Tuesday, 16 October 2018

BELAJAR

BELAJAR

Dahulu ada istilah ‘sarjana siap pakai’. Sekarang, gagasan seperti itu semakin sulit diwujudkan jika yang dimaksud adalah, setelah tamat dari Perguruan Tinggi, alumni tanpa harus belajar lagi, sudah siap dan lihai untuk bekerja di bidangnya. Hal ini sulit karena kehidupan kita mengalami perubahan yang sangat cepat, yang disebut ‘disrupsi’, yakni perubahan yang membuat kita tidak bisa menjalani hidup seperti biasa.

Di sini disebutkan 10 kecakapan utama yang diperlukan dunia kerja pada 2020, yaitu mampu memecahkan masalah yang kompleks, mampu mengelola, berpikir kritis, kreatif, bekerjasama, cerdas emosi, memutuskan, melayani, bernegosiasi dan berpikir fleksibel.

Pada 2020, 52 persen lapangan kerja membutuhkan kecakapan berpikir yang fleksibel, kreatif, logis, sensitif dan visual. Pekerja harus mampu menggunakan berbagai hal dengan berbagai cara; mampu menemukan ide-ide cerdas dalam berkegiatan dan memecahkan masalah; mampu membaca kemungkinan masalah ke depan, dan membayangkan yang bakal terjadi ketika sesuatu diatur ulang.

Tuntutan akan kemauan dan kemampuan untuk terus-menerus belajar itu menunjukkan bahwa tugas lembaga pendidikan adalah menanamkan nilai-nilai itu kepada para peserta didik. Teori ‘kuno’ tentang pendidikan seumur hidup ternyata tak pernah usang. Sabda Nabi SAW, “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat” juga terus relevan. Ijazah, nilai, gelar, hanyalah perhentian sementara alias halte.

Alhasil, dunia kerja membutuhkan manusia yang tidak hanya siap pakai, tetapi juga siap belajar, yakni siap berkembang dan mengembangkan diri tiada henti. Kita perlu pekerja-pembelajar.

No comments:

Post a Comment