Thursday 27 August 2020

SIAP BOS

SIAP BOS

Sebenarnya, berambisi untuk menduduki suatu jabatan itu boleh-boleh saja. Mendapatkan kehormatan, fasilitas dan uang karena jabatan, selama sesuai antara hak dan kewajiban, juga tidak masalah.

Semua ini lumrah dan wajar. Yang dikhawatirkan adalah, orang hanya melihat enaknya, tetapi lupa beban dan tanggungjawabnya. Padahal, seringkali beban jabatan jauh lebih berat dibanding fasilitas yang diterima.

Karena itu, seseorang baru layak diangkat menjadi pejabat jika dia memiliki kemampuan melaksanakan tugas yang akan diembannya. Kemampuan itu dinilai oleh orang yang memilih/mengangkatnya.

Namun, kita juga bisa menilai diri sendiri. Apakah aku layak dan mampu untuk jabatan itu? Jangan- jangan, nafsu besar, tenaga kurang. Penilaian terhadap diri sendiri ini dapat meredakan ambisi yang menggebu-gebu.

Selain mampu, idealnya seorang pejabat harus jujur. Orang yang mampu, pintar dan cakap, tentu bisa diandalkan untuk melaksanakan tugas. Tetapi jika dia tidak memiliki kejujuran, dia akan menggunakan kepintaran dan kecakapannya itu untuk kejahatan.

Sebaliknya, orang yang jujur tetapi tidak cakap, tidak akan bisa bekerja dengan baik dan efektif. Dia shâlih (baik) tetapi tidak mushlih (memperbaiki).

Tuntutan lain terhadap pejabat adalah kesediaan bekerjasama dengan atasan, sesama dan bawahan.

Bagaimanapun, seorang pemimpin akan mengutamakan orang yang mau bekerjasama dengannya. Jangan sampai ibarat ungkapan : diajak naik sampan sama-sama malah menggoyang, tetapi ketika ditinggal melempari. Orang begini berbahaya.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment