SANTUN
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang santun, ramah dan saling menghargai seolah luntur tergerus perilaku egois dan fanatisme berlebihan.
Laju perkembangan internet, media sosial, diiringi kecanggihan peralatan komunikasi pintar (smart phone) dalam satu dekade terakhir harus diakui membawa perubahan dan dampak yang kompleks berpotensi melunturkan nilai-nilai luhur karakter bangsa ini.
Kebebasan berekpresi di dunia maya medsos menggerus budaya santun dan saling menghargai . Pengguna dunia maya pun menjadikan media sosial, bak rimba raya tak berhukum, tanpa moral dan etika, di mana setiap orang bebas melakukan atau tepatnya mengatakan apa saja kepada orang lain.
Proses hukum berbagai kasus penghinaan di media sosial melalui perangkat aturan yang keras produk pemerintah sepertinya tak mampu memerangi persoalan itu. Orang tetap saja beringas di media sosial.
Komitmen bahwa bangsa ini terlahir karena dirajut atas dasar perbedaan, makin luntur. Akibat beda pandangan politik, termasuk para elite, kita cenderung abai akan kewajiban merawat bangsa ini dalam sebuah ikatan besar yang telah disepakati.
Berbagai insiden yang terjadi di Tanah Air, dalam dekat ini ada kampanye Capres dan Caleg sudah terjadi gesekan, termasuk pengeroyokan pendukung Persija, oleh pendukung Persib, sedikit banyak ada efek dari media sosial. Perang yang terjadi di media sosial akan mudah tersulut menjadi perang terbuka ketika kedua kelompok bertemu fisik secara langsung.
Tentu persoalan seperti ini tak bisa dibiarkan terus terjadi. Kita harus secepatnya mengembalikan budaya sopan santun yang telah dirajut nenek moyang sejak dulu. Perlu gerakan dan kemauan bersama menjadikan media sosial sebagai tempat bersilaturahmi berbagi ilmu pengetahuan, bukan tempat saling hujat dan caci maki.
No comments:
Post a Comment