ORANG KANTORAN
"Yah, Ayah tuh kerjanya di mana sih? Ayah punya kantor enggak?" Dulu jamannya masih di Kotabaru Kalimantan Selatan, sambil rebahan santai, anak saya Ufa bertanya yang waktu itu masih umur 5 tahun masih TK. Tawa saya meledak keras. Tapi sejurus kemudian saya terdiam, dan kembali merasa diingatkan tentang "contoh yang bisa diimitasi" itu tadi.
Aktivitas utama saya Siaran Radio, cari berita, EO (Even Organizer), ngurusin mahasiswa ULAM dan proyek pemerintah PNPM. Biasa berangkat pagi sambil nganter anak sekolah siangnya njemput anak, atau malam hari saat semua sudah tidur saya masih dijalanan. Itu pun tidak setiap hari saya menulis. Kalau sedang di luar, tak jarang saya menulis hanya dengan HP.
Saya merasa semua ini baik-baik saja. Toh beberapa kali anak saya juga saya pameri foto-foto saat saya sedang mengisi materi di seminar dan pelatihan, juga beberapa lainnya. Namun ternyata masih saja muncul pertanyaan itu. "Bapak kerjanya di mana? Punya kantor enggak?"
Sangat mungkin dia mendapat referensi dari teman-temannya. Barangkali ada teman sekolahnya bercerita bahwa ayahnya bekerja di kantor yang gede, atau ketemu cuma seminggu sekali karena si ayah berkantor di luar kota. Adapun anak saya bingung saat harus bercerita tentang bapaknya. Maka, "Bapak punya kantor enggak?"
Anak saya butuh contoh untuk diimitasi. Meski tidak secara langsung melihat bagaimana saya bekerja, setidaknya mereka akan bisa bercerita kepada teman-teman mereka, "Bapakku kantornya kadang-kadang di luar kota. Dan dia kalau pergi lama."
Adapun tentang kenyataan bahwa di tiap kota bapak mereka hanya bekerja dua hari, sedangkan lima hari sisanya cuma untuk jalan-jalan, ah, tolong soal itu janganlah terlalu dibesar-besarkan.
No comments:
Post a Comment