak, tapi kita malas bergerak. Keluar pintu rumah langsung naik motor sampai parkiran kantor, dari parkiran kantor cuma jalan beberapa meter sudah naik lift, keluar lift langsung tiba di pintu masuk ruangan kerja.

Tak heran, kata "mager" alias "malas gerak" pun menjadi istilah generik yang disambar dengan sigap sebagai senjata pemasaran oleh perusahaan ojek merangkap penyedia layanan beli makanan.

Yang terjadi pada kita sekarang ini hanyalah kehidupan yang tidak seimbang. Kalau toh banyak orang menggemuk atau men-diabetes karena overdosiskarbo, rasanya itu terjadi bukan gara-gara nasi, melainkan karena ketidakseimbangan hidup itu tadi.

Lha memangnya dulu-dulu kakek-nenek kita sudah pada diet karbo? Enggak, kan? Lalu kenapa tidak terjadi ketakutan massal kepada karbo seperti halnya menimpa banyak orang.

Anda tahu, jawabannya klasik saja. Yakni karena kakek-nenek kita masih banyak gerak, belum naik motor, dan belum punya aplikasi Go dan Grab Food.

Mereka ke surau untuk salat lima waktu. Dan mereka ke surau itu jalan kaki, Sekarang hitung saja, kalau sekali jalan ke surau lima menit saja, bolak-balik sudah sepuluh menit. Lima kali sehari, berarti total lima puluh menit. Dan itu setiap hari, seumur hidup!"

Kekeliruan umum kita, kita ini selalu menjalankan sesuatu setengah-setengah, sambil lupa dengan paket lengkapnya. Makan nasi banyak, tapi lupa olah raga. Makan nasi padang, tapi lupa teh Bendera. Makan daging kambing, tapi menyingkirkan acar timunnya. Padahal tradisi makan kambing itu datang dari Timur Tengah, sementara kebiasaan makan kambing diiringi pula dengan kebiasaan makan acar di tempat asalnya sana.

Sikap mental semacam itu menyebar hingga ke mana-mana. Mau negerinya maju, tapi ogah belajarnya, bahkan buku-buku malah dirazia. Ngotot menuntut fasilitas publik ini-itu, tapi ogah sama pajaknya. Mau sama PLN, tapi ogah sama mati lampunya. Eh, enggak ding. Maaf kelepasan.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

PENSIUN

PENSIUN

Ketika kita berhenti bekerja, berbagai hubungan yang selama ini kita miliki, perlahan terputus dan meninggalkan kita. Orang-orang yang dulu menghormati kita, kini tidak lagi mendekat. Teman-teman sekantor atau mitra kerja di lembaga lain, yang dulu selalu ingin bertemu, sekarang seolah tidak melihat kita lagi. Kita jadi sepi sendirian di rumah. Jadi tahanan!.

Setiap peralihan biasanya menimbulkan gejolak. Tetapi jika kita berhasil melewatinya, kita akan menemukan sesuatu yang lebih baik. Syaratnya, kita harus siap untuk berubah dan mengubah diri. Harus move on

Galau pensiun mungkin tidak jauh berbeda dengan resah turun jabatan. Saat menjabat, tentulah banyak orang mendekat dan mengelu-elukan. Undangan dari berbagai pihak datang bertubi-tubi. Permintaan sambutan hampir tiap hari. Para bawahan seringkali meminta arahan. Fasilitas dan layanan siap-sedia. Namun, ketika jabatan hilang, semua ikut terbang. Semua penghormatan kini tinggal kenangan.

Jika saat menjabat, dia sangat angkuh dan menindas. Pejabat seperti ini biasanya dikelilingi manusia-manusia munafik dan penjilat. Kelak setelah tidak menjabat lagi, mereka pasti akan meninggalkan dan mengabaikannya. Mereka akan berpaling kepada pejabat baru untuk dijilat dan dipuja. Semua itu tak lebih dari sandiwara.

Pensiun dari pekerjaan, pensiun dari jabatan juga merupakan masa transisi yang bisa mudah, bisa pula sulit dilewati. Orang harus sadar sejak dini bahwa jabatan itu sementara. Orang yang siap berhenti dari jabatan adalah orang yang meletakkan nilai dirinya pada dirinya sendiri, bukan pada sesuatu di luar dirinya. Jika mobil saya keren, bukan berarti saya keren. Saya adalah diri saya sendiri.

Hidup tentu tidak sekadar bergerak dan bernapas. Hidup yang bernilai adalah hidup yang bermanfaat. Hidup yang bermanfaat adalah hidup yang membahagiakan. 
Alhasil, sebenarnya tidak ada masa pensiun dalam hidup ini. Yang ada hanyalah masa transisi.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

BOS

BOS

Pejabat, Pemimpin, Ketua atau Bos. idealnya seorang pejabat harus jujur. Orang yang mampu, pintar dan cakap, tentu bisa diandalkan untuk melaksanakan tugas. Tetapi jika dia tidak memiliki kejujuran, dia akan menggunakan kepintaran dan kecakapannya itu untuk kejahatan.

Sebaliknya, orang yang jujur tetapi tidak cakap, tidak akan bisa bekerja dengan baik dan efektif. Dia baik tetapi tidak memperbaiki.

Tuntutan lain terhadap pejabat adalah kesediaan bekerjasama dengan atasan, sesama dan bawahan.

Bagaimanapun, seorang pemimpin akan mengutamakan orang yang mau bekerjasama dengannya. Jangan sampai ibarat ungkapan : diajak naik sampan sama-sama malah menggoyang, tetapi ketika ditinggal melempari. Orang begini berbahaya.

Di satu sisi, mungkin budaya kita yang cenderung ‘memuja’ pejabat patut ditinjau. Perhatikanlah ormas-ormas yang seringkali ribut pada saat pemilihan ketua, tetapi setelah itu tidak banyak kegiatan.

Begitu pula para aktivis mahasiswa yang kadangkala berseteru keras dengan sesama teman gara-gara rebutan jabatan ketua. Kampus pun tak jarang berubah dari civitas-akademika menjadi civitas-politika.

Di sisi lain, ada pula orang baik dan mapan, yang enggan menduduki jabatan karena ingin hidup damai untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Dia tidak mau berkorban atau berbuat baik untuk orang banyak. Namun, ketika mengetahui dan merasakan ketidakberesan di lembaganya bekerja atau masyarakat di sekitarnya, dia seringkali mengeluh. Padahal, tanpa kekuasaan, dia tidak akan bisa berbuat banyak.

Alhasil, jabatan tidak hanya perlu ditentukan untuk orang yang tepat pada posisi yang tepat, tetapi juga dilihat fungsi dan kedudukannya secara tepat.

Mungkin Anda berkata, “Ah, itu terlalu ideal!” Anda benar sekali. Kita memang perlu terus-menerus diingatkan tentang yang ideal agar kita tidak pernah berhenti berjuang mewujudkannya dalam kenyataan! 

KORBAN

KORBAN

Dalam hidup, kita mencintai banyak hal, mungkin harta, isteri, suami, anak, jabatan, ketenaran, kesenangan dan lain-lain. Tak jarang, karena cinta yang buta, kita akhirnya mengalah tunduk kepada yang dicinta, meskipun harus melawan perintah Allah atau melanggar larangan-Nya.

Allah tentu tidak memerlukan ketaatan manusia. Dia memerintah dan melarang untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia itu sendiri. Perintah dan larangan adalah kerangka hukum moral, yakni baik dan buruk, pahala dan dosa. Nilai-nilai moral itu tidak terlihat, tetapi akibat yang ditimbulkannya atas hidup manusia sangat jelas. Kebaikan akan berbuah kebahagiaan, dan keburukan akan berbuah penderitaan.

Tak jarang dalam hidup ini, kita ditimpa musibah yang tak diduga-duga. Seringkali pula kita menyaksikan orang baik dan jujur yang difitnah, ditipu dan disingkirkan oleh para penjilat. Namun akhirnya, kemenangan akan diraih oleh yang sabar dan setia pada kebenaran.

Tidak sedikit warga kita yang masih jarang memakan daging karena harganya yang cukup mahal. Karena itu, daging kurban dibagikan kepada fakir miskin dan orang-orang yang memerlukan. Dalam berbagi, kita mempererat kebersamaan dan kepedulian. Di situlah kita menemukan kasih Tuhan.

Saya kembali teringat masa kecil, saat kami ramai-ramai menonton penyembelihan hewan kurbandi kampung. Kini justru saya yang ditonton anak-anak, karena berperan menguliti dan memotong-motong daging setelah disembelih. Rupanya hidup memang pengulangan-pengulangan, tetapi bukan pengulangan yang persis sama. Kisah Ibrahim dan Ismail tetap sama, tetapi cara kita memaknainya dan melakoninya tidak selalu sama.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

IN TELEK TUAL

In telek tual

Serangkaian aktivitas-aktivitas akademik yang kaku, terjebak dalam kesibukan-kesibukan formal, berorientasi ke dalam, ke ruang-ruang privat, sehingga pada akhirnya membuatnya lupa pada peran sentralnya di luar sebagai spirit pembebasan atas segala bentuk problem-problem kerakyatan yang hingga kini terus berdenyut.

Karya intelektual yang kini meriah terbit dan dipublikasikan bukan lagi berorientasi pada lahirnya ide-ide yang baru atau untuk merespons problem-problem material kerakyatan, tetapi malah berorientasi pragmatis: untuk prestise individual, mengejar pangkat akademik, dan seterusnya. Karya-karya intelektual seperti riset ilmiah, makalah populer, atau paper, dalam keadaan seperti ini, akan dikatakan sukses hanya ketika ia sudah dimuat di jurnal-jurnal akademik, atau dipresentasikan di konferensi-konferensi elit-nasional/internasional. Keberhasilan karya-karya tersebut tidak dilihat dari kualitas ide di dalamnya, atau seberapa jauh ide tersebut memberikan kontribusi terhadap problem sekitar, melainkan dari seberapa sering nama penulisnya tercatat dalam "daftar isi" jurnal-jurnal ternama.

Kita dapat menerka lebih jauh bahwa apa yang selama ini kita sebut intelektual, sejatinya lebih tepat disebut anti-intelektual. Betapa tidak, kerja-kerja intelektual hari ini benar-benar menjadi sesuatu yang sangat elitis, yang membuatnya terpental dari dinamika-dinamika sosial-kerakyatan, menjadi aktivitas-aktivitas yang seutuhnya didikte --untuk tidak mengatakan "terpenjara"-- oleh institusi-institusi negara dan perguruan tinggi, yang kini sedang tunduk dan bersimpuh di hadapan "pasar global" --pihak yang sejak dulu memang telah menginjak-injak kedaulatan rakyat kecil yang tinggal di kampung dan pinggir-pinggir kota.

MERAH PUTIH

MERAH PUTIH

Balapan karung, panjat pinang, makan krupuk, ngambil koin di semangka dan lain-lain perlombaan dan tampilan embek atau kuda lumping, kedoprak atau wayang orang dan wayang kulit. Di alun-alun bisa 10 panjat pinang, 10 group kuda lumping dan macam perlombaan. Yang saya ga habis pikir itu panjat pinang dan semangka berkoin yang diolesi oli bekas apa ga takut ada penyakitnya, tapi ga ada yang kena penyakit akibat oli tersebut apa karena orang dulu sehat dan perkasa dibandi sekarang, entahlah.

Warna bendera Indonesia tidak hanya memiliki arti sederhana, seperti merah memiliki arti keberanian dan putih memiliki arti kesucian.

Terasakah Kemerdekaan itu bagi rakyat Indonesia? Bagi yang merasakannnya, memang Kemerdekaan Indonesia sudah terasa hingga ke akar-akarnya. Mereka bisa menikmati kekayaan alam Indonesia ini hingga merengkuh keuntungan berlipat ganda dalam menciptakan kesejaheraan diri serta keluarga.

Lain lagi dengan mereka yang belum mapan. Kata-kata Merdeka hanya keluar dari mulut dan mendesir di telinga begitu saja. Tanpa arti apapun.

Kemerdekaan yang mereka dambakan seakan hanya sebuah mimpi, yaitu kemerdekaan dalam meraih kesuksesan, kenyamanan hingga kesejahteraan hakiki. Kesejahteraan ekonomi serta finansial yang mendukung pembangunan Indonesia di semesta alam.

Itu tak pernah mereka dapatkan. Masih banyak anak-anak telantar di penjuru-penjuru pusat kota. Masih banyak masyakarat Negeri ini yang hidup di bawah garis kemiskinan dan tercatat sebagai orang miskin dalam pendataan tiap tahunnya, tanpa ada perubahan status.

Dirgahayu Republik Indonesiayang Ke-74. Sejahtera bukan hal yang mustahil untuk diraih. Jika tidak sekarang dan bukan kita yang merasakannya, tapi anak cucu kita yang akan benar-benar menikmati kesejahteraan itu. Semoga.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

RAKUS

RAKUS

Demi meraih harta, banyak orang menghalalkan segala cara dan mengorbankan hal-hal yang berharga. Merasa nyaman untuk berkorupsi, memakan riba, berselingkuh, membunuh, mengorbankan tali silaturrahim dan masih banyak yang lainnya.

Berbagai cara ditempuh oleh banyak manusia untuk meraih kedudukan, tanpa peduli benar atau tidaknya cara tersebut. Sogok dan suap dianggap biasa. Sikut menyikut dan menjatuhkan kompetitor merupakan bumbu wajib persaingan. Carmuk (cari muka) dengan berbagi sembako dan uang dinilai sebuah keharusan. Tidak lupa pergi ke dukun dianggap suatu kelaziman.

Jangan mengira bahwa yang diintai fitnah kekuasaan itu hanya para pencari jabatan duniawi saja. Mereka yang berambisi untuk meraih kedudukan yang bersifat agama pun terancam. Rebutan kursi ketua ormas keagamaan, ’jabatan’ pemuka agama, mulai dari tingkat kampung hingga nasional, juga menjadi ajang setan untuk merusak agama manusia.

Harta dan jabatan (kedudukan). Keduanya sering disebut-sebut sebagai dua sekawan yang tak terpisahkan. Harta bisa menghantarkan seseorang kepada posisi atau jabatan tertentu. Bahkan hari ini posisi yang seharusnya diisi secara alami oleh orang-orang berkompeten pun bisa dibeli dengan harta. Posisi atau jabatan pun mampu membuat orang mengeruk harta sebanyak-banyaknya. Tanpa ada rasa puas. Tidak ada rasa malu. Apalagi secuil peduli, perhatian dan keberpihakan terhadap masyarakat.

Ya, seperti itulah daya tarik harta dan kekuasaan. Bisa menggiurkan siapapun. Maka tidak ada jalan lain bagi kita, melainkan untuk terus memohon pertolongan kepada Tuhan agar selalu dipelihara dari fitnah harta dan kekuasaan.

Pada dasarnya permasalahan bukanlah pada jabatan atau harta itu sendiri, akan tetapi pada cara untuk mendapatkannya dan penggunaannya. Apabila benar cara dan penggunaannya, maka akan terpuji. Bila sebaliknya, maka akan tercela.

Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

KEINDAHAN

KEINDAHAN 

Keindahan, Kenikmatan dan Kenyamanan itu dapat dengan mudah kita temui di mana saja. Namun, terkadang justru kita yang tidak menyadari.

Berapa banyak keindahan yang kita lewati. Kita menyangka tak ada sesuatu yang berharga, padahal kenyataannya adalah kita yang tidak peduli. Hanya karena tempat itu sederhana, bukan berarti menjadi kehilangan kenyamanan, kenikmatan dan keindahan.

Makanan sederhana atau makanan jadul ditemukan kenikmatan tersendiri dari pada makanan yang ada di restoran yang megah dan mahal tapi tidak bisa kenikmatan yang hakiki, atau karena hanya gengsi.

Kebersamaan dalam kehidupan bersama dari latar belakang berbeda tercipta saling membutuhkan dan persatuan, bila kebersamaan sudah berkotak-kotak akan terjadi cerai berai.

Mari kita mulai belajar menghargai. Temukanlah segala keindahan yang Tuhan ciptakan. 

Maka pastilah dalam segala sesuatu terdapat keindahan. Karena segala sesuatu merupakan ciptaan Tuhan. Tugas kita adalah menemukannya.

Sadarilah bahwa apapun yang kita temukan di tempat kegiatan, sebetulnya punya keindahannya sendiri. Mungkin karena kita yang terlalu banyak mengeluh, sehingga tidak menyadarinya.

Rasakanlah dalam wajah-wajah anggota keluarga kita di rumah, tersimpan keindahan yang kita butuhkan. Hanya saja waktu kita habis untuk smartphone, sehingga tak bisa merasakannya.

Bahkan pada lantunan ayat-ayat Suci, terkandung keindahan yang sangat menentramkan hati bagi pembaca maupun pendengarnya. 

Semoga senantiasa memperbaiki ibadah kita, dan terus istiqomah bertutur kata, berfikir dan berbuat baik dan benar.

Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

UAS

UAS 

Berkeyakinan itu bebas. Terserah kita. Tapi ada garis tegas yang membatasinya, yaitu ruang-ruang sosial, alias ruang publik, alias ruang bersama.

Dalam suatu analogi yang tersebar banyak di media sosial, meyakini bahwa istri tetangga kita jelek bukanlah pelanggaran hukum. Namun, begitu di pos ronda Anda ketemu si tetangga tersebut lalu bilang istrinya jelek, tindakan Anda bisa terkena pasal perbuatan tidak menyenangkan. Apalagi kalau ucapan itu dilemparkan di forum arisan RT. Klir, kan?

Maka, secara hukum dan demokrasi, kata-kata UAS dan gambarannya tentang salib itu bukan pelanggaran. Syaratnya: sepanjang dia mengucapkannya di ruang terbatas, alias "untuk kalangan sendiri".

Biar adil, karena saya muslim, saya pun harus mengatakan bahwa bila ada pemuka agama selain Islam menjelek-jelekkan Nabi Muhammad, atau menertawakan ibadah haji (kemarin ada yang membagi video seperti itu di kolom komentar facebook saya), itu pun bukan pelanggaran hukum positif. Syaratnya sekali lagi: asal disampaikan di ruang internal terbatas.

Persoalannya, lagi-lagi, ada yang kacau balau dalam memahami ruang. Sebab sekarang kita memakai ruang-ruang digital, dan ruang digital adalah ruang yang tanpa batas. Problem ini yang terjadi pada orang-orang yang menggunakan medsos setiap hari, Mereka mengira akun Facebook-nya adalah seratus persen rumahnya, dan mengunggah sesuatu di akun personal medsosnya adalah sama dan sebangun dengan mengobrol di kamar tidur bersama pasangannya!.

Jadi mohon maaf, ini mungkin akan menyakiti hati banyak orang. Tapi saya memang berpandangan bahwa UAS tidak melakukan pelanggaran hukum. Yang melanggar hukum adalah orang yang menyebarkan video ceramah UAS itu, siapa pun dia.

