KORBAN
Dalam hidup, kita mencintai banyak hal, mungkin harta, isteri, suami, anak, jabatan, ketenaran, kesenangan dan lain-lain. Tak jarang, karena cinta yang buta, kita akhirnya mengalah tunduk kepada yang dicinta, meskipun harus melawan perintah Allah atau melanggar larangan-Nya.
Allah tentu tidak memerlukan ketaatan manusia. Dia memerintah dan melarang untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia itu sendiri. Perintah dan larangan adalah kerangka hukum moral, yakni baik dan buruk, pahala dan dosa. Nilai-nilai moral itu tidak terlihat, tetapi akibat yang ditimbulkannya atas hidup manusia sangat jelas. Kebaikan akan berbuah kebahagiaan, dan keburukan akan berbuah penderitaan.
Tak jarang dalam hidup ini, kita ditimpa musibah yang tak diduga-duga. Seringkali pula kita menyaksikan orang baik dan jujur yang difitnah, ditipu dan disingkirkan oleh para penjilat. Namun akhirnya, kemenangan akan diraih oleh yang sabar dan setia pada kebenaran.
Tidak sedikit warga kita yang masih jarang memakan daging karena harganya yang cukup mahal. Karena itu, daging kurban dibagikan kepada fakir miskin dan orang-orang yang memerlukan. Dalam berbagi, kita mempererat kebersamaan dan kepedulian. Di situlah kita menemukan kasih Tuhan.
Saya kembali teringat masa kecil, saat kami ramai-ramai menonton penyembelihan hewan kurbandi kampung. Kini justru saya yang ditonton anak-anak, karena berperan menguliti dan memotong-motong daging setelah disembelih. Rupanya hidup memang pengulangan-pengulangan, tetapi bukan pengulangan yang persis sama. Kisah Ibrahim dan Ismail tetap sama, tetapi cara kita memaknainya dan melakoninya tidak selalu sama.
Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment