Friday 5 June 2015

KARENA DIANGGAP BIASA

KARENA DIANGGAP BIASA

     PERISTIWA mengenaskan sekaligus memprihatinkan menimpa moda trasportasi laut di Kotabaru Kalsel. Puluhan orang ditemukan tewas terjebak dalam kapal, sedang puluhan lainya dinyatakan hilang di perairan Tanjung Dewa, saat melakukan perjalanan dari Kotabaru ke desa Geronggang. Ekstremnya cuaca di laut menjadi kambing hitam penybab musibah tersebut. Betulkah alam sedemikian menjadi ancaman ? Jawabannya tidak serta merta harus menyalahkan alam yang memang sulit diprediksi. Tapi berdasarkan catatan manifes kapal, terlihat jelas kalau penyebab kecelakaan tidak hanya oleh cuaca ekstrem. Di manifes kapal dinnyatakan jumlah penumpang sebanyak 22 orang, tapi dari laporan sedikitnya 105 orang mengisi kapal yang penuh barang dagangan tersebut.
     Jumlah penumpang yang tidak sesui dengan manifes kapal tentu menjadi pertanyaan tersendiri. Bagaimana pengelola trasportasi di Pelabuhan Panjanf Kotabaru saat ini. Apa sebelum belayar pengelola pelabuhan sudah memeriksa kapal yang akan berangkat. Belum lagi peralatan keselamatan di kapal yang menjadi utama sebelum satu unit alat trasportasi dinyatakan layak untuk dipergunakan. Misalnya, apakah pelampung di kapal cukup bagi jumlah penumpang yang akan diangkut ?. Selain alat bantu keselamatan, faktor belum pernah terjadi musibah kapal barang dan penumpang di tanjung dewa, membuat nahkoda kapal, pengawas pelabuhan serta pihak terkait, menjadi lengah. Mereka menganggap biasa mengangkut barang dan penumpang melebihi kapasitas, Juga manifes kapal tidak sesuai yang dilaporkan, bisa jadi sudah berlangsung lama dan dianggap biasa, akibatnya, semua dibiarkan.
     Kalau musibah terjadi dan menelan korban, bisa dilihat masing-masing bakal saling menyalahkan. Lebih mudah mungkin menyalahkan kondisi alam yang tidak bersahabat. Padahal, cuaca ekstrem yang muncul malah membuat semua pihak terkait menjadi lebih waspada dan memperketat pengawasan. Kalau jumlah barang dan penumpang melebihi kapasitas semestinya dan harus menghadapai cuaca ekstrem, apa yang bisa menjamin musibah tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar.
     Saat kondisi standar, jumlah barang dan penumpang sesuai kapasitas kapal, menghadapi cuaca ekstrem di laut sudah harus melalui pertimbangan matang sebelum memutuskan dilakukan pelayaran. Proses pembiaran dan menganggap proses pelanggaran tersebut sebuah hal rutin, memang saatnya dihentikan. Prosedur keselamatan angkutan standar di negeri ini jangan pernah dianggap remeh. Jangan sampai saat terjadi musibah baru masing-masing menyayangkan telah terjadi pelanggaran. Padahal kalau prosedur diterapkan sebagaimana mestinya, kerugian bisa ditekan seminimal mungkin.
     Tindakan pembiaran tidak hanya terjadi pada prosedur keselamatan. Hampir semua sisi kehidupan di Indonesia, khususnya di Kalsel, terjadi yang paling baru tentu saja antrean bahan bakar minyak di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Saat keberadaan bahan bakar masih normal, orang biasa saja melihat pelangsir datang membawa jeriken dan ikut antre mengisi BBM. Padahal secara prosedural hal tersebut telah lama dilarang Pertamina. Tapi saat BBM mulai sulit diperoleh dan antrean panjang terjadi, baru pemilik kendaraan bermotor protes keberadaan pelangsir yang membawa jeriken. Padahal, kalau sejak awal pelangsir tersebut tidak dibiarkan, tentu mereka pun tak akan ikut mengantre. Kenapa sejak awal keberadaan mereka dianggap biasa ?
Kapa ЧªⁿG Tenggelam..Kapa ЧªⁿG Tenggelam..

BERKISAH RINDU

BERKISAH RINDU

Rinduku....
Pada anyaman tikar tengah malammu
pada gemelinting suara gelas kopimu
pada redup cahaya lampu minyakmu
pada gemericik air hujan di atap rumbiamu

Rinduku....
pada dindingmu yang sebagaian tak berpaku
pada senyum sayu kursi-kursi rotanmu
pada baju-bajumu yang bergantung lesu
pada selimutmu yang bermotif bunga sepatu

FAKULTAS PERTANIAN TETAP JADI PILIHAN

FAKULTAS PERTANIAN TETAP JADI PILIHAN

PERTANIAN, kenyataan bahwa terjadi penurunan minat lulusan SMA melanjutkan studi ke Fakultas Pertanian memang terasa dalam beberapa tahun ini. Padahal di era 80 an, Fakultas Pertanian menjadi idola. Kalau saat ini dikatakan memasuki kriteria kritis sepertinya sangatlah berlebihan.
Klarifikasi berdasarkan objektifitas yang ada dan bagaimana peran penting Pertanian masa kini dan masa yang akan datang perlu digambarkan kepada masyarakat agar Rakultas Pertanian tetap jadi pilihan.
Tidaklah keliru berita2 yang ada bahwa mahasiswa baru Fakultas Pertanian pada tahun2 ini hanya hitungan jari. walau tdk memenuhi standar ideal.
Mgkn dengan penggabungan beberapa program studi menjadi program studi baru bernama Agroekoteknologi bukanlah semata-mata untuk menyiasati kurangnya minat mahasiswa pada program studi lama, tetapi lebih pada menjawab tantangan masa depan. Sarjana Pertanian harus dibekali ilmu tentang petanian yang lebih umum secara menyeluruh agar bisa terjun langsung ke masyarakat.
Sedangkan untuk memperdalam pada aspek yang lebih khusus, dipersilahkan melanjutkan pada jenjang pendidikan S2 HPT, budidaya petanian, ilmu tanah atau yang lainnya.
Kurangnya berita yang tepat tentang Fakultas Pertanian tentungya tidak bisa dibiarkan karena akan berdampak luas terhadap makin berkurangnya minat orang tua dan siswa untuk memasuki Fakultas Pertanian. Padahal, tantangan kita sebagai negar agraris, dimana bertani adalah sebagai mata pencaharian utama masyarakat, perlu terus dikembangkan oleh tenaga terampil yang dicetak lewat pendidikan di perguruan tinggi (Fakultas Pertanian).
Menurunnya minat siswa memasuki Fakultas Pertanian tentunya berkaitan erat dengan makin berkurangnya perhatian pemerintah pada bidang pertanian. Hal itu berdampak langsung terhadap berkurangnya penyerapan alumni Fakultas Pertanian di berbagai bidang pengabdian, disamping sebagai PNS tetapi menjadi harapan besar setiap alumni dan orantua siswa.
Berkurangnya perhatian pada bidang pertanian, karena pemerintah terlena dengan kekayaan sumber daya alam berupa batu bara dan minyak bumi. Tapi sadarkah kita semua bahwa batu bara dan minyak bumi adalah sumber alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga suatu saat akan habis. apabila saat ini pertanian luput dari perhatian, maka suatu saat kita akan kelaparan.
Kedepan perlu dibuktikan bahwa alumni Fakultas Pertanian mampu mandiri, bukan hanya berharap pada lapangan kerja yang sudah ada sebagai PNS tapi mampu menciptakan lapangan kerja baru dengan bekal keahlian yang dimilikinya.
Coba bayangkan pada 10-20 tahun kedepan bila terjadi kelangkaan makanan. impor pangan saat ini masih memungkinkan, tapi nantinya akan sulit karena masing-masing untuk memenuhi kebutuhan negaranya.
Bisakah anda bayangkan bila kelaparan terjadi akibat makanan yang tak terbeli, maka kerusuhan akan terjadi. asumsi akan terjadi kerawanan pangan sudah didepan mata , pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pangan.
Sudah saatnya masalah pertanian bukan hanya jadi pembicaraan hangat menjelang pemilukada untuk menarik simpati masyarakat namun setelah terpilih melupakan begitu saja.
Yang lebih ironis, kabupaten yang bertekad jadi lumbung pangan nasional belum tampak juga perhatiannya untuk pengembangan pertanian masa depan.
Di sinilah perlunya kesadaran semua pihak bahwa pertanian menjadi pilihan utama untuk terus dikembangkan oleh tenaga terampil alumni Fakultas Pertanian agar kemandirian pangan tetap terjaga secara lestari. pangan masa depan sangat tergantung pada kepedulian dari generasi sekarang.............
pasar terapung Banjarmasin

Memaknai Hari Ibu

Memaknai Hari Ibu

     Hari ini, Kaum Hawa di Tanah Air mendapatkan perlakuan istimewa. Sebab, 22 Desember setiap tahun diperingati sebagai Hari Ibu. Sudahkah tertebus pengorbanan seorang ibu, ketika diberikan hari istimewa ? Bagaiman menempatkan dan menghormati 'guru pertama' bagi anak manusia tersebut ?
     Hari Ibu bermula dari Kongres Perempuan Indonesia (KPI) I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres ini dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota jawa dan sumatera. satu dianta hasilnya, membentuk Kongres Perempuan yang kemudian dikenal sebagai Kongres Wanit Indonesia (Kowani).
     Pada tahun 1959, Presiden Republik Indonesia Soekarno menetapkan 22 Desember sebagai hari Ibu melalui Dekrit Presiden nomor 316 tahun 1959 . sejak itu, Hari ibu dirayakan setiap tahun. Namun berbeda dengan mother's day di negar barat, yang menitikberatkan penghargaan terhadap prestasi domestik kaum perempuan.
     Dengan demikian, Hari ibu ala barat yang diperu\ingati di negeri asalnya lebih dominan memanjakan ibu/istri selama sehari penuh. itu boleh-boleh saja dilakukan. tetapi bangsa indonesia patut juga menggali makna Hari Ibu, yang penuh perjuangan bagi kemerdekaan bangsa Indonesia.
     Bermula dari sejarah Kongres Pemuda 28 Oktober 1928, kaum perempuan terpanggil untuk ikut serta dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. di era tersebut, banyak perempuanmenjadi korban kawin paksa. Buruh perempuan diupah murah, perdagangan perempuan dan sedikit sekali perempuan yang berpendidikan.
     Hal itulah antara lain yang menjadi inspirasi, sehingga sebagian perempuan Indonesia terpanggil untuk memperjuangkan nasib kaum mereka. makna Hari Ibu sebenarnyasangat dalam. tidakcukup dengan menghormati prestasi dan peran domestikmereka, tapi yang diserukan prestasi mendidik generasi.
     Berdasarkan sejarah, sungguh menajubkan perjuabfab kaum perempuan. Merdeka berpikir untuk mengenyam pendidikan yang samadengan kaum lelaki. Merdeka berbuat agar tidak menjadi objek di rumah tangga. Merdeka berkarya sehingga bukan sebagai buruh yang diupah , dan ingin kemerdekaan lainnya.
     Di era perjuangan dan awal kemerdekaan, pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang mahal dan mewah bagi perempuan. kini saatnya, kesempatan menimba ilmu terbuka lebar bagi kaum perempuan. sungguh ironi ketika jalan terbentang luas, perempuan di zaman sekarang enggan mengambil kesempaan tersebut.
     Sosok perempuan sekarang, dipandang tidak hanya dalam ruang lingkup kecil yakni rumah tangga. kini, mereka dipandang sebagai sosok yang mampu mengubah nasib bangsa. Itulah antara lain yang mendasai semangat Hari Ibu pada 22 Desember. bukan hanya menjadi Ibu bagi anak-anaknya, tapi menjadi ibu bagi bangsa ini.
     Semangat mewujudkan perempuan sebagai ibu bagi bangsa ini, juga muncul dari kumpulanperempuan yang tidak sama dengan perempuan zaman dulu sehingga bisa terbentuk kekuatan sebagai penentu perubahan bangsa. buktinya. kaum Ibu tidak mudah pasrah pada keadaan.
     Mereka selalu berusaha meninggalkan ketertinggalan dari kaum lelaki, baik di dunia pendidikan, tenaga kerja profesional, maupun wirausaha mandiri. juga bermitra dengan suami di rumah tangga dan sosialisasi terhadap sesama kaum Ibu. Minimal, mereka menjadi pahlawan bagi keluarganya.
     Dengan demikian, tidak ada alasan untuk tidak berkhidmat terhadap kaum Ibu setelah menelisik peran mereka yang demikian penting. Apalagi peran utama tadi, sebagai pengusaha dan guru pertama bagi semua anak manusia. maka, tidaklah cukup hanya memberi keistimewaan di Hari Ibu 22 Desember kepada mereka.
sory temen..............direbutkan ama perempuan ronde.........wkkkk..........sory temen..............direbutkan ama perempuan ronde.........wkkkk..........