Saya sama sekali bukan pakar hukum, tapi sebagai warga negara yang dilindungi sekaligus "diancam" oleh hukum, kita wajib memahami soal-soal mendasar seperti itu. Sekali lagi: mohon berikan koreksi kalau saya salah.

WARGANET

WARGANET

Heboh di media sosial mengubah keputusan pemerintah atau suatu keadaan, memang tidak semua, contoh :
Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy yang baru diangkat menggantikan Anies Baswedan mencanangkan program sekolah sehari penuh atau full day school. Program itu ditolak oleh masyarakat karena sejumlah alasan. Lalu terjadilah perdebatan yang ramai di media sosial. Melihat reaksi itu akhirnya Menteri Pendidikan membatalkan program tadi.

Dua minggu lalu tentang Enzo Allie, diterima di akademi militer, untuk dididik menjadi perwira TNI. Tapi kemudian Enzo jadi topik pembicaraan di media sosial bukan karena itu. Ia dituduh kader Hizbut Tahrir. Beberapa hari ini beredar video ceramah Ustaz Abdul Somad dan masih banyal lagi.

Tapi bukankah sejak dulu juga begitu? Artinya, perbincangan publik memang bisa berpengaruh pada kebijakan pemerintah. Betul. Hanya saja dulu medianya adalah media resmi. Yang ikut berbincang di situ hanya orang tertentu. Kini siapa pun bisa tampil memberikan pendapat. Pendapat orang awam bisa lebih deras mengalir ketimbang pendapat para ahli.

Media sosial memberi publik kekuatan tawar-menawar yang tinggi. Pemerintah tidak lagi bisa mengendalikan arus informasi. Arus itu hanya bisa dihentikan sementara, seperti saat demonstrasi pasca penetapan hasil pilpres tempo hari. Itu pun tak bisa sepenuhnya dikendalikan. 

Apa yang harus dilakukan oleh setiap warganet? Menyadari kekuatan media sosial yang bisa berpengaruh terhadap berbagai hal termasuk keputusan pemerintah sangat penting, karena sangat penting bagi setiap warga untuk berperan melakukan kontrol sosial. Tapi sangat penting pula untuk kritis menyaring dan memilah informasi, baik dalam hal apakah itu fakta atau bukan, maupun apakah konteks informasinya tepat atau tidak.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

NGOPI BRO

NGOPI BRO

Ada yang menganggap ngopi sebagai keisengan untuk mengisi waktu luang. Saya kurang setuju. Mereka yang sedang ngopi bisa jadi malah sedang fokus berpikir, merenung, bertukar ide, atau mencurahkan isi hati.

Saat ini ngopi sudah menjadi gaya hidup. Beberapa teman membawa kopi dari berbagai jenis dan merek. Ada kopi Gayo, Lampung, Sidikalang, dan Toraja, floses, kopi khas Banjarnegara yang pernah beberapa kali kopi terbaik Nasional ada kopi Wanayasa, Dieng, Karangkobar, Banjarmangu, Kenteng, dan banyak lagi. 

Teman-teman yang fanatik tahu bedanya kopi-kopi itu, tapi di lidah saya semua nyaris sama. Maklum, saya tahunya cuma kopi tubruk buatan alm Ibu.

Banyak pengusaha yang melihat peluang menjanjikan dari bisnis ini mulai mendirikan kedai kopi. Mereka tak pusing mencari barista, sebab mesin penyeduh kopi banyak dijual di pasaran. Lagipula kalau dicermati, yang kebanyakan orang cari bukan citarasa kopinya tapi tempat nongkrongnya.

Itu sebabnya, tak sedikit kedai kopi yang desain interiornya dibuat sedemikian rupa sehingga pelanggan betah berlama-lama di dalamnya. Menu kopinya sih itu-itu saja, tapi tukang rumpi dan maniak selfie tak akan ragu menghabiskan waktu untuk saling curhat sampai dower atau cekrak-cekrek sepuasnya.

Kopi punya kemampuan untuk mencairkan suasana dan mendekatkan emosi para penikmatnya, yang membuat perbincangan mereka cair dan hangat. Mungkin, ini yang membuat banyak orang nyaman berbincang sambil minum kopi, meski mungkin topik perbincangan mereka agak serius, sembari minum kopi akan membuat kerawanan-kerawanan diskusi lebih mudah.

Secara mental, ngopi mengkondisikan kita untuk rileks. Ini sangat berbeda jika kita berada di ruang rapat atau tempat lain yang bersifat formal. Di kedai kopi, atribut pekerjaan tak begitu berarti. Kita adalah kita yang sesungguhnya, tanpa embel-embel pangkat atau jabatan.

PENGGEMAR

PENGGEMAR

Ketika mengunggah foto, video atau tulisan di media sosial, apa sebenarnya tujuan atau niat kita? Niatnya mungkin berbeda-beda, tergantung pada apa yang diunggah. Mungkin ingin berbagi berita, hiburan atau pikiran. Mungkin ingin berbagi bahagia atau duka. Mungkin pula ingin dipuji, disanjung dan dikagumi. Apakah niat tersebut wajar, pantas, sehat dan baik ataukah sebaliknya?

Secara sosial dan psikologis, manusia memerlukan pengakuan dan penghormatan orang lain. Untuk diakui dan dihormati itu, dia harus dikenal terlebih dahulu.

Kini media sosial memberikan peluang yang seluas-luasnya kepada tiap orang untuk mengenalkan dan menghadirkan dirinya di ruang publik yang terbuka di dunia maya. Dalam hal akses ke ruang publik ini, boleh dikata tiap orang benar-benar setara.

Setiap orang bisa menghadirkan dirinya untuk dikenal, tetapi di sisi lain, sangat sulit untuk menjadi terkenal alias paling dikenal karena terlalu banyak orang yang mengenalkan dan menghadirkan diri. Tiap detik ada orang yang membagi sesuatu di media sosial. Jika semua orang terkenal, pada hakikatnya tidak ada lagi yang “ter” kenal.

Selain itu, apakah kekaguman orang lain adalah tujuan atau sekadar sarana bagi tujuan lain? Jika ia menjadi tujuan itu sendiri, maka akan melahirkan sifat-sifat tercela seperti riyâ’ (pamer), takabbur (sombong) dan ‘ujub (kagum pada diri sendiri). Sebaliknya, jika pujaan publik itu diharapkan menjadi sarana mempermudah bagi dirinya untuk menebar kebaikan, maka keinginannya itu mulia

Hasrat untuk dihargai itu wajar, tetapi hasrat untuk dipuja bagai dewa itu berlebihan. Dikagumi itu memang nikmat, tetapi jika ia menjadi tujuan itu sendiri, lambat laun bisa berubah menjadi laknat. Sungguh berat membersihkan hati dari riyâ’, takabbur dan ‘ujub, teristimewa di era medsos ini! 

PROVOKATOR

PROVOKATOR

Belum aman di Jayapura (Papua), Sorong dan Manokwari (Papua Barat). Penyebabnya juga sepele, mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang merasa telah dihina oleh masyarakat di sana.

Masalahnya apakah kabar yang disampaikan itu benar sesuai fakta atau ditambah dengan bumbu-bumbu yang membakar amarah rakyat. Inilah yang sekarang sedang dicari oleh polisi.

Rakyat Papua sempat terbakar emosinya, gedung DPRD Papua Barat di Manokwari dibakar dan Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) yang jauh dari dosa politik, dirusak.

Kemudian menyusul Fak-fak juga membara, gedung-gedung dibakar. Kemudian Mimika dan beberapa kota lain juga ikut bergerak. Mustahil kalau tidak ada penggeraknya.

Seperti kita tahu, untuk mengejar ketertinggalannya pemerintah Papua dan Papua Barat banyak mengirim mahasiswa ke luar daerah seperti di Yogyakarta, Bandung, Malang, Jakarta, Surabaya.

Pemkot Surabaya untuk mendirikan asrama nusantara yang bisa menampung mahasiswa berbagai daerah, patut diapresiasi.

Sebab para mahasiswa itu pun bisa bergaul lebih luas, pemahamannya tidak hanya daerah sendiri saja dan mimpinya pun bisa mimpi yang indah, misalnya mempercepat kuliah agar bisa cari kerja untuk membangun negeri, bukan sebaliknya.

Tak ayal nanti akan lahir pemimpin yang nasionalis. Orang Papua jadi camat di Yogya, orang Kalimantan jadi bupati di Jawa, orang NTT sukses di Jakarta dll.

Sebagai pendatang tentu harus belajar budaya setempat agar tidak terjadi gesekan.

Papua itu ladang empuk bagi provokator. Di sana tidak hanya muncul sentimen kedaerahan tapi juga politik dan ekonomi.

Belum lagi keinginan merdeka bagi sebagian orang masih belum padam, tentara separatis masih mengganggu kehidupan rakyat. Keberhasilan Indonesia untuk mengambil alih PT Freeport juga bisa menjadi ajang “permainan” provokator, entah dari luar atau dalam. 

DIKACANGI

DIKACANGIN

Setelah anak saya Ufa sudah masuk sekolah SMP banyak pula ilmu sekolah dan ilmu pergaulan yang sudah menginjak remaja dengan dibarengi jaman now, jaman melenial. Setiap ada pengalaman baru ada aja cerita oleh-oleh pulang kerumah, baik itu pengalaman temen baru maupun kosa kata baru. Yang saya tertarik dengan kata-kata seperti dikadalin (di curangin), dikacangin (tidak dihiraukan) dan kata-kata singkatan yang tentunya saya ga paham babar blas dan masih banyak lagi pokoknya ramai ga ada jaman saya ..ha...ha....

Informasi  yang sedang hangat dalam bulan ini masih dalam lingkup dikadalin dan dikacangin. Politik penghasutan dan kekuasaan untuk mendapat kemerdekaan. Tak ada kawan dan lawan abadi. Yang abadi adalah Kepentingan. Everything is just a game.

Karena itu diresapi dipikirkan untung rugi. Tak perlu brutal, memusuhi kawan dan kerabatmu yg mungkin terpengaruh atau diperalat orang. Para penghasut itu bisa gonta-ganti pengaruh seenak udelnya sendiri, mereka yg tadinya musuh bisa jadi kawan atau sebaliknya. 

Sementara kalian sudah terlanjur merusak apa yang seharusnya milik kita harusnya dijaga dan pelihara, memutus persahabatan bahkan persaudaraan demi junjungan penghasut, kalian yang besok sehabis berhasil dihasut mereka sudah kongkow bareng di balik panggung.

Mereka mendapat kekuasaan dan pengaruh, kalian kehilangan persahabatan kehilangan kemerdekaan. Yang mana janjinya untuk kemerdekaan kalian. Ingatlah, kalo hidupmu susah, yg menolongmu itu bukan para penghasut di atas sana, tapi kawanmu, tetanggamu, dan saudaramu....

Pesan saya, Tolong dipikir lagi apa yang kalian buat adalah melukai diri sendiri dan saudara kita, Akibat perbuatan kalian kita sama-sama menderita. Kalian telah di adu domba.

KITA

KITA

Indonesia adalah negara besar, baik dalam hal luas wilayah maupun keragaman. Menyatukan Indonesia memang tidak mudah.
Membentang dari Aceh sampai Papua, terdiri dari belasan ribu pulau. Menjaganya sebagai satu kesatuan wilayah saja sudah repot. Kalau ditambah dengan faktor manusia, persoalannya akan jauh lebih rumit. Kita selalu menghadapi berbagai ancaman disintegrasi.

Ancaman disintergrasi yang terjadi di Papua saat ini, dan sebenarnya terus terjadi, adalah persoalan rumit yang melibatkan begitu banyak faktor. Papua secara berbeda dengan Indonesia bagian barat. Apa yang membuat Papua jadi wilayah Indonesia? Kolonialisme Eropa. Papua dan wilayah lain yang kini merupakan wilayah Indonesia adalah bekas jajahan Belanda.

Sebenarnya bukan masalah Papua saja. Ini masalah di banyak daerah. Tentu saja ada usaha untuk memperbaiki kesenjangan. Sayangnya kendalanya juga tidak sedikit. Setelah berpuluh tahun menjadi bagian dari Indonesia, Papua tetap tertinggal. Kenapa? Korupsi. Korupsi, baik yang dilakukan oleh pejabat pemerintah pusat maupun pejabat pemerintah daerah Papua sendiri membuat banyak program pembangunan tak berjalan.

Menjaga Indonesia untuk tetap utuh sebagai NKRI yang berdaulat, melindungi segenap anak bangsa tanpa membedakan latar belakang suku, daerah, agama, dan status sosial sangat sulit. Ini adalah kerja semua komponen bangsa. Kejadian di Papua saat ini hanyalah satu ombak yang menggoyang NKRI. Ada banyak ancaman lain, khususnya yang terkait dengan soal ideologi. Ada begitu banyak orang yang gatal untuk menjadikan NKRI  terpecah. Kita perlu bekerja lebih keras lagi untuk menjaga keutuhan negeri ini.

LITERATUR

LITERATUR 

Anak saya Ufa disetiap pulang dari kota Yogyakarta tempat embahnya akan selalu bawa oleh-oleh yang tidak bisa di makan yaitu buku cerita bisa sampai 10 buku dengan aneka harga, untuk dibaca dirumah,  saya sih okey-okey aja asal bacaan yang bisa nambah wawasan walau kadang dompet jadi setipis atm ha...ha..., itu dulu sebelum kenal hape, sekarang paling-paling 1 buku bahkan ga sama sekali beli buku gara-gara hape.

Maraknya penggunaan handphone sekarang ini telah mengubah kebiasaan masyarakat untuk memperoleh informasi secara lebih mudah dan cepat. Dengan sekali klik pada layar di handphone memiliki kemudahan untuk menelusuri berita yang terbaru dan yang sedang lagi hits.

Kurangnya referensi membaca secara tekstual juga memudahkan secara instan untuk menerima secara letter lux terhadap informasi berita apa yang sudah dibaca. Apalagi dengan maraknya berita tentang dunia keartisan yang lebih mengarah dunia gemerlap dan pemberitaaan yang wah hanyalah semakin mengurangi nilai kritis dalam berliterasi. Mengapa? Karena berita yang dibaca akan lebih condong mana yang sedang menjadi trending bukan pada berita apa yang memberi keuntungan manfaat bagi kita, sebagai pembaca. Sehingga intensitas membaca lebih ditujukan agar tidak kentara ketinggalan berita bukan pada berita apa yang memberikan nilai kontribusi positif bagi pembaca.

Dengan membaca kita memperoleh nilai plus yaitu dapat mengetahui gaya pemikiran sang penulis disamping kita dapat menikmati isi dari tulisan tersebut. Oleh karenanya membaca buku atau karangan dari seorang penulis tertentu akan dapat membantu memahami gaya pemikiran dari penulis tersebut dan sekaligus dapat memperkaya pola pikiran kita sendiri.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

MENULIS

MENULIS

Penulisan yang khas yang akan menjadi ciri khasnya. Dimana proses ini membutuhkan waktu bagi penulis untuk selalu mengembangkan kemampuan menulis kata-kata dan kalimat sehingga menjadi keindahan susunan kata-kata yang memiliki makna. Disinilah tantangan bagi penulis untuk mampu merangkai kata serta memberikan sharing tentang pendapat, gagasan kepada masyarakat untuk dapat dinikmati sebagai satu olahan untuk dapat meningkatkan kemampuan literasi.

Di sinilah proses eksplorasi terjadi yang akan turut mengembangkan kemampuan menulis untuk mampu membahasakan ide pemikirannya ke dalam tata bahasa yang dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca. Ayo kembangkan kemampuan literasimu! 

BJ HABIBIE

BJ HABIBIE

Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng. Indoneaia berduka, Habibie mengembuskan napas terakhir pada 11 September 2019, pukul 18.05 WIB di usia 83 tahun. Presiden ke-3 ini dikenal sebagai intelektual muslim yang ahli konstruksi pesawat. Dari sekian banyak Presiden Indonesia, Habibie merupakan satu-satunya yang berdarah etnis luar Jawa, yakni Gorontalo, Sulawesi dari garis keturunan ayahnya (Alwi Abdul Jalil Habibie) yang berasal dari Kabila --dan etnis Jawa dari ibunya (R.A. Tuti Marini Puspowardojo) yang berasal dari Yogyakarta. 

Marga Habibie berasal dari wilayah Kabila, sebuah daerah di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Jadi, kalau ada yang bilang Presiden Indonesia itu dari Jawa semua, jelas pernyataan itu salah. Sebelum menjadi Presiden ke-3, jabatannya adalah Wakil Presiden ke-7, pernah menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan V, VI, dan VII. Soal penghargaan, Habibie sangatlah kaya, baik dalam bidang pengetahuan maupun bidang sosial kemasyarakatan.

Cerita tentang keilmuannya terbentang sejak Habibie kuliah di Universitas Teknik Delft Belanda bidang penerbangan dan aeronotika, kemudian dilanjut di Technische Hochschule Aachen, Jerman. Kemudian menjadi asisten Profesor Hans Ebner di Aachen dalam suatu penelitian. Dari hasil penelitiannya, perusahaan Boeing dan Airbus tertarik dan ingin meminang Habibie. Tetapi, Habibie lebih memilih mengembangkan ilmu termodinamika, konstruksi pesawat, dan aerodinamika di perusahaan Messerschmitt, Hamburg, Jerman.

Warisan pada bangsa Indonesia yaitu pesawat R80. Habibie ingin membuat kejutan kepada dunia dengan pesawat R80. Tapi, apalah daya, Tuhan memanggilnya terlebih dahulu. R80 mulai diperkenalkan pada 2013 dan rencananya akan diproduksi massal pada 2024. Habibie mewariskan alat transportasi tercepat sebagai amal jariyahnya.semoga amal dan ibadah diterima Allah SWT dan keluarganya yang ditinggalkan ditambah ketabahannya....aamiin.

PEEJALANAN

PERJALANAN

Setiap hari semua orang melakukan perjalanan hidupnya, keluar mempertaruhkan dirinya! Ada yang membebaskan dirinya dan ada pula yang mencelakakannya.

Hidup ini hakikatnya adalah perjalanan yang panjang. Pernahkah kita merenung, bahwa hidup di dunia ini tidak lain adalah sebuah perjalanan menuju kepadaNya Ada yg sukses melewati,  tetapi banyak yang celaka.

Demikianlah hidup ini, yang diharap dan yang dituju adalah beribadah hanya kepadaNya, berjumpa dengan-Nya, serta untuk meraih ridha-Nya.

Hendaklah mengerjakan kebajikan dan janganlah  menyekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepadaNya.

Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-liku, dan melalui tahapan demi tahapan. Kitab suci berfungsi untuk memberikan pedoman bagi umat manusia tentang perjalanan panjang tersebut.

Orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang senantiasa sadar bahwa detik-detik hidupnya adalah karya dan amal shalih. Kehidupannya di dunia sangat terbatas sehingga tidak menyia-nyiakannya untuk hal-hal yang sepele, remeh apalagi perbuatan yang dibenci dan haram.

Kematian bukanlah akhir kesudahan manusia. Bagi orang beriman, kematian merupakan salah satu fase dalam kehidupan yang panjang. Batas akhir dari kehidupan dunia yang pendek, sementara, melelahkan, dan menyusahkan, untuk menuju akhirat yang panjang, kekal, menyenangkan, dan membahagiakan. Di surga penuh dengan kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan belum terlintas oleh pikiran manusia.

Semoga jadikanlah usia kita paling baik di penghujungnya. Dan amal yang terbaik adalah pada pungkasannya. Dan hari-hari yang terbaik adalah di mana hari-hari kita menghadap ke-haribaan-Mu.

Wednesday 26 August 2020

DEMO 98

DEMO 98

Gerakan Mahasiswa 1998 waktu itu saya masih berstatus alumni mahasiswa jogja. rasa idialisme sebagai mahasiswa masih menggelora dengan adanya pergerakan demo mahasiswa rasa terpanggil. Saya masih ingat betul masa demo seputaran perempatan mirota kampus jogja. antara mahasiswa dan aparat kopasus yang masih pangkat strip satu merah yang masih muda sekali. Waktu itu terjadi saling dorong mahasiswa kocar kacir termasuk saya melindungi teman kuliah wanita dan anak sma wanita sudah terkepung dipojok mirota kampus beberapa aparat sudah mau memukul kayu kearah kami. Pas waktu itu komandanya menghentikan anggotanya dan kami dipersilahkan menjauh.
Setelah itu terjadi di jalan colombo mencekam, Jalan kauman, wirobrajan dan banyak lagi di sekitaran kampus jogja.

Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat pro-demokrasi pada akhir dasawarsa 1990-an. Gerakan ini menjadi monumental karena dianggap berhasil memaksa Soeharto berhenti dari jabatan Presiden Republik Indonesia pada tangal 21 Mei 1998, setelah 32 tahun menjadi Presiden Republik Indonesia sejak dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tanggal 11 Maret 1966 hingga tahun 1998. Pada April 1998, Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden Republik Indonesia untuk ketujuh kalinya (tanpa wakil presiden), setelah didampingi Try Soetrisno(1993-1997) dan Baharuddin Jusuf Habibie (Oktober 1997-Maret 1998). Namun, mereka tidak mengakui Soeharto dan melaksanakan pemilu kembali. 

Krisis moneter pada pertengahan tahun 1997. Namun para analis asing kerap menyoroti percepatan gerakan pro-demokrasi pasca Peristiwa 27 Juli 1996 yang terjadi 27 Juli1996. Harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya beli masyarakat pun berkurang. Tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa. Ibarat gayung bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda reformasi mendapat simpati dan dukungan dari rakyat.

ANAK KITA

ANAK KITA

Kadang atau mungkin seringkali anak bernilai sangat rendah di mata orangtua..
Kadang dia lebih rendah dari sebuah guci kristal.
Ketika guci itu pecah tanpa sengaja, maka rasa marah kemudian memecahkan perasaan anak, merendahkan nilai anak…. guci lebih berharga saat itu..!
Kadang dia lebih rendah nilainya dari sebuah mangkok atau piring.. Yang jika pecah, suara kemudian meninggi memecahkan hati sang anak..

Kadang anak jg lebih rendah nilainya dibanding facebook, WA, Tweeter dan nonton bola ketimbang mendengarkan cerita anaknya di sekolah..
Kadang anak lebih rendah nilainya dari handphone.. “Gak boleh nanti rusak…!” kekhawatiran HP rusak lebih besar dibanding kekhawatiran rusaknya perasaan sang anak.

Berapa nilai anak bagi kita?
Adalah sejauh keikhlasan kita menahan diri hingga tidak merusak hatinya….
Adalah sejauh kemampuan kita menempatkan harga dirinya jauh diatas benda-benda mati yang kita miliki…

Benda itu tidak akan menolong kita di yaumil akhir..!
Sementara anak, adalah investasi kita dihadapan-NYA.
Dia yg akan memperpanjang usia historis kita dengan doa dan amal sholih yang kita ajarkan dan dia melakukannya.

Yaa ALLOH, jika ada keburukan akhlak kami ketika membesarkannya, hilangkanlah dari ingatan anak2 kami hilangkan jejak2 keburukan dari tangan, mata atau mulut kami.

Semoga setiap langkah kita selalu dibimbing oleh Alloh Ta’ala hingga bahagia dunia akherat itu nyata buat kita.

Semoga kita terus bisa mensyukuri nikmat dan diberi kekuatan Alloh Ta’ala utk menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

KORUPSI

KORUPSI

Sejak dibentuk 2002 hingga sekarang, KPK telah menjebloskan ratusan orang ke penjara akibat korupsi.
Korupsi tidak lantas berhenti, tetapi keberadaan KPK yang membuat orang takut itu memberi harapan pada publik bahwa setidaknya orang akan berpikir panjang jika ingin korupsi.

Jika korupsi itu ibarat gedung dengan pintu pengaman berlapis, rasa takut adalah pintu terakhir. Jika pintu ini jebol apalagi sengaja dibuka, maka akan semakin banyak orang yang tergoda dan mudah memasukinya.

Selain rasa takut, apa saja pintu sebelumnya yang harus diterobos? Pertama adalah pintu rasa bersalah.Orang yang masih punya nurani pasti akan merasa bersalah jika melakukan korupsi, meskipun publik tidak mengetahuinya.

Bagi yang beriman, rasa bersalah artinya merasa berbuat dosa. Jika pintu ini jebol, masih ada pintu penghalang lainnya, yaitu rasa malu. Betapa malunya kelak jika dia ketahuan korupsi.

Jika rasa bersalah, rasa malu hingga rasa takut sudah lenyap, maka orang pun berani melakukan tindak kejahatan seperti korupsi. Salah satu yang membuat orang kehilangan tiga perasaan itu adalah jika banyak orang melakukannya.

Perlahan tapi pasti, perasaan bersalah, malu dan takut akan sirna jika hampir semua orang di jaringan kerja kita ramai-ramai alias berjemaah melakukan korupsi. Karena itu, keresahan banyak pihak atas revisi yang berjalan begitu cepat dapat dipahami.

MERASA

MERASA

Merasa suci di hadapan orang lain apalagi merasa diri paling suci, jangan pula menganggap diri paling baik dengan menganggap rendah orang lain dan jangan pula menganggap diri paling mulia dengan memandang sebelah mata kepada orang lain. Tuhan, lebih tahu siapa yang baik diantara kita.

Merasa diri suci tidaklah terpuji, karena kata-kata "merasa," konotasinya bisa menjadi negatif, seperti merasa baik padahal belum tentu baik, merasa diri paling shalih padahal masih jauh dari kata shalih apalagi merasa diri suci.
Islam mengajarkan kepada kita bukan dengan memiliki sifat “merasa”.

Berlomba-lomba dalam kebaikan dengan menjadi pribadi menawan yang senantiasa haus akan siraman ruhani yang bisa menyehatkan jiwa dan raga yaitu berusaha memiliki sifat “senantiasa untuk terus menyucikan diri”.

Setan sebagai musuh yang nyata bagi manusia, tidak pernah kehabisan cara untuk menjerumuskan manusia dalam keburukan. Diantara tipu daya setan ialah dengan membuat manusia merasa dirinya suci dan merasa aman dari dosa.

WARUNG KOPI

WARUNG KOPI

Sejak dulu di warung kopi semua bebas ngomong apa saja, sekarang di medsos demikian juga. Di warung kopi, yang paling didengarkan adalah mereka yang paling lihai berbicara, dan ternyata di medsos pun begitu pula.

Pembedanya adalah respons media-media konvensional. Saya lihat sekarang media konvensional jauh lebih terbuka menampung suara dari orang biasa di luar para anggota rezim kebenaran pengetahuan.

Punya temen bisa menulis tentang politik, agama, ekonomi, seni rupa, hingga tentang diplomasi luar negeri. Salah satu tulisan yang paling saya sukai adalah tentang kostum para tokoh dunia, yang saya baca dengan nikmat tanpa saya harus bertanya, "Lho kok menulis tentang kostum? Apa dia desainer fashion, kok berani-beraninya nulis itu?"

"Halah, gitu aja kok galau. Kita ini warga negara. Warga berhak bicara apa saja, lha wong itu hak masyarakat sipil. Memangnya yang bisa mikir cuma para pakar? Apalagi terkait hal-hal yang berpotensi mempengaruhi kepentingan kita sebagai warga. Soal ribut-ribut undang-undang belakangan ini, apa lantas kita nggak boleh bicara, mentang-mentang kita bukan alumni Law School-nya Yale University?"

Kira-kira seperti itulah pesan yang akan saya sampaikan. Adapun kepada para pakar sendiri, saya ingin mengatakan: kalaulah sampean yakin kepakaran telah mati, maka yang membunuhnya adalah Anda-Anda sendiri. Kenapa? Karena sampean sibuk ngemil bakwan saja di warung kopi.

Maka, taruh dulu bakwan scopus-nya, dan mulailah ikut berbincang-bincang dengan semuanya. Sodorkan pandangan yang tajam, ilmiah, akurat, tapi tetap dengan gaya para pengunjung warung kopi yang tak sudi mendengar istilah-istilah sekolahan yang ngeri-ngeri.

Ah, tapi untuk berbincang ala warung kopi lewat tulisan-tulisan di medsos juga tidak gampang sih. Ada tekniknya. Minimal Anda bisa menulis dengan cair, licin, lincah, dan membuat orang terus menyimak tuturan Anda.

PILIHAN 2

PILIHAN 2

Kehidupan saat ini terbuka lebar utk berbuat positif (baik dan benar) dan juga terbuka lebar utk berbuat negatif.
Hidup itu pilihan, tidak ada memaksa, namun pastikan dipertanggung jawabkan dihadap Tuhan.

Manusia itu cenderung terjatuh dalam kesalahan, dan dosa
Dan Tuhan telah pengampuni bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya

Bila engkau lihat ada saudaramu yang terjatuh dalam kesalahan
maka
nasehatilah dengan cara yg baik
bukan mencelanya serta membuka aibnya

Tetap semangat tuk senantiasa positif dalam tutur, pikir dan perbuatan
.
Semoga kita terus bisa selalu beribadah, senantiasa mensyukuri nikmatNya dan diberi kekuatan untuk menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.

UAS 2

UAS 2

Kami kuliah di zaman Orde Baru. Soeharto masih sangat berkuasa. Tapi Rektor kampus Jogja. Mereka tak melarang mahasiswa berdemonstrasi, meski kerap ditekan aparat. Beberapa tokoh Partai yang dicurigai komunis  juga berasal dari kampus ini, saya merasa suasana kampus tetap demokratis.

Saat itu kampus biasa mengundang tokoh 'oposisi'. Para pentolan Petisi 50, seperti Ali Sadikin dan AM Fatwa, bisa bicara di acara mahasiswa. Jamaah Masjid Kampus, bebas mengundang pelbagai tokoh agama untuk mengisi ceramah. Amien Rais, tokoh yang pertama kali mengajukan pergantian Presiden Soeharto, bebas bicara. Permadi, Emha Ainun Nadjib, Goenawan Mohamad dan lain-lain  juga kerap manggung di Kampus kampus Jogja. Tak ada soal. Dan saya terkagum-kagum dengan dialektika yang mereka sampaikan.

Ya, singkat kata, saat itu menjunjung tinggi gagasan filosof: "Bisa jadi saya berbeda pendapat dengan Tuan. Tapi saya akan membela sampai mati hak Tuan untuk menyampaikan pendapat ..."

Itu sebabnya di kampus kala itu semua boleh dibahas, misalnya, buku-buku komunis yang paling komunis sekalipun. Meski begitu banyak yang memakan korban. Ada mahasiswa yang dipenjara karena mengedarkan dan berdiskusi soal buku-bukunya.

Nah, hari ini saya terkejut dengan pencekalan UAS oleh suatu kampus. Alasannya pun tak lazim untuk kampus, yang seharusnya membuka diri atas beragam pemikiran. Dan atas soal ini saya mendadak jadi ingin melupakan bahwa pernah mendapat ilmu dikampus tersebut di sana ...!

BUKAN SIAPA-SIAPA

BUKAN SIAPA-SIAPA

Aku bukan siapa-siapa dan aku tidak bisa apa-apa. Apa yang saya buat hanya mengikuti mereka, plagiat iya, meniru iya, mengikuti iya. 
Janganlah aku disanjung, dipuja apa lagi dijadikan acuan. Aku hanya titik titik noda. Aku bukan siapa-siapa.

“aku siapa?”, lebih sulit menjawabnya karena siapa-aku bukan terutama ditunjukkan oleh aku sebagai apa, melainkan dibuktikan oleh kesanggupan merawat harkat kemanusiaan. Sama sulitnya dengan menjawab pertanyaan, “Tunjukkan padaku, mana dirimu?” Kita menunjuk dada. Lho itu dada bukan kamu. Kita tunjuk kepala. Lho itu kepala bukan kamu.

Begitulah seterusnya, sampai kita sadar bahwa diri kita bukanlah wajah, kepala, dada, badan, dan kaki. Bukan pula pengamen, menteri, atau presiden. Diri kita bukanlah “diri” anggota badan. Bukan pula tugas sosial atau profesi keseharian. Diri badan dan diri profesi merupakan penampakan untuk mengenal dan menjadi Diri yang sebenarnya. Diri kita adalah “Diri tak tampak” yang dikenali berkat konsistensi kita menjalani peran hidup.

Zaman saya kecil ada teman yang dipanggil “ngutil”. Ia sangat terampil ngutil alias mencuri dengan kecepatan tangan yang tak tertandingi. Keterampilan berpadu dengan kebiasaan menjadi brand tersendiri: ngutil. Di kalangan teman-teman ia pun punya gelar baru, yang sampai sekarang sulit kami lupakan. Diri teman saya dikenang sebagai diri yang ngutil.

Akan dikenang sebagai apakah kita? Guru yang bijaksana atau semena-mena? Aparat yang jujur atau curang? Menteri yang bersahaja atau yang selalu bermain mata? Demikianlah, manusia dikenang karakternya, peran sejarahnya, keluhuran harkat kemanusiaannya – atau bisa sebaliknya.

Ucapan maaf yang dicopy paste itu, sungguh, saya bingung masuk kategori mana.

Maafkan khilaf dan salah saya selama bersama kalian.

BERSYUKUR

BERSYUKUR

Banyak orang membicarakan tentang sukses, bercita-cita untuk sukses, bermimpi hidup sukses, serta berusaha untuk menjadi sukses. sah-sah saja, tidaklah salah, dan tidaklah terlarang. TUHAN pun menyuruh kita untuk hidup sukses.

Namun, yang menjadi permasalahannya adalah apa sich sukses itu?. Mungkin banyak diantara kita mengatakan sukses itu adalah orang kaya, hartanya banyak tidak satu tempat, uangnya banyak berlipat-lipat… mobil mewah mengkilat… istrinya cantik memikat…

Benarkah itu definisi daripada kata SUKSES. Namun, kalau kita perhatikan, betapa banyak orang yang kaya tapi terasa sulit, terasa susah, dan terasa miskin. Miskinpun kalau merasa terpenuhi dan merasa bahagia ini lah yang sebenarnya sukses hidup dan yang utama selalu mensyukuri, ini kata kuncinya yaitu mensyukuri maka akan tercipata kebahagiaan.

Sukses yang sebenarnya adalah apa yang didefinisikan Barang siapa yang diselamatkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh dia telah SUKSES, dan kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan yang menipu.

Semoga kita terus bisa berbuat kebaikan dan bermanfaat, senantiasa mensyukuri nikmatNya dan diberi kekuataNya.

KEPO NYINYIR BAPER HOAX

KEPO NYINYIR BAPER HOAX

Rasa ingin tahu memang sangat penting. Merupakan satu-satunya hal yang membuat kita cinta belajar.

Bagaimana tidak? Karena ingin mengetahui apa yang terjadi sebenarnya, kita pun terdorong untuk menggali informasi lebih dalam, membaca lebih banyak buku, mempertanyakan semua hal, dan tak pernah berhenti belajar.

Semua hal tentu ada sebabnya, tak terkecuali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu tidak datang dari sononya. Ada sebab mengapa rasa ingin tahu seseorang tinggi, sementara rasa ingin tahu yang lain rendah.

Sebenarnya, information gap ada di mana-mana. Setiap informasi yang kita peroleh, entah dari buku, artikel, audio book, ceramah orang, semuanya senantiasa mengandung gap​/celah/keganjilan. Gap bisa disebabkan karena informasi itu disampaikan secara tidak utuh, tidak sistematis, atau karena informasi itu memang tidak valid.

Tapi, seringkali, kita tidak menyadari adanya gap. Kita mengira informasi itu lengkap, benar, dan tidak perlu digali lagi. Kita merasa kita sudah memahami dan menyerap informasi itu dengan penuh. Tidak muncul rasa penasaran dalam diri kita.

Kalau begitu, lantas bagaimana cara menemukan gap dalam setiap informasi yang kita serap?

Kuncinya yaitu MENULIS!

CROOSSHIJABER

CROOSSHIJABER

Para laki- laki berhijab atau disebut croosshijaber tersebut juga memiliki komunitas di sejumlah media sosial seperti Facebook dan Instagram. Tagar crosshijaber pun ditemukan di Instagram dan Twitter. Ada tagar Crosshijabers serta akun Instagram crosshijabers tetapi tanpa unggahan foto. Namun dari sejumlah tangkapan layar Instastory, terdapat foto wajah pria mengenakan gamis, hijab panjang dan ada juga yang memakai cadar. Bahwa beberapa dari Crosshijaber tersebut bahkan berani masuk ke tempat yang dilarang bagi pria seperti tempat wudu, area tempat salat wanita di masjid bahkan toilet. 

Mengenal Crosshijaber dan Perbedaannya dengan Transgender Istilah Crosshijaber diambil dari kata crossdressing yakni aksi mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan jenis kelamin bawaan dari lahir. "Perilaku ini kalau dalam istilah medis dikenal dengan sebutan transvestisisme yakni perilaku yang sering kali dianggap sebagai suatu penyimpangan yang merupakan gangguan kejiwaan karena adanya keinginan dari seorang laki-laki atau perempuan yang mengenakan pakaian yang biasa dikenakan oleh jenis kelamin sebaliknya," 

Transvestisisme berawal dari riwayat seseorang merasa tidak nyaman dengan identitas seksual yang dia miliki akibat adanya trauma di masa lalu. "Bisa jadi dia dulu mengalami pelecehan seksual sehingga dia merasa kalau memakai baju sebaliknya dia akan merasa nyaman,". 

Crossdressing bisa saja memiliki tujuan beragam mulai dari penyamaran untuk melakukan tindakan kriminal, hiburan atau ekspresi diri hingga mendapat kepuasan seksual. "Transvestisisme orientasi seksualnya sama dengan jenis kelamin yang dia miliki,".

Jika Bertemu Para Crosshijaber dengan orang dengan perilaku transvestisisme.
agar tidak panik. "Kita tidak pernah tahu orang itu niatnya apa, apakah gangguan. Bila sudah membahayakan bisa lapor ke pihak berwajib.

TELEPON DARI PRESIDEN

TELEPON DARI PRESIDEN

Beberapa hari kemarin rasa penasaran dan menebak si anu, si itu akan jadi menteri, pokoknya di medsos sudah tersebar susunan mentri lengkap sejumlah 43 orang dengan posisi masing-masing tentu dengan komentar ada yang pas dan kurang pas.

Sayapun ikut tegang kalau-kalau secara mendadak ditelepon Presiden. Kira-kira saya cocok di posisi mana ya. Wong saya sendiri saja apa yang bisa saya ajukan ke presiden, apa lagi Presidenya mau memposisikan mana, tambah bingung saja...wkkkkkk.

"Maaf pak tadi ke-reject telfonnya, boleh saya telfon balik Pak Pres? "
"Aku pengen jadi menteri pak Pres. Pokoknya semua beres. Saya jamin.
"Wah idenya keren Pak Pres. Saya tunggu telepon dari Pak Pres ya," 
"Saya mau jadi Menteri pembasmi berita hoax"
Itu kira-kira bila saya ditelepon Presiden.

Harapanya "Semoga Menteri yang dipilih dapat menjalankan amanahnya dengan baik"
"Orang-orang yang baik dan jujur.
"Siapapun orangnya itu dia adalah orang yang amanah dan peduli kepada rakyat untuk membantu Presiden semaksimal mungkin 🙂"

JENGKEL

JENGKEL

ketika kebaikan menang di atas kejahatan. Kita memimpikan hasil yang nyata dari segenap perjuangan, perjuangan yang diam-diam membuat kita mengorbankan beberapa sisi terbaik dari kehidupan.

Namun ternyata ada yang meliuk tajam dari jalinan cerita di ujung sana. Semua peta berubah. Jauh, jauh sekali dari sangkaan kita. Orang-orang itu, yang semula tampak keras berlawanan, ternyata cuma saling berbagi jarahan. Kita pun menontonnya bersama-sama dengan ternganga. Bingung. Tak paham. Sambil melirik kawan bergelut yang sama-sama kebingungan di sudut sana, kita bertanya: lalu untuk apa semua energi ledakan yang selama ini kita curahkan habis-habisan?

Kita pun marah. Kecewa. Kecewa sekali. Merasa dipermainkan dan disakiti.

Tapi, kita bisa apa? Tak ada yang kita bisa. Tak ada sama sekali. Mengamuk? Mengamuk kepada orang-orang yang telah menyulap kita menjadi bidak-bidak halma? Memangnya apa yang kemudian bisa kita lakukan kepada mereka? Tidak ada, bukan? Ya, tidak ada. Benar-benar kita ini tak berdaya. Kita cuma bisa tertawa kecil, sedikit mengumpat, sambil menekuri seribu kekonyolan yang telanjur kita lakukan.

Akhirnya kita melangkah gontai, menyambar telepon pintar yang selalu membuat kita jauh dari pintar, lalu duduk senyaman mungkin, untuk selanjutnya selama berjam-jam menonton puluhan video instant karma. Cuma di situlah kita bisa menitipkan kejengkelan-kejengkelan kita.

SIBUK DENGAN HOAX

SIBUK DENGAN HOAX

Saya kadang prihatin kelakuan orang yang sibuk dengan hoak, senang debat dengan beda pendapat jadilah debat kusir, mencari kesalahan orang lain, ingin menunjukkan keakuannya. ujung-ujungnya pusing, darah tinggi naik atau vertigo kambuh dan lain-lain.

Masih sibuk dengan hoax dan issue berjam-berjam di depan layar kaca menyaksikan para politisi beraksi. Tangan sibuk dengan HP membaca berita hoax. Di jalan, hingga ke warung kopi bicara hal yang sama, sampai-sampai kita kehabisan tenaga, kehabisan waktu, dan kehabisan energi.

Asyik dengan hoax, lalu pulang ke rumah serasa jadi politisi kawakan, dan tertidur letih dengan terbawa mimpi buruk. Terbayang wajah, terngiang kata para politisi yang sedang berdebat hebat.

Tapi coba lihat. Sebagian kecil saja yang fokus bekerja, fokus belajar, fokus usaha, anak-anaknya belajar giat menuntut ilmu hingga keluar negeri dengan hasil terbaik. Akhirnya sebagian kecil saja yang berhasil menguasai pasar, tanah-tanah, dan kebun-kebun.

Mereka tertidur dengan seribu harapan dan seribu mimpi masa depan. Sebagian besar kita tertidur dengan membawa mimpi buruk akibat fokus kepada hoax dan masalah.

Ketika kita terbangun, kita sudah kehilangan, mulailah saling menyalahkan, mulai iri, mulai membenci. Dan bahkan mulai berkelahi dengan teman sendiri. Mulai terpecah belah.

Cobalah diam sebentar saja dan merenung sejenak. Perhatikan dan rasakan waktu dan energi kita habis dengan hoax dan berbagai issue  yang tidak pasti. Sementara sebagian kecil saja waktu dan energinya habis untuk mencapai tujuan dan mengejar impian.

Coba sadari, otak kita ini selalu berada dalam keadaan problem mode. Sedangkan  otak mereka solution mode. Kita termasuk golongan otak yang mana? Solution mode atau problem mode?

MEMAAFKAN

MEMAAFKAN

Merupakan suatu keluhuran budi yang tiada tara apabila kita memaafkan orang yang menzalimi kita, maka bangunan di surga akan menunggu kita dan hal tersebut  merupakan suatu akhlak yang mulia.

Tidak gampang memberi maaf kepada orang yang mendzalimi kita. Ada semacam rasa sakit yang tergores yang seakan-akan tidak bisa lepas dari ingatan dan akan senantiasa membekas. Untuk menjadi pribadi yang berlapang dada dan pemaaf.

Manusia adalah tempat salah dan dosa. Memberi maaf orang atas kesalahannya termasuk keutamaan tersendiri bagi orang yang tersakiti.

Sifat pemaaf bukankah sifat yang mudah walaupun memang mudah diucapkan. Apalagi kalau ternyata dia menyakiti hati kita. Karena kesakitan hati itu lebih berat daripada kesakitan badan. Kalau kita terkena pisau beberapa hari atau beberapa minggu sudah sembuh. Tapi kalau hati kita yang disakiti, mungkin bisa bertahun-tahun baru bisa sembuh. 

Kecuali orang-orang yang hatinya betul-betul jiwanya pemaaf, yang betul-betul mengharap keridhaan kepada sang kholik. semata.

KEMENANGAN

KEMENANGAN

Kita kadang bingung sendiri. Ada yang sering mengusik pikiran kita, yang katanya jangan terlalu menampakkan keagamaan kita, kearab-araban ini di Indonesia, berjanggut, celana cungkrang, berjilbab, bercadar,  posting di medsos untuk mengajak kebaikan apa lagi bidang agama, katanya tidak gaul, ketinggal jamankah atau mereka tersinggung belum siap berubah Pada kebaikan.

"Direndahkan tidak mungkin jadi sampah, disanjung tidak mungkin jadi rembulan. Maka jangan risaukan omongan orang sebab setiap orang membaca kita dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda"

Teruslah melangkah selama kita di jalan yang benar, meski terkadang kebaikan tidak selalu dihargai.. Tidak usah repot-repot menjelaskan tentang diri kita, sebab yang menyukai kita tidak butuh itu dan yang membenci kita tidak percaya itu.

Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi tentang siapa yang mau berbuat baik. Jika didzalimi orang, jangan berpikir untuk membalas dendam tapi berpikirlah cara membalas dengan kebaikan.

Pemenang bukanlah kita yang memiliki Jiwa Pendendam..
Namun, kita yang mampu kuat berdiri gagah meskipun ada orang berusaha menghancurkan kita, ada orang yang menyepelekan kerja keras kita, bahkan ada orang yang berpikir buruk tentang diri kita.

Tanpa membalas sedikit pun.. Itulah Jiwa Pemenang 

MURID BANDEL

MURID BANDEL

Guru-guru di sekolah-sekolah favorit itu cara mendidiknya lembut-lembut, murid mereka manis-manis dan berprestasi. Itu bukan karena gurunya pada pinter. Tapi karena sejak penerimaan siswa pun, yang diterima sudah pinter-pinter, dari keluarga yang baik dan nggak pernah kekurangan. Jadi bahan dasarnya sudah bagus duluan.

Kualitas sekolah bukan hanya terkait kualitas guru, namun juga kualitas murid sejak masuk kelas satu. Walhasil, sistem penilaian sekolah pun ala-ala pasar bebas: titik start-nya tidak sama, tapi garis finish-nya sama.

Dulu, memukul anak itu barangkali oke-oke saja. Secara konstruksi sosial di zamannya, hal itu tidak mengapa. Dan karena ia lazim, efek psikologis bagi anak-anak pun tidak akan berlebihan. Anak akan takut dengan guru yang menghukumnya, lalu berdisiplin, tapi tidak tumbuh dendam dan trauma. Kenapa? Ya karena memang di masa itu si anak melihatnya sebagai hal normal belaka.

Kenapa murid-murid banyak yang melanggar peraturan, dan tidak berubah sedikit pun meski sudah diberi hukuman keras, bahkan fisik.Ternyata, anak-anak bengal yang kebanyakan laki-laki itu punya satu naluri: cari perhatian ke gadis-gadis! Jadi ketika mereka dihukum keras, lebih-lebih lagi fisik, mereka malah akan bangga dan merasa jadi hero di hadapan cewek-cewek cantik di sekolah mereka. Disuruh push up itu "gagah". Tapi, menuangkan tanah dalam pot bunga? Tentu amat jauh dari citra keperkasaan ala-ala Gundala. 

Metode mendidik yang paling pas bagi siswa di "lingkup sosiologis" masing-masing. Menghapus tumpukan tugas administratif para guru, niscaya kesempatan untuk membuat inovasi-inovasi demikian akan terbuka lebar.

Itu saja. Anggaplah itu kado ala kadarnya dari saya, di Hari Guru 25 November. Selamat.

JALANI SAJA

*JALANI SAJA*

Jalani hidup ini dengan penuh harapan, walau hidup tak selalu bahagia.
Berilah senyuman, walau hati tak lagi mampu untuk bertahan.
Belajarlah memaafkan, walau dirimu sudah sangat terluka…

Dalam hidup ini, kadang apa yang engkau rencanakan berjalan tidak seperti apa yang kau harapkan.
Kehidupan mengajarkan bagaimana engkau membuat semua kejadian menjadi kebaikan, bukan kesedihan.
Saat tekanan datang, katakan dalam hatimu, “setelah ini, aku bisa lebih baik lagi…”

Anggaplah Setiap masalah dalam hidup ini se-mata-mata untuk membentukmu menjadi lebih tangguh dan bijaksana…
Berani mati tidaklah luar biasa, namun berani tetap hidup pada saat menderita dan tidak memiliki apa-apa lagi, itu barulah luar biasa!.
Hidup itu indah, masih banyak lagi hal luar biasa yang belum engkau temukan…

Jangan memandang rendah dan remeh orang lain hanya karena ia tak lebih pintar, tak lebih kaya, tak lebih beruntung dan tak mempunyai kedudukan baik seperti engkau…
Kadangkala, batubara yang legam terlihat lebih berkilau dibanding dengan permata yang mahal.

IRI

IRI 

Rumput dihalaman tetangga lebih hijau. Ketika melihat orang sukses kita selalu berkata, betapa enaknya ya hidup mereka sekarang, punya banyak uang berlimpah, aset yang banyak, hidup yang serba kecukupan.

Kita mudah memakai hukum pembanding, akibatnya bukan rasa bersyukur yang diharap, tapi bisa jadi rasa iri yang menyelinap di hati.

Kerap kita hanya melihat saat orang ada di puncak, tapi tak pernah tau kapan mereka mulai merayap dan merangkak. Orang mudah melihat senyum yang lepas tanpa melihat air mata dan keringat yang diperas.

Kita menginginkan keberhasilan orang tapi kita tak berani bayar harganya “Jika Anda hanya ingin sukses tapi malas dan mudah menyerah. lebih baik jangan bermimpi ! ”

*So, BERMIMPILAH UNTUK SUKSES TERTINGGI & BANGUN !*

*KITA AKAN MENJADI SEPERTI APA YANG KITA MIMPIKAN*

Mari kita isi hidup ini berfungsi dan memfungsikan yg positif sekitar diri.
Libatkan Tuhan dalam segalanya, maka Tuhan akan memberikan terbaik di dunia dan akherat.

ANAK JALANAN

ANAK JALANAN

Biasanya minggu pagi bersama anak saya Ufa Olah raga jalan santai ngitari alun-alun Banjarnegara setelah capai dilanjut makan pagi di sekitaran wisata kuliner melihat kerumunan anak-anak umur sekitar belasan tahun, laki-laki dan perempuan yang biasa kita temukan nongkrong dan tidur di emper toko atau bangunan kosong bersama-sama dengan kehidupan bebas. Bermodalkan gitar kecil/gitar kencrung, satu gitar kencrung yang menemani bisa 3 sampai 5 anak untuk ngamen ke suatu tempat untuk menghasilkan beberapa koin uang. Hasilnya untuk makan dan lain-lain.

Anak jalanan memiliki konotasi yang negatif, namun pada dasarnya dapat juga diartikan sebagai anak-anak yang bekerja dijalanan yang bukan hanya sekedar bekerja di sela-sela waktu luang untuk mendapatkan penghasilan, melainkan anak yang karena pekerjaannya maka mereka tidak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik secara jasmani, rohani dan intelektualnya, nilai pendidikan dan kasih sayang semakin menurun. Anak dimotivasi untuk bekerja dan menghasilkan uang.

Kemiskinan bukanlah satu-satunya factor penyebab timbulnya masalah anak jalanan. Dengan demikian, adanya sementara anggapan bahwa masalah anak jalanan akan hilang dengan sendirinya bila permasalahan kemiskinan ini telah dapat diatasi, merupakan pandangan keliru.

Masalah anak jalanan adalah masalah yang sangat kompleks yang menjadi masalah kita bersama. Masalah ini tidak dapat ditangani hanya oleh satu pihak saja melainkan harus ditangani bersama-sama oleh berbagai pihak yang perduli permasalahan ini juga dapat diatasi dengan suatu program yang komprehensi dan tidak akan dapat tertangani secara efektif bila dilaksanakan secara persial. Dengan demikian kerja sama antara berbagai pihak, pemerintah, LSM, masa media mutlak diperlukan.

TEMAN SEJATI

TEMAN SEJATI

Sahabat sejati itu adalah makhluk yang langka. Ketika kita suka dan jaya, banyak orang yang mau mendekati dan menemani, tetapi ketika kita jatuh dalam kehinaan, sangat sedikit bahkan tidak ada orang yang mau mengenal kita. Apalagi di dunia politik, kawan dan lawan itu tergantung kepentingan. Jangan terlalu berharap ada sahabat yang selalu setia dalam suka dan duka di dunia semacam itu.

Dalam keadaan demikian, pada umumnya orang akan kembali kepada lingkaran kecil dan dekat dalam hidupnya, yaitu keluarganya.

Ia perlu mendapat nasihat dari suami atau isterinya, saudara-saudaranya atau bahkan anak-anaknya. Jika hubungan dalam keluarga itu harmonis, nasihat mereka akan cenderung didengarkan. Bagaimanapun, ada kepercayaan yang lebih tinggi terhadap keluarga dibanding orang luar.

Namun, pada akhirnya, manusia perlu menasihati dirinya sendiri. Dia tak bisa hanya tergantung pada yang dituakan, guru, ulama, atasan, bawahan, yang muda, sahabat yang setara atau keluargannya.

Dia perlu menasihati dirinya sendiri dengan membaca buku-buku yang mengandung hikmat, mendengarkan ceramah atau menonton film. Dia perlu merenung, introspeksi, menghitung baik-buruk diri sendiri.

Alhasil, setiap kita perlu petunjuk dan peringatan dalam hidup. Kita perlu nasihat agar tidak tersesat. Nasihat yang paling diperlukan, kata kitab suci adalah tentang kesabaran dan kebenaran.

Kini kesabaran makin diperlukan untuk menghadapi budaya instan dan ujaran kebencian. Begitu pula, kebenaran sejati sangat penting untuk menghadapi serbuan pencitraan, berita bohong dan fitnah era pasca-kebenaran.

ORANG KANTORAN

ORANG KANTORAN

"Yah, Ayah tuh kerjanya di mana sih? Ayah punya kantor enggak?" Dulu jamannya masih di Kotabaru Kalimantan Selatan, sambil rebahan santai, anak saya Ufa bertanya yang waktu itu masih umur 5 tahun masih TK. Tawa saya meledak keras. Tapi sejurus kemudian saya terdiam, dan kembali merasa diingatkan tentang "contoh yang bisa diimitasi" itu tadi.

Aktivitas utama saya Siaran Radio, cari berita, EO (Even Organizer), ngurusin mahasiswa ULAM  dan proyek pemerintah PNPM. Biasa berangkat pagi sambil nganter anak sekolah siangnya njemput anak, atau malam hari saat semua sudah tidur saya masih dijalanan. Itu pun tidak setiap hari saya menulis. Kalau sedang di luar, tak jarang saya menulis hanya dengan HP.

Saya merasa semua ini baik-baik saja. Toh beberapa kali anak saya juga saya pameri foto-foto saat saya sedang mengisi materi di seminar dan pelatihan, juga beberapa lainnya. Namun ternyata masih saja muncul pertanyaan itu. "Bapak kerjanya di mana? Punya kantor enggak?"

Sangat mungkin dia mendapat referensi dari teman-temannya. Barangkali ada teman sekolahnya bercerita bahwa ayahnya bekerja di kantor yang gede, atau ketemu cuma seminggu sekali karena si ayah berkantor di luar kota. Adapun anak saya bingung saat harus bercerita tentang bapaknya. Maka, "Bapak punya kantor enggak?"

Anak saya butuh contoh untuk diimitasi. Meski tidak secara langsung melihat bagaimana saya bekerja, setidaknya mereka akan bisa bercerita kepada teman-teman mereka, "Bapakku kantornya kadang-kadang di luar kota. Dan dia kalau pergi lama."

Adapun tentang kenyataan bahwa di tiap kota bapak mereka hanya bekerja dua hari, sedangkan lima hari sisanya cuma untuk jalan-jalan, ah, tolong soal itu janganlah terlalu dibesar-besarkan.