Tuesday, 25 August 2020

CORONA

CORONA

Virus Corona (Covid-19) terus merajalela. Ia memangsa siapa saja, dari orang biasa, pemain sepakbola, hingga pejabat tinggi negara. Seluruh dunia waspada dan berjaga-jaga, meningkatkan pertahanan dan menghindari serangan dari musuh yang sakti mandraguna. Orang takut pada Corona karena ia laksana hantu yang melihat kita, tetapi kita tak dapat melihatnya dengan mata kepala.

Berawal dari Wuhan, Tiongkok, kini 136 negara sudah terkena sehingga pada 11 Maret 2020 lalu WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menyatakan Covid-19 sebagai pandemik, yakni wabah yang tersebar ke hampir seluruh wilayah dunia.

Covid-19 telah menimbulkan rentetan akibat yang berlipat-lipat dari sudut ekonomi, sosial, politik, budaya hingga agama.

Kini Covid-19 memaksa kita untuk keluar dari berbagai kebiasaan. Kita biasa bersalaman ketika bertemu teman, tamu, orangtua, sesama jemaah di tempat ibadah dan seterusnya. Kita terbiasa kumpul-kumpul dalam jumlah banyak di berbagai kegiatan seperti olahraga, hiburan, seminar, konferensi hingga ibadah. Kita terbiasa belajar di kelas, bertatap muka dengan guru/dosen. Kita jarang mencuci tangan dengan sabun.

Demikianlah, Corona mengingatkan sesuatu dengan membangkitkan lawannya. Corona mengajarkan kebersamaan dengan memaksa kita sendirian. Corona memaksa kita menghargai kesehatan dengan menghadirkan penyakit. Corona menyadarkan kita akan nilai kehidupan dengan menebar kematian. Corona, virus kecil yang menyadarkan manusia akan kelemahan dirinya yang sering merasa kuat.

Boleh jadi, Corona adalah sarana pendidikan karakter kita?

No comments:

Post a Comment