Thursday 27 August 2020

AGAMA

AGAMA

Saya ingat, dalam sebuah pelajaran tematik, anak saya UFA yang waktu masih kelas tempat SD itu pernah berpraktik menanam bibit pohon. Ketika belakangan saya tanya apa saja yang ia pelajari dari aktivitas itu, ia cuma menjawab dengan hal-hal yang terkait ilmu alam, juga tentang semangat hidup bersama. Hidup bersama yang ia maksudkan adalah bagaimana kita manusia hidup berdampingan dengan alam sekitar.

Saat saya tanya apakah dalam aktivitas itu juga dipaparkan hal-hal yang terkait pelajaran Agama, dia seketika tampak bingung. "Lho, apa hubungannya menanam pohon dengan agama, yah?"

Ini memang membutuhkan sinergi antara berbagai mata pelajaran,  antara berbagai sudut pandang. Bahkan praktik menanam pohon pun sangat bisa dijalankan dalam spirit pelaksanaan ajaran agama.

Saya ambil contoh. Dalam poin pelajaran membiasakan diri bersyukur, menanam pohon adalah bentuk syukur kepada Allah karena sudah dikaruniai bumi yang subur. Menanam pohon juga bisa menjadi cara umat manusia untuk mencegah kerusakan di darat dan di laut (nah, soal ini ada ayatnya).

Bahkan, dapat pula diajarkan bahwa menanam pohon merupakan bentuk konkret amal sedekah. Pohon memproduksi oksigen, kalau ia tumbuh besar orang-orang yang lewat di bawahnya akan menghirup oksigen darinya, dan karenanya si penanam telah bersedekah oksigen. Menarik, bukan?

Gambaran bersedekah pun tak pernah keluar dari konsep uang, yaitu dengan cara memberikan uang bagi fakir miskin dan anak yatim. Belum pernah saya mendengar sinergi pelajaran ilmu alam dan agama, sehingga nyaris tak ada yang sadar bahwa oksigen yang sangat mahal itu pun sangat bisa disedekahkan

Silakan saja bila Anda lebih suka membahas isu-isu pemikiran radikal. Tapi saya sendiri lebih ingin membayangkan bahwa pendidikan agama dapat dijalankan secara kolaboratif antar-agama.

Http://sigitharjonoufa.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